1. Tamu agung

48 7 0
                                    

Hembusan angin dingin masuk melalui celah-celah jendela tua perpustakaan, menggoyangkan beberapa lembar kertas di sekitarnya.

Seorang gadis tengah duduk disalahsatu kursi perpustakaan dengan raut wajah datar namun sorot matanya menatap kosong buku yang terbuka itu.

Hatinya penuh dengan ketegangan dan kekhawatiran. Sebentar lagi, dia harus menghadapi pengambilan kuliah terakhir, yang seharusnya menjadi tahap akhir dalam perjuangannya meraih gelar sarjana.

Keterbatasan ekonomi keluarga membuatnya terpaksa harus menghadapi tantangan besar ini. Dia harus mencari uang untuk melunasi tunggakan kuliahnya jika ingin melanjutkan studi. Tapi bagaimana caranya?

Ayesha Zahra Mirza atau kerap disapa Ayes. Dia adalah seorang gadis muda yang penuh dengan tekad dan semangat. Memiliki rambut cokelat gelap yang panjang dengan mata cokelat yang tajam.

Wajahnya mengungkapkan ketegasan sekaligus kelembutan dalam menghadapi tantangan hidup. Ayes adalah seorang mahasiswa semester akhir yang cerdas dan rajin.

Keterbatasan ekonomi keluarganya telah memberikan beban besar kepadanya, dan dia sering merasa tertekan oleh tekanan untuk melunasi tunggakan kuliahnya.

Dia adalah individu yang mandiri dan penuh tekad, tetapi juga memiliki keraguan dan ketidakpastian tentang masa depannya.

Helaan nafas terdengar begitu berat, sesekali dia menatap layar ponselnya yang menunjukkan saldo bank yang hampir nol. Berharap ada keajaiban seseorang salah mengirimkan saldo ke rekening miliknya.

'Dua digit aja Ya Allah, Ayes ridha' batinnya penuh harap.

Dalam sekejap harapan itu pupus ketika layar ponselnya berdering, rupanya sang ibu menelpon.

"Assalamu'alaikum.." ujar diseberang sana

"Wa'alaikumussalam, kenapa bu?" Tanya Ayes

"Ayes.. kamu dimana nak?" Tanya balik sang ibu

"Di perpustakaan kampus"

"Kalau kuliahnya udah beres, Ayes langsung pulang ya. Kalo bisa sih sekarang" tutur sang ibu membuat Ayes sedikit panik

"Ada apa bu? Semuanya baik-baik aja kan?" Tanya Ayes tidak dapat menutupi kepanikannya.

"Gak ada apa-apa kok, gak perlu yang dikhawatirkan. Ibu cuma mau Ayes pulang aja ke rumah, kapan coba Ayes kesini? Emang Ayes gak rindu ibu apa?" Jelas sang ibu panjang lebar

"Ayes pasti pulang bu, kalo urusan disini udah selesai" jawab Ayes seadanya, matanya menatap jauh ke luar jendela

Tidak ada anak yang tidak merindukan surganya, semua anak juga pasti ingin selalu bersama dengan keluarga namun tuntutan hidup membuat mereka terpisah.

Ayes rindu ibunya, sangat. Lebih dari kata yang bisa ia ungkapkan.

"Kelamaan nak, Ayes bisa pulang sekarang kan? Ibu tau kok kalo Ayes lagi libur semester tapi ibu gak tau alasan kenapa Ayes gak pulang-pulang" imbuh sang ibu membuat Ayes terdiam

"Ayes pulang ya.. ada yang mau ketemu Ayes, dia nungguin kamu disini" tuturnya membuat Ayes penasaran

"Siapa bu?"

"Bu kok disana rame? Ada apa?" Tanya Ayes saat mendengar banyak suara diseberang sana

"Ayes pulang aja dulu kalo gak mau nyesel." Putus sang ibu

"Bapak mana bu?"

"Bu?"

"Halo?"

"Kok dimatiin sih" gerutu Ayes, saat telepon itu dimatikan sebelah pihak.

Skripsi CintaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora