Chapter 2

189 27 5
                                    

Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh
Hanya fiksi belaka

.

.

.

.

Kim Junkyu

Kanemoto Yoshinori

.

.

.

.

BxB

Fanfiction, Fantasy, Romance

Typo(s) bertebaran

Gedung sekolah sengaja dibuat agak mirip silo dimana lantai paling dasar merupakan tempat murid-murid dari kelas Dalam

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.


Gedung sekolah sengaja dibuat agak mirip silo dimana lantai paling dasar merupakan tempat murid-murid dari kelas Dalam. Hal itu mengharuskan mereka belajar di ruang seperti bawah tanah. David kesulitan menyembunyikan seringainya ketika menuruni anak tangga. Gema dari bunyi langkah sepatu yang disebabkan dinding dinding bebatuan tertutup tanpa adanya jendela keluar mengelilingi ruangan suram itu. Menyebabkan siapapun disana akan tahu jika ada yang berkunjung. Satu gadis berambut panjang hitam pekat melototi David sambil berkacak pinggang.

"Selamat. Kepopuleranmu terus bertambah setiap harinya."

"Kalau kamu bilang aku tampan, ya, memang aku tampan. Jadi terimakasih, Susan."

Susan merotasi kedua matanya. "Kadang-kadang aku malu punya adik agak lain kayak kamu."

David cuma mengedikkan bahu dan berlalu. Di depan salah satu pintu setinggi tujuh meter, berlengkung, dan kayunya terukir rumit dengan sedikit warna emas pada sisi ukirannya, pemuda Galdra itu menggores sedikit permukaan ibu jari dengan jarum pada cincin yang kemudian darahnya menggelembung di udara, menghilang seketika seolah-olah diminum oleh figura mulut serigala yang menempel di pintu kayu tersebut.

"Paman bilang kamu harus pulang bulan ini," Ujar Susan ketika pintu besar itu berderak terbuka sedangkan David langsung terdiam tanpa pergerakan apapun.

Pesan ini bukan pertama kalinya David terima. Memang kenyataannya dia jarang pulang padahal selama enam tahun ia berada di Akademi, libur-libur seperti di musim panas seperti sekarang, musim dingin, dan sebelum masuk semester baru, sekolah kosong orang kecuali mereka-mereka yang memilih tinggal. Bukan artinya dia suka tinggal di lingkungan dimana banyak orang-orang berbicara hal bodoh, tapi David paham apa yang nanti Pamannya ingin diskusikan dengannya sebagai salah satu garis keturunan langsung.

David balik badan, menghadap kembarannya, raut wajahnya menggelap akibat muak. "Kenapa bukan kamu saja?"

Bunyi gesekan antara sol sepatu dan lantai berbatu memantul-mantul seakan mengejar angin kosong. Dua pasang mata yang sama sama sedingin obsidian hitam saling beradu. Dagu Susan terangkat tapi, padangannya menunjukkan betapa lelah dirinya menghadapi si adik beda tujuh menit itu. Di sisi lain David buru-buru mengubur kejengkelan yang hampir menguasai dirinya dari ubun-ubun.

Love Story || KyuYoshiWo Geschichten leben. Entdecke jetzt