Chapter 3

160 29 8
                                    

Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan tokoh
Hanya fiksi belaka

.

.

.

.

Kim Junkyu

Kanemoto Yoshinori

.

.

.

.

BxB

Fanfiction, Fantasy, Romance

Typo(s) bertebaran

Jaden tidak pernah sekalipun berbicara pada laki-laki Galdra yang baru saja ditemukannya tadi siang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jaden tidak pernah sekalipun berbicara pada laki-laki Galdra yang baru saja ditemukannya tadi siang. Jadi, dia sama sekali kosong petunjuk kalau laki-laki itu bisa agak menyebalkan. Bisa-bisanya dia mengulurkan tangan untuk memantrai dirinya. Jaden mana sudi. Perasaan sebal masih mengelilingi dadanya bahkan sampai kakinya yang berbalut celana pendek musim panas menginjakkan kaki di depan kamarnya.

Lorong gelap dengan atap pendek selalu menekan dada Jaden seolah-olah tidak cukup banyak udara baik yang bisa dia hirup. Kenyamanan penglihatan pun jauh dari kata baik ketika yang dapat ditangkap oleh retinanya adalah lampu berkuatan kecil bercahaya kuning menyakitkan. Dia agak iri dengan keadaan asrama yang dipenuhi anak-anak kelas Permukaan; walaupun dindingnya masih sama berbalut batu pasir yang kokoh namun lampunya sebening kristal dimana Jaden tak perlu memincingkan mata untuk melihat dengan jelas, belum lagi beberapa interiornya ruang tengahnya terlihat lebih modern karena beberapa dindingnya sudah dipoles batu marble cantik bukan seperti milik kelas Menengah yang Jaden akui diluar kata keren.

Dengusnya ditangkap oleh bebatuan alam sekitarnya, Jaden menggelengkan kepala karena menangis nasibnya sebagai murid kelas Menengah bukan hal yang terlalu penting untuk saat ini. Pintu berkayu berlengkung tanpa ornament apapun berderit saat bersentuhan dengan lantai. Jaden akan terkejut kalau di kamarnya ada seseorang karena teman sekamarnya selalu sibuk berada di taman belakang mengurusi hewan ternak sekolahan. Dia lega karena ada waktunya sendiri untuk menenangkan diri setelah digerubungi makhluk-makhluk kasat mata mengerikan dan berlari sepanjang perpustakaan melewati gedung sekolah lalu sampai ke asrama.

Matahari yang mulai muak dengan penduduk bumi mulai menarik diri dari langit. Kecondongan sang Mentari menyebabkan gurat-gurat oranye kemerahan hadir di antara awan-awan kuning kotor. Kilaunya yang tajam masuk melewati kaca yang gordennya telah Jaden buka sehingga seluruh kamarnya tidak ada yang terlewat oleh sentuhan lembut kilapan pemilik semesta.

"Hari yang sulit, Tuan Muda?"

Tiada suara tapak kaki yang tertangkap oleh telinganya. Sekonyong-konyong satu-satunya pintu untuk keluar-masuk di sana menampilkan seseorang yang tentunya mengejutkan ketenangan Jaden.

Love Story || KyuYoshiWhere stories live. Discover now