PICA ? [6]

713 157 62
                                    

"Eh udah pulang?" Sarah buru-buru menghampiri putranya. Sean mengeryit. "Ganti baju gih, ikut bunda ke tempatnya Bu Sandra."

Sean hendak menolak tapi Sarah menyahut jika dia akan naik angkot saja. Disitulah Sean tidak tega. Bukan karena tidak tega Sarah akan tidak nyaman berjubel-jubel dengan penumpang lain, panas, belum lagi kalau angkotnya sering berhenti mencari penumpang, pasti lama.

Yah, sebenarnya Sean hanya kasihan pada para penumpang dan supir angkot jika harus adu mulut karena kebawelan sang bunda. Sean sangat tahu kebiasaan Sarah yang masih akan mengomel setelah sampai rumah, bahkan ia dan ayahnya sering kena imbasnya.

Mereka kini tiba di rumah Bu Sandra. Sean memarkir motornya kemudian Sarah segera turun dan memberikan helm pada Sean.

"Sean nunggu di sini aja ya bun."

"Heh gak sopan ya bertamu kok di luar."

"Yang ada kepentingan kan bunda, Sean cuma nganterin doang."

"Enggak, kamu harus ikut masuk sama bunda."

Sarah menarik putranya memaksanya masuk. Sarah heran tumben sekali Sean begini, biasanya dia bersemangat tiap diajak ke rumah Sandra, dia pasti akan menanyakan dimana Yuna lalu mengobrol berdua di depan TV.

"Eh Mbak Sarah udah dateng. Nak Sean ikut juga. Silahkan duduk, saya ambilin minuman dulu ya."

"Makasih San." Sarah pun membalas ramah.

"Sama-sama mbak. Oh iya itu Yuna ada di kamar. Mau tante panggilin?"

"Eum gak usah tante. Yuna pasti istirahat baru pulang sekolah kan."

"Enggak kok. Tadi tante ngomong kalo Bu Sarah mau dateng dan biasanya bareng kamu, dia seneng terus bilang supaya manggil dia kalo kamu jadi ikut ke sini. Bentar ya." Sandra berjalan di dekat tangga. "Yuna!"

"Iya ma!"

"Sayang, ini ada Sean, kamu turun gih." Kemudian terdengar suara derap langkah kaki mendekati tangga.

Yuna dengan senyum cerianya mendekat dan melihat ada Bu Sarah, ia segera mencium punggung tangannya membuat wanita itu mencubit pipinya gemas. "Kamu cantik banget sih, Na. Imut kayak tante waktu muda dulu." Mereka tertawa renyah, tapi tidak dengan Sean. Entah kenapa sejak tadi ia diam.

"Sean. Eum...gue tadi kan coba ngerjain soal bahasa inggris di kamar. Terus coba gue translate pake google translate juga, cara ngerjainnya juga udah coba browsing. Tapi masih gak ngerti. Nah mumpung lo di sini, gue minta tolong boleh? Jaehyun belum bales chat gue dari tadi."

Karena Yuna mulai berusaha untuk tidak bergantung pada Sean. Jadi sebagai gantinya adalah Jaehyun mengingat cowok itu juga tak kalah pintar dalam bahasa inggris. Dan yang terpenting, tidak ada yang dibuat cemburu dengan kedekatan mereka.

"Hm," Sean mengangguk tanpa banyak bicara.

"Kamu ajarin bener-bener loh ya, jangan pacaran mulu. Kamu juga ya cantik," goda Sarah.

"Yuna gak ada pacar kok tante. Jadi gak ada yang bakal gangguin kita belajar." Jawaban lugu Yuna membuat Sarah terpingkal. "Kamu gemesin banget sih, sayang. Tante jadi pengen punya satu yang kayak kamu."

Mereka berdua pun pindah ke depan TV duduk beralaskan karpet. Yuna berpangku tangan sambil menopang dagu. Ia berdecak sebal. "Gue minta diajarin, Sean. Bukan nyuruh lo ngerjain tugas gue."

"Kelamaan kalo gue ngajarin lo dulu. Jadi gue kerjain dulu, baru gue jelasin ntar."

Kedua alis Yuna menyatu. "Yuna ada salah apa sama Sean?" celetuknya.

SHORT STORIES || YoonHunOù les histoires vivent. Découvrez maintenant