19.Makanan

829 66 1
                                    

Hari Minggu adalah surganya anak sekolah selain jam kosong. Mungkin karena di hari Minggu mereka bisa bermain game sepuasnya hingga bergadang, dan bangun tidur bisa lebih siang. Menyenangkan memang.

Tapi tidak untuk Sagam, malam ini Sagam tidak tertidur sama sekali. Dengan Susana kamar yang gelap gulita Sagam duduk di atas lantai, tatapannya yang kosong menatap ke depan padahal di depan Sagam itu tidak ada apa-apa.

Sagam memang diam tidak bersuara, dia bukan robot ataupun malaikat yang hidup di bumi, dia hanya manusia biasa yang kapan saja bisa mati jika Tuhan sudah berkehendak.

Mungkin orang di luaran sana mengira jika kehidupan Sagam itu normal seperti mereka, bahagia, punya masalah yang bisa di selesaikan dalam satu Minggu tapi tidak untuk Sagam. Masalah yang Sagam hadapi begitu berat dan rumit, setiap hari, setiap waktu bahkan di manapun Sagam berada isi otaknya seperti terus berputar memikirkan bagaimana caranya supaya Sagam bisa keluar dari masalahnya, Sagam sudah kehabisan cara supaya masalahnya ini cepat selesai sebelum usianya usai.

Ozie dan Shaka memang anak baik, mereka sahabat sejati Sagam, mereka tulus sekali berteman dengan Sagam yang cacat, tapi Sagam juga tidak bisa terus menerus menceritakan semua masalah yang ada di hidupnya kepada mereka karena bagaimanapun juga mereka memiliki masalah pribadi dan yang paling utama Sagam juga butuh privasi. Hanya dua puluh persen yang mereka ketahui tentang Sagam. Bukan karena Sagam tidak menghargai mereka sebagai sahabat atau munafik tapi Sagam memang butuh privasi dan privasi itu yang wajib keluarganya ketahui, bukan sahabatnya.

Semua orang pasti punya rumahnya masing-masing, entah itu keluarga, orang tua, kakak, Adek, pacar dan sahabat, tapi berbeda degan Sagam, Sagam itu seperti manusia yang terombang-ambing tidak memiliki tujuan hidup dan rumah untuk tempat dirinya bersandar sebentar. Karena bagaimana Sagam bisa menjadikan seseorang rumah jika sifatnya saja berubah-ubah.

Jika boleh jujur dari kecil Sagam ingin sekali berdiri di atas tumpuan kakinya sendiri, berjalan mencapai tujuan yang selama ini dia impikan. Tapi keinginannya itu sudah hancur sejak dulu, meskipun Sagam terus mencoba dan mencoba hingga rasa lelah yang tersisa, nyatanya sampai sekarang Sagam TIDAK bisa berdiri  di atas tumpuan kakinya sendiri TIDAK bisa berjalan mencapai tujuan dan impiannya, Sagam membutuhkan seseorang untuk membimbing Sagam berdiri dan berjalan.

Tapi siapa? Siapa yang bisa membantu Sagam, ibaratnya Ozie dan Shaka itu hanya mengantarkan Sagam ke depan rumah itu tapi mereka tidak mengantarkan Sagam hingga Sagam masuk ke rumahnya.

Ini bukan tentang rumah yang statis, tapi ini tentang manusia yang dinamis, tentang hati seseorang yang sudah hancur berantakan dipaksa untuk sempurna kembali.
_________

"Mamah sebelum besok Sagan olimpiade boleh gak hari ini kita makan di luar, sama papah juga?" Ucap Sagan kepada Ina yang tengah memasak sarapan untuk mereka sarapan bersama.

"Tapi mamah udah masak Sagan, sayang kalo gak di makan," ucap Ina.

"Yah mamah sih kenapa gak nanya dulu sama Sagan kan jadi gak jadi makan di luarnya," ucap Sagan dengan nada kesal.

"Mamah minta maaf ya, kita makan di luar besok aja setelah kamu olimpiade sekalian ngerayain kemenangan kamu."

