3. Mencari Keberadaanmu

23 14 2
                                    

'Aku tidak akan lelah mencarimu. Sampai ujung dunia pun pasti akan kucari'

Adya membuka tutup panci yang di dalamnya sudah terdapat ayam yang dimasak dengan bumbu woku. Terlihat letupan-letupan kecil dari dalam panci yang menunjukkan kalau cairan berwarna kuning agak orange di dalamnya sudah mulai mendidih. Setelah melihat kalau cairan di dalam panci sudah mulai meletup-letup, dirinya langsung membuka kulkas dan mengambil daun kemangi serta tomat merah. 

Ia mencucinya di bawah keran wastafel lalu memotong-motong tomat dan memetik daun-daun kemangi karena ia tidak akan menggunakan batang daunnya. Dimasukkannya tomat dan daun kemangi tersebut ke dalam panci yang sudah berisi ayam bumbu woku. Ia mengaduk-aduknya sebentar lalu menutupnya.

"Bentar lagi mateng nih! Lo mau langsung makan nggak?" tanya Adya pada sahabatnya yang hampir setiap hari tidak pernah absen untuk makan malam di apartemennya.

Adya dan Harsa sebenarnya sama-sama tinggal di satu gedung apartemen yang sama, hanya saja beda lantai. Adya tinggal di lantai lima sementara Harsa tinggal di lantai enam. Awalnya Harsa yang tinggal lebih dulu di apartemen yang berlokasi di kawasan Gandaria itu. Lalu dua tahun kemudian, Adya pindah ke sana karena tidak apartemennya yang lama terlalu jauh dari lokasi restorannya. Untung saja, Harsa mengenal pemilik apartemen Adya sebelumnya sehingga Adya bisa dengan mudah mendapatkan apartemen yang lokasinya berada satu lantai di bawah apartemen Harsa.

Hubungan Harsa dan Adya memang sangat dekat. Mereka sudah seperti saudara kandung. Adya yang tidak pernah akur dengan saudara kandungnya sendiri merasa kalau Harsa merupakan teman yang tidak pernah memandang statusnya. Orang tua Adya terbilang cukup kaya karena ayahnya merupakan pemilik hotel bintang lima ternama di Jakarta. Adya jadi terbiasa dengan yang namanya fake friend alias teman palsu. Teman-teman yang berada di sekitarnya hanya mendekatinya karena ada maunya. Entah itu ingin menawarkan kerjasama bisnis atau ingin menitipkan proposal kepada ayah Adya.

Lain halnya dengan Harsa. Sahabatnya itu terbilang orang yang cuek. Dirinya bahkan tidak pernah peduli dengan latar belakang Adya karena saat keadaan Adya sedang terpuruk, hanya Harsalah yang membantu dirinya tanpa pamrih. Sedangkan bagi Harsa, Adya adalah sahabatnya yang tidak pernah bertanya apapun tentang dirinya, tidak pernah mencaritahu atau ingin tahu tentang kehidupan Harsa. Meski terbilang orang yang easy going, Harsa memang tidak suka dicampuri urusan pribadinya. Kehidupannya yang pernah merasakan sebagai anak broken home membuatnya sangat sensitif jika disinggung tentang urusan keluarga.

Jika tidak ada jadwal kerjaan, Harsa selalu mampir ke apartemen Adya untuk makan malam. Semenjak dirinya sembuh dari covid, Adya selalu meneror Harsa untuk makan malam bersama dirinya. Adya juga selalu bertanya mengenai rasa masakannya. Padahal sebelumnya, sahabatnya ini tidak melakukan hal-hal seperti ini. Harsa sendiri tidak mengerti perubahan yang terjadi pada sahabatnya, tapi dirinya tidak ingin bertanya hal yang macam-macam kepada Adya. Ia akan membiarkan sahabatnya itu menceritakan permasalahannya sendiri.

"Gimana menurut lo?" tanya Adya saat melihat Harsa sudah menyuap sesendok nasi dengan potongan ayam woku.

"Gue baru aja makan sesuap," protes Harsa dengan mulut penuh makanan.

"Sial, lo bikinnya pedas banget sih!" pekik Harsa sambil meletakkan piringnya dan mengambil air putih dingin dari dalam kulkas.

"Selain pedas, apa yang lo rasain?" Adya bertanya lagi. Dirinya tampak penasaran dengan apa yang akan diucapkan oleh Harsa.

"Ya, rasa woku. Emanknya ada rasa apalagi?" jawab Harsa yang meski kepedasan, dirinya tetap melahap nasinya yang sudah dicampur dengan kuah woku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Taste of RomanceWhere stories live. Discover now