Chapter 12 : Obscurd Hint

20 5 4
                                    

POV3: Narrator

Lev mengepalkan telapak tangannya begitu erat, hingga buku-buku jemarinya nampak memutih. Matanya menatap tajam pada pria tua yang tersungkur di atas emperan trotoar dingin malam itu.

"Apa yang kau lakukan?!" pekik Lian. Raut wajahnya dipenuhi kecemasan, ia kasihan melihat tubuh renta yang ambruk dengan keras itu.

Namun Lev tak menggubrisnya. Wajah yang mengeras, serta pembuluh darah yang tampak tegang di leher pria itu. Membuat Lian bertanya-tanya satu hal,

apa yang terjadi?

Apa yang sebenarnya terjadi? hingga teror seolah-olah menyelinap ke dalam sorot mata seorang Lev.

Kemudian Lian menunduk dan mengulurkan tangan untuk membantu pria tua itu untuk bangkit. Meski ia tak mengerti, namun pria tua itu nampak kasihan dengan tubuh ringkihnya. Entah siapa dia, namun rasanya keterlaluan melemparkan tinju dengan tenaga yang begitu besar kepada seorang lansia.

Namun belum sempat tangan Lian meraihnya, sontak ia tersentak ketika tiba-tiba pria tua tersebut menepis uluran tangannya dengan kasar. Seolah-olah menunjukkan bahwa rasa kasihan gadis itu hanyalah kesia-siaan.

Masih dengan posisinya yang rebah di atas trotoar, pria tua itu melepaskan topi pet lusuh yang ia kenakan. Kedua pundaknya bergerak naik turun. Sungguh tak disangka-sangka, pria tua itu justru terkekeh.

""pfft... Ha! Hahaha!"

Sembari berdiri, ia terbahak- bahak dengan mata yang terkunci menuju Lev. Seketika tawa dari kakek itu memberikan atmosfir abnormal.

Tanpa alasan yang diketahui, tawa kakek itu membuat Lian bergidik ngeri. Perasaan kasihannya tergelincir begitu saja, digantikan dengan perasaan ganjil. Gadis itu sempat terpaku beberapa saat, lantas memandang Lev bertanya-tanya dengan mata yang membulat.

Namun seolah tak memberikan Lian waktu untuk berpikir, dengan cepat Lev menggenggam tangan gadis itu erat-erat sembari berkata,

"jangan menoleh kebelakang!" ujarnya cepat.

Lian mengernyitkan kening, sama sekali tak mengerti maksudnya. Namun sebelum sempat ia bertanya, pria itu segera menyeretnya dan melesat menjauh dari kakek tua tersebut tanpa aba-aba.

Peristiwa itu terjadi dengan cepat, bahkan Lian tak punya waktu untuk terperanjat. Sebab mau tak mau ia berlari dengan susah payah, mengikuti langkah besar pria itu. Kakinya yang jauh lebih pendek, nyaris tak bisa mengimbangi kecepatan yang ia terima tanpa aba-aba tersebut.

"Lev! siapa kakek itu?! apa yang terjadi?!" tanya Lian setengah berteriak dengan suara yang bergetar dan nafas yang tersengal seiring langkahnya yang semakin cepat.

Sementara Lev seolah tak peduli apapun lagi, selain menarik tangan Lian dengan sangat kencang. Sampai-sampai cengkraman telapak tangan lebar milik pria itu, membuat pergelangan tangan Lian terasa nyeri dan berdenyut-denyut.

Namun dalam situasi yang pelik itu, Lian bahkan tak memiliki kesempatan untuk protes. Lalu dalam ketidak tahuan itu, entah bagaimana ia merasa takut. Sebab pria itu nampak panik, ditambah sorot tegang yang tersirat di wajah pria itu.

Lian menghempaskan lengannya dari genggaman telapak tangan Lev, sesaat setelah pria itu membawanya berbelok kedalam gang kecil antar gedung di pinggir trotoar. Ia menatap pria itu dengan nafas tersengal. Matanya yang berkaca-kaca akibat menahan rasa nyeri di lengannya, melemparkan sorot penuh tanda tanya.

"Apa-apaan kau?!" sergahnya dengan nafas tersengal, "tak bisakah kau beritahu dahulu apa yang ter..."

Buru-buru Lev membekap mulut gadis itu dengan telapak tangannya. Sambil menempelkan telunjuknya yang gemetar di bibir, sebagai isyarat agar Lian diam. Lantas —seolah-olah khawatir Lian bertindak semaunya— kedua tangannya menggenggam pundak gadis itu, seraya mengintip jalan perkotaan yang sepi dari balik tembok keluar gang kecil tempat mereka bersembunyi dengan waspada.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Oct 26, 2023 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Grin Like A Cheshire [Hiatus]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant