12

553 94 7
                                    

Baca lebih dulu di Karya Karsa.

Enjoy!

---

Sebuah jurnal terjulur dihadapan Vanka. Gadis itu mengambilnya sebelum menggumamkan terima kasih.

"Tunggu. Ada yang mau saya kembalikan ke kamu."ucapan Bumi membuat Vanka tidak jadi melangkah mundur. Ia mengekori langkah Bumi menuju loker para dosen yang ada di sudut ruangan. Agak tertutup dengan sebuah dinding sebagai pembatas. 

Vanka menunggu dalam diam. Memperhatikan pergerakan Bumi didepan loker. Mengambil sebuah tas kertas dari dalam loker sebelum menutupnya kembali.

Hingga dua suara yang sedang bercakap membuat Vanka bergerak cepat, meraih lengan Bumi lalu mendorongnya merapat pada dinding di sebelah mereka.

"Serius lo?"

"Serius. Kalo lo percaya cari aja namanya di kemahasiswaan, pasti gak ada."

"Terus kenapa dia ikut kelas kita?"

"Itu yang paling aneh. Gue denger dia jurusan administrasi bisnis, tapi semua kelas yang dia ambil gak jauh dari accounting."

"Nama lengkapnya siapa sih? Mau gue googling."

"Vanka Hara sih kalo di daftar hadir. Tapi gue cari juga gak nemu. Dia bahkan gak punya social media."

Tangan Vanka menekan dada Bumi semakin kuat. Laki-laki itu menunduk untuk melihat wajah Vanka, namun yang bisa ia pandangi hanya puncak kepalanya. Karna gadis itu juga tengah menunduk.

"Kok bisa ya?"

"Gue juga bingung. Dia bahkan masuk setelah kelas berjalan lebih dari sebulan. Logikanya berarti dia gak masuk jalur normal."

"Punya ordal kali ya?"

Terdengar suara dengusan meremehkan. "Mungkin. Anak rektor kali."

Suara-suara itu semakin dekat. Telapak tangan Vanka yang berada di dada Bumi mulai bergetar. Ketakutan mulai menguasainya.

"Terus lo mau cari tahu dia siapa?"

"Emangnya lo gak penasaran?"

Telapak tangan Bumi yang hangat terangkat. Menyentuh lembut wajah halus itu lantas membawanya mendongak.

Jantung Bumi langsung serasa diperas kala matanya menatap wajah pucat sang gadis. Tatapan yang biasanya lebih banyak kosong itu tampak ketakutan.

"Gue pernah lihat dia dijemput mobil mewah. Terus ada beberapa orang kayak bodyguard gitu yang ikut turun waktu dia mau masuk mobil."

"Sumpah lo?!"

"Sumpah."

"Jangan-jangan tu cewek orang penting--"

"--atau simpenan pejabat."

Mata Vanka langsung membola. Saat wajah Bumi turun dan menyentuh miliknya.

Ringan dan tanpa tenaga. Tapi sukses membuat semua suara itu hilang dari pendengarannya. Kepala Vanka langsung kosong.

---

Bumi melemparkan tubuh ke atas kasur. Telentang menatap langit-langit kamar. Meregangkan tubuhnya yang terasa lelah bekerja seharian.

Ketika bergeser ke arah kanan, matanya menatap papet bag yang teronggok di atas meja kerjanya. Membuatnya meringis kecil karena barang itu belum sempat ia kembalikan.

Pikirannya lalu berkelana pada kejadian tiga minggu yang lalu. Saat dirinya dengan impulsif mengecup bibir sang gadis hanya karena tatapannya yang tampak berbeda.

Imperfect Princess [FIN]Where stories live. Discover now