GLIMPSE OF HER [1]

302 46 26
                                    

Dua sejoli yang saling menghangatkan lewat pelukan erat menyiratkan setitik luka di dasar lubuk hati keduanya. Bukan kebersamaan lagi yang menjadikannya obat, melainkan justru perpisahan. Sebuah jalan yang dirasa sebagai keputusan terbaik untuk saat ini.

"Thank you," garis bibir kecil itu menoreh senyum begitu melepas dekapan sang kekasih.

"Hm, thank you. Janji untuk gak saling menyesal suatu hari. Semoga kamu bahagia," balas Sehun menyeka sudut mata gadis itu yang masih berair.

Adele terkekeh, "Kita aneh ya? Jarang ada pasangan yang putus malah pamitan kayak gini."

"Karna sesuatu yang diakhiri dengan baik-baik gak akan ada rasa benci di antara keduanya. Kita cuma beda pemahaman sampai di titik gak ada jalan lagi."

"Maaf."

Sehun menggeleng lembut, "Gak ada yang salah dalam hal ini."

"Ah aku masih bisa hubungi kamu kan Sehun? Meskipun udah beda status, kita masih temenan, ya kan?"

"Tentu aja. Aku tetep sama seperti dulu yang berusaha balas chat cepet."

"Siap siap," Adele tersenyum lebar.

Mereka mendadak agak canggung setelah perpisahan singkat beberapa menit yang lalu. "Kamu, selalu jaga kesehatan ya. Aku udah gak bisa banyak ngomel ini itu soalnya."

Sehun mengangguk serta memasang senyum hampa.

***

Getaran ponsel di meja berhasil mengganggu Sehun yang terlelap sejenak pada sandaran tempat duduknya. Terhitung baru 10 menit ia tertidur tetapi alam bawah sadarnya telah membawanya kemana-mana.

"Ya Na?" Nyaris saja Sehun memanggil nama Adele sebelum kembali memfokuskan pandangannya yang buram pada layar ponsel.

"Aku tebak pasti ketiduran sambil duduk."

"Kok tau?"

"Ya, memang apalagi yang kamu lakuin di jam segini selain itu." Sementara Sehun terkekeh singkat. "Kamu ada waktu gak malam nanti jam 7? Aku pengen ngajak kamu ke suatu tempat."

"Hm..kemana?"

"Ke Taman Argasoka. Katanya nanti malam ada pagelaran kolosal gitu. Kalau kamu sibuk nanti aku ajak Irene aja."

"6.30 aku jemput."

"Serius?"

"Iyaa sayang.."

"Asik! Okey aku tunggu ya!"

Usai saling mengakhiri telfon, Sehun menyentakkan kepala seraya menyandarkan tengkuknya. Tak habis pikir sekaligus tidak menyangka kenangan masa lalu yang ia yakini telah terkubur rupanya masih tersisa.

"Lo mikirin apa Sehun. Sadar, lo udah punya Yuna. Orang yang sekarang ada di hati lo seharusnya cuma Yuna, calon istri lo," gumamnya.

Terhitung sudah tujuh bulan mereka berpisah, bertemu pun jarang sekali. Paling hanya satu atau dua kali dalam sebulan, itu pun secara tidak sengaja. Dan Yuna.. Sehun baru mengenalnya lima bulan yang lalu melalui seorang teman. Yuna adalah adik tingkatnya sewaktu di bangku kuliah.

'Lo mau gue kenalin sama seseorang? Kebetulan dia wanita karir, anak itu dulunya ambis jadi gak heran dia lebih mikirin karir dan masa depan ketimbang hal lain.'

Sehun menaikkan alis kembarnya.

'Kenalan aja dulu bro. Gue ngomong gini sambil lihat situasi lo juga. Jadi pasti gak sembarang orang gue rekomendasiin.'

'Bahasa lo kayak lagi nawarin barang.'

Juna tertawa.

'Serius woy ini. Gue tahu lo masih belum bisa lupain Adele. Sekeras apapun lo berusaha kalau gak ada gantinya, lo bakal terus kayak gini bro.'

SHORT STORIES || YoonHunNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