Doa yang terkabul (1)

714 152 6
                                    

Menatap layar hpnya dengan seksama (Y/n) menahan tangis didalam kereta. Dia baru saja selesai membaca novel-novel kesukaannya, sungguh menghabiskan tenaga mental. Menghirup nafas dengan dalam, wanita itu menutup smartphone-nya.

Rasa iri, rasa sedih, rasa marah, rasa senang, semuanya ia rasakan sesaat membaca novel-novel kesukaannya. Kim Dokja dan Han Yoojin sudah membuatnya menangis, (Y/n) sungguh berharap Cale tidak melakukan hal yang sama. Meski faktanya dia sudah menangis beberapa kali.

Namanya Min (Y/n), wanita berusia 20 tahun yang kini baru pulang setelah membeli stok untuk bulan ini. Min (Y/n) sendiri sedang menjalani studi-nya di Korea sebagai mahasiswi pertukaran pelajar. 

Kehidupannya selama di Korea jujur saja membosankan. (Y/n) sendiri sering berjalan-jalan untuk mengunjungi tempat yang tertulis pada novel kesukaannya, mulai dari kuil hingga museum. Semua itu dia kunjungi sendiri.

Novel-novel bacaannya lah yang menjadi hiburan untuk (Y/n). Bisa dibilang wanita itu membagi rasa sakit yang sama dengan tokoh-tokoh novel itu. Tapi tentu, ending dua dari tiga novel favoritnya membuat (Y/n) sakit hati.

Karena itu dia membuat beberapa karakter fanfic untuk membuat ending yang ia inginkan. Meski hanya fanfic, setidaknya dia bisa merasa sedikit puas. Begitu juga dengan para pembacanya.

Iri sekali rasanya dengan Dokja, andai (Y/n) bisa masuk kedalam novel-novel itu. Tapi dia tidak mungkin memasuki semua dunia yang ada. Dan itu akan menyakitkan, tapi dia mau, demi karakter favoritnya.

"Ha... Jika begitu mereka saja yang menjadi nyata... Agar aku bisa membantu semuanya." Perkataan yang lolos dari bibirnya murni adalah kespontanan dalam pikiran (Y/n).

Mungkin alasan lain adalah karena (Y/n) yang kini berada didalam sebuah kereta, mengingatkannya pada awal mula ORV dimulai. Memasuki terowongan, (Y/n) hanya dapat melihat cahaya dari smartphone-nya. 

Tring!

Sebuah notifikasi muncul membuat (Y/n) mengerutkan dahi. Kini layar smartphonenya berubah menjadi biru total dengan sebuah gambar surat di tengahnya. Mencoba mematikan benda tersebut. Dia berusaha berkali-kali, namun hasil tidak kunjung dia dapat.

"Error kah?" Gumamnya sedikit kesal.

Menghembuskan nafas pasrah akhirnya (Y/n) menekan pesan tersebut. Bukan apa, dia takut jika dia menekan benda itu maka smartphone-nya akan terkena virus. Namun dugaannya salah.

[Selamat Min (Y/n)!]

Apa? 

[Sistem baru akan dimulai didunia ini! Sebuah skenario spesial akan dikirimkan kepadamu!]

Mengedipkan matanya beberapa kali, (Y/n) megelap mata dengan tangan karena tidak percaya. Apa dia sedang menghalu? Smartphone-nya rusak? Ini tidak masuk akal.

[Skenario khusus telah didapatkan!]

——————————

[Skenario khusus - 'besarkan' para protagonis.]

Kategori : Khusus Min (Y/n).

Tingkat kesulitan : SS

Syarat ketuntasan : Para protagonis memenuhi 'tujuan' mereka.

Kompensasi : ???

Sanksi : Anda tidak akan bisa mati sebelum skenario diselesaikan.

——————————

Kini dihadapannya terlihat sebuah layar biru transparan. Tidak, tidak mungkin, dia pasti bermimpi sekarang. Mana mungkin hal 'aneh' seperti ini terjadi di kehidupan nyatanya.

𝐻𝑜𝑤 𝑡𝑜 𝑟𝑎𝑖𝑠𝑒 𝑡ℎ𝑒 𝑝𝑟𝑜𝑡𝑎𝑔𝑜𝑛𝑖𝑠𝑡𝑠Where stories live. Discover now