"Ada apa nih? Mah sarapannya udah jadi belum?" Tanya Baim.

"Udah jadi, cumaaan Sagan pengen makan di luar," ucap Ina, wajahnya yang kecewa sangat kentara sekali.

"Ya udah kita makan di luar saja, sekalian kita piknik, sana kamu siap-siap dulu," ucap Baim, Sagan tentu saja bahagia ketika Baim mengabulkan keinginannya.

"Mas yakin? Aku udah masak banyak loh," ujar Ina.

"Udah kamu buang aja gak papa, ini juga kan demi Sagan, biar dia semangat olimpiade nya, kalo keinginannya gak di kabulin besok olimpiade nya jadi kalah karena kepikiran terus gimana?" Baim mengelus rambut Ina dengan lembut.

"Ya udah mas ke kamar duluan," Baim pergi meninggalkan Ina lebih dulu dari dapur.

"Sayang banget kalo di buang, semuanya masih panas lagi,"

Ina nampak tidak terima jika makanan buatannya itu harus di buang begitu saja sebelum di cicipi. Tapi Ina juga tidak mau mengambil resiko jika nantinya Baim memarahinya.

Ina mengambil piring yang berisi makanan dia berjalan ke arah tong sampah, tapi sebelum makanan itu masuk ke dalam tong sampah, Ina melihat ada buku dan bolpoin yang tergeletak di sana, dia nampak berfikir sebentar dan kembali menyimpan piring itu di posisi semula. Mengambil alat tulis yang di lihatnya tadi dan menuliskan sesuatu.

Setelah selesai menyimpan kertas itu di tempat yang aman supaya tidak terlihat oleh suami dan Sagan Ina kembali tersenyum puas.
_________

Sagam keluar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya. Entah Sagam akan melakukan apa di Minggu siang ini dia malah duduk kembali di atas kasurnya dan menundukkan kepala.

Sagam mendongakkan kepalanya ketika mendapatkan notifikasi dari Ozie, dia mengirimkan pesan jika Ozie dan Shaka akan pergi ke suatu tempat dan Sagam wajib ikut bersama mereka.

Setelah siap Sagam berjalan keluar dari kamarnya, namun ketika dia melewati ruang makan dia melihat banyak sekali piring yang tersaji, karena penasaran Sagam berjalan perlahan ke arah meja. Di sana dia menemukan sebuah kertas mengambil lalu membacanya.

Sagam menyimpan asal kertas itu dan duduk di kursi makan mengambil piring yang di isi oleh nasi dan lauk pauk semuanya. Sangking senangnya Sagam sampai tidak sadar jika dia menghabiskan semuanya sendirian. Bagaimana tidak senang Sagam itu sangat suka sekali dengan masakan Ina, apapun yang Ina buat pasti Sagam habiskan tanpa terkecuali, contohnya sekarang meskipun Ozie dan Shaka sudah menelpon Sagam sendari tadi Sagam tidak peduli dia lebih fokus menghabiskan makanannya hingga tandas.

Setelah habis Sagam mengumpulkan semua piring bekasnya dan mencucinya karena itu perintah yang di tulis akan oleh Ina di atas kertas tadi.

Dretttt

"Bjirrr kita udah nungguin dari tadi Lo baru angkat telpon sekarang, keterlaluan banget sih Lo!"

"Cepetan ke sini gue sama si Shaka nungguin Lo,"

Sagam menutup sambungan telponnya secara sepihak, tugas di rumahnya sudah selesai sekarang tinggal berangkat ke tempat Ozie dan Shaka.

____________________________________
Haiii semuanyaaaa

Kalian nungguin cerita ini up gak?

Maaf ya aku lama gak up soalnya aku lagi selesaikan cerita ini sampe end ya biar kalo mau up Gampang gak perlu nulis dulu wkwkw.

Tapi tenang aja aku up nya nyicil ko

Makasih ya udah baca cerita ini jangan lupa VOTE dan KOMEN biar tambah semangat up cerita ininya

PERTAMA DAN TERAKHIR Where stories live. Discover now