[24] Aku menyerah

440 40 7
                                    

>> Happy Reading <<

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

>> Happy Reading <<

"Saya menemukan titik terang mengenai keberadaan Nona muda, Tuan Yildirim."

"Saya berhasil melacak sinyal ponselnya."

Maxime dibuat tak bisa berkata-kata dengan kinerja kerja Aslan yang bukannya bagus malah menurun. Hei! Gitta berada di hotel yang tak jauh dari kediaman mereka berada tapi sampai perlu waktu 3x24 jam untuk menemukannya.

Ya, sinyal ponsel itu menunjukkan bahwa Gitta tengah berada di hotel kelas melati. Entah apa yang Gitta lakukan di sana seorang diri selama berhari-hari lamanya.

Tanpa membuang waktu meski sejujurnya Maxime sudah amat sangat lelah karena ini merupakan jam tidurnya, Maxime bergegas menuju hotel itu bersama Aslan untuk kembali membawa Gitta ke rumah ini dan memberikan kejutan-kejutan ‘manis’ padanya.

Seperti yang sudah pernah ia katakan jika Gitta mati, maka itu harus ditangannya. Dan itu baru akan terjadi setelah ia puas menghancurkannya.

***

"Kayaknya itu ice cream yang gue pesen," celetuk Gitta sembari bangkit dari duduknya bermaksud untuk membuka pintu namun ...

"Biar gue yang buka pintunya." Bara menawarkan diri kemudian melempar bajunya asal kemudian berjalan ke arah pintu untuk membukanya dan ...

Bughh!!

Saking kerasnya pukulan itu membuat Bara terdorong beberapa langkah ke belakang.

Gitta menghampiri Bara dan ia cukup terkejut karena ternyata orang yang melayangkan pukulan telak itu adalah ...

"Max."

Dengan pandangan yang sulit diartikan dan terlihat menakutkan bagi Gitta, Maxime memberikan tatapan tajam padanya dan juga Bara. Maxime terlihat mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar kemudian Maxime tersenyum kecut.

"Bar, lo nggak apa-apa?" tanya Gitta khawatir terhadap Bara.

Dan hal itu membuat emosi dalam dada Maxime semakin menjadi-jadi terlebih setelah melihat kondisi kamar kecil yang hanya memiliki satu kamar tidur, kondisi tubuh Bara yang shirtless dan juga Gitta yang mengenakan dress selutut dan Gitta terlihat mengkhawatirkan Bara.

Sepertinya selama ini Maxime terlalu menganggap remeh bocah laki-laki itu. Buktinya bocah laki-laki itu begitu hebat dalam hal menyembunyikan Gitta dan keduanya berani bermain api dibelakangnya.

Ketika suasana tegang tercipta, abang go*** yang mengantar ice cream untuk Gitta pun datang namun Aslan yang peka dengan keadaan pun segera mencegah orang itu masuk dan menutup pintunya rapat-rapat agar tak ada yang mendengar segala hal yang nantinya terjadi di dalam sana.

"Tiga hari menghilang ternyata kamu di hotel ini, tidur dengannya dan menghabiskan sepanjang hari dengannya." Bukan pertanyaan melainkan pernyataan. Maxime menunjuk marah ke arah Bara. Ia tidak bodoh. Ia tahu apa yang sudah terjadi antara Bara dan Gitta di kamar ini. Apa namanya jika perempuan dan laki-laki dewasa berada di dalam kamar yang sama jika bukan bercinta? Tidak mungkin juga keduanya hanya bermain ular tangga.

SWEET LIES [COMPLETED]Where stories live. Discover now