"Bukan inginku lahir di dunia ini, kalau aku bisa memilih aku juga tidak ingin di lahirkan!!" Teriak seorang anak laki laki bernama Jisung.
"Kau bukan adikku!"
"Jangan pernah memanggilku hyung sialan!!"
"Wajahmu menyakiti saya, tolong jaga jarak den...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"kenapa kau menjelekan keluarga ku! Berhenti mengatakan hal itu! Itu tidak benar!!" teriak jisung
"aku mengatakan yang sebenarnya, kenapa kau membela si brengsek itu!!"
"dia tidak berengsek! Tapi kau yang brengsek!!" tukas jisung
"Kau bilang aku yang brengsek!! Aku korban disini, dan kau pun sama!! Dia sudah menyiksamu, dia bahkan tidak menganggapmu ada! Kenapa kau masih membela pria biadab itu!!"
"berhenti menyebutnya biadab!! Kau yang biadab! Kau yang brengsek! Kau pembohong besar!" teriak jisung
"AKU TIDAK BERBOHONG SIALAN!!" orang itu mendorong jisung
"ARGGHHHH!!" teriak jisung terbangun.
Hah... Hah. . . Hah....
Jisung terbangun dengan Nafas yang tersegal-segal karena mimpi buruk yang menghampirinya.
CEKLEK!! Renjun masuk dengan tertatih.
"jisung ada apa? Aku mendengarmu teriak, apa terjadi sesuatu lagi?" tanya renjun menghampiri jisung
jisung masih mengatur nafasnya, mimpinya sangat menyeramkan, dia berdebat dengan seseorang yang tidak dia lihat dengan jelas di mimpinya, entah mereka berdebat tentang apa, tapi sepertinya lawan jisung tidak terima jadi dia mendorong jisung dari atas gedung.
"apa itu kejadian yang aku alami sebelum jatuh, apa itu artinya tulisan semalam benar jika aku tidak bunuh diri, apa aku benar di bunuh" gumam jisung
"ARGHHHH!!" Jisung kembali meringis saat kepalanya merasa sakit.
Renjun memegang tangan yang ada di kepala jisung "apa yang terjadi, apa kepalamu sakit? mau aku panggilkan dokter kemari?" tanya renjun
"shhhhh" jisung menepis tangan renjun yang berada di tangannya. "aku tidak apa apa, pergi dari kamarku!" tukas jisung
"tidak apa apa bagaimana, kau kesakitan begini jisung, aku juga mendengar teriakanmu dari kamarku tadi makanya aku kemari" ucap jisung
"lalu apa peduli mu? Apa kau peduli?" tanya jisung
Renjun terdiam
"tidak kan? Jadi pergi dari sini, aku tak butuh belas kasihanmu" ucap jisung hendak berdiri tapi lagi lagi kepalanya sakit
"arghhh ssshhhh" ringis jisung terduduk lagi
"jisung" pekik renjun menahan kepala jisung yang hampir terbentur headboard/kepala ranjang nya