Prolog

201 19 1
                                    

2 tahun, sejak kelulusan SMA berakhir.

Sejak senja menyinari tubuhmu saat menerima penghargaan siswa terbaik dalam nilai ujian Bahasa Inggris.

Sejak aku melihatmu memakai jas hitam legam dan senyum tipis yang terpancar lama saat itu.

Dan aku yang hanya mampu menahan air mata.

Entah apa yang kutangisi.

Tentangmu dan bahagiamu.

Atau tentang "kita".

Lebih tepatnya aku.

2 tahun berlalu begitu saja.

Seolah seperti baru saja aku mencatat sepuluh pertanyaan dan tiga pernyataan tentang "kita".

Entah akan terjawab atau tidak.

Hingga dua tahun ini, aku menemukanmu.

Bukan. Bukan secara langsung.

Hanya melihat namamu terpampang di layar ponselnya.

Dan apa reaksiku?

"Kau datang?" Itu pertanyaannya.

Aku ingat. Yang kulakukan saat itu, hanya melanjutkan tugas kuliahku yang menjadi rumit. Perasaanku kabur.

Hingga aku menoleh padanya.

Ia melihat mataku yang kosong.

Kenapa aku bisa tahu? Helaan nafasnya.

Lalu dengan sedikit senyum, aku menjawab.

"Tidak. Sampai kapan pun."

Setelah itu, aku kembali fokus pada tugas essay sembari menutupi buku biru yang berada persis dibawah tangan kananku.

See My Point Of View, Love. (WOOHWAN)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum