EXTRAORDINARY [7]

771 116 107
                                    

Sehun kini sedang asik menikmati sesapan kopi buatannya di meja makan sambil termangu. Ada hal yang tidak beres terjadi, di dalam benaknya. Gambaran mata rusa yang bulat itu sangat mengganggu. Tak berapa lama, sebuah langkah kaki Ayuna mendekat. Bahkan atensi Sehun tersita olehnya.

Ia mengamati setiap gerakan yang dilakukan Ayuna tanpa mengucap sepatah kata pun. Selesai meneguk sekaleng soda, cewek itu dibuat terheran-heran hingga muncul lipatan di keningnya.

"Lo...kenapa ngeliatin gue gitu amat?"

Sehun tersadar, "Hm? Eng..gak." Ayuna pun segera mengalihkan pandangannya dan melangkah pergi. Sementara Sehun menghembuskan nafas agak panjang, "Gue kenapa ya?"

Ketika menonton tv acara bola di larut malam, Sehun dikejutkan dengan keberadaan Ayuna yang tiba-tiba saja di sampingnya.

"Lo belum tidur?"

Dijawabnya dengan gelengan, "Gak bisa tidur. Apa karna besok siang tes ya bikin gue jadi kepikiran mulu. Gue...gak yakin bakal lolos. Mana mama gak ngebolehin gue ambil DKV di luar kota lagi. Jadi kalo semisal gak ada satu pun univ di kota ini yang mau nerima gue, gue mesti ambil kesempatan buat tahun depan."

"Belum apa-apa udah pesimis aja lo, lemah banget."

"Iyalah, gue juga nyadar kali Hun kalo otak gue itu pas-pasan. Gue malah sempet mikir gak kuliah, lagian gue udah dapet kerjaan tetap," di posisi miringnya, Ayuna meletakkan kepala di sandaran sofa. "Gue manusia normal, meskipun keliatannya gue tak acuh sama sekolah dan ujian, gue juga pernah ngerasa insecure."

Cukup mengherankan, seorang Ayuna Emely Orchidia peduli terhadap masa depannya. Meski awalnya menolak mentah-mentah bimbingan Sehun, namun akhirnya ia terpaksa menuruti permintaan mamanya. Hanya 4x sebelum tes besok. Walau begitu, Ayuna tidak merasa percaya diri terhadap kemampuannya. Jika pun bisa menambah nilai dengan piagam penghargaan, nampaknya peluang tak terlalu besar sebab kedua bidang tersebut tidak saling berkaitan. Itu juga menjadi alasan ia insecure.

"Lo ngeraguin gue?" Ayuna menoleh ketika Sehun bertanya. "Kalo sampai gagal, gue sebagai guru lo juga ikutan malu gak cuma lo."

"Au ah, gue pengen merem aja. Siapa tau tiba-tiba pas gue bangun dapet kabar gue lolos, tanpa tes."

Sehun menowel kepala Ayuna membuat empunya memekik. "Jangan kebanyakan halu."

"Tuh tangan enteng banget ya towal towel kepala orang sembarangan, kebiasaan," ujarnya menggeser duduknya untuk balas dendam. "Sini gantian gue, lo pikir gak sakit apa."

"Apasih," kata Sehun dengan kekehan berusaha menahan kedua tangan Ayuna. "Na.."

"Gak, gue belum puas kalo belum kena."

"Udah malem, buruan tidur sono."

"Gak siniin dulu kepalanya, baru gue pergi."

Sementara punggung Sehun sudah menempel pada tepi sofa di saat Ayuna masih belum menyerah. Cewek itu tertawa. Tinggal beberapa senti, genggamannya menyentuh kepala cowok itu.

"Bihun!"

"Gak!"

Tuk

"Akh!" Belum juga kena malah dapat combo lagi dari Sehun berupa jitakan pada jidat.

"Sebut nama gue yang bener dulu."

"Sehun!"

"Gak!"

"Resek ih, mama!"

Dengan sisa tawanya Sehun menghindar, beranjak lalu berlari menuju kamarnya. Ayuna yang masih pantang menyerah berusaha mengejar.

SHORT STORIES || YoonHunWhere stories live. Discover now