§• Bab 05 •§

4 1 0
                                    

"Fix, Kyra bolos," lontar Rigel mantap. Mereka sudah bertanya pada para OSIS apakah ada anak yang terlambat bernama Kyra, anak OSIS itu menggeleng sebagai jawaban.

"Sialan tu bocah, bolos di saat ada kuis matematika," ujar Lashira merasa kesal, sebab khawatir dengan keberadaan sahabatnya. Ia akhirnya menyetujui perkataan Rigel bahwa Kyra bolos sekolah.

"Apa lusa gue bolos aja ya biar nggak presentasi," kata Nara ikut berpikir hal bodoh.

"Anjir janganlah, gue presentasi sendiri gitu?" jawab Lashira tak terima.

"Ya lo bolos juga aja," cetus Nara tanpa dosa.

"Yaudah gue bolos juga kalau gitu," ucap Rigel malah ikut bergabung.

"Kalian pada kenapa sih? Perbuatan nggak baik itu nggak usah ditiru. Liat aja besok, gue pasti omelin si Kyra," geram Lashira mengepalkan tangannya.

Andres hanya diam. Ia juga masih tak yakin bila Kyra berniat bolos. Bisa jadi Kyra kenapa-napa atau.... Gue nggak boleh mikir aneh-aneh, kemungkinan dia ada urusan lain, batinnya meneguhkan diri. Dalam hati ia berniat untuk mengunjungi kediaman Kyra sepulang sekolah nanti.

***

Kyra terkepung. Saking banyaknya mereka ia menjadi ragu apakah bisa menerobos di sela-sela tubuh tinggi mereka? Lalu ditambah ia merasa tak tega melukai wajah tampan mereka. Ahh sial, gue kan jadi bimbang kalau gini, batinnya mengasal.

"Kyra sayang, sini dong," goda Evano sembari berjalan pelan mendekati Kyra.

Kyra berbalik ke belakang seraya menodongkan kedua mata pisaunya. "Jangan dekat-dekat, kalian semua bersikeras buat nangkap gue buat dijadiin pelampiasan nafsu kalian doang kan? Please lepasin gue karena gue bukan kupu-kupu malam. Padahal diluaran sana masih banyak banget cewek cantik selain gue."

"Bukan dilihat dari cantik nggaknya, tapi daya tariknya," jawab Evano seolah membenarkan tujuan mereka untuk menangkap Kyra.

Kyra berdecih pelan, ia kembali menatap depan untuk mencari celah kabur sembari tetap menodongkan mata pisau ke depan. Sialan, kaki gue mulai gemetaran. Siapapun tolong gue, batinnya memohon meski ia tahu itu akan mustahil selain dirinya sendiri yang melawan mereka. Tapi apakah mampu seorang gadis yang tak berpengalaman dalam bela diri menghadapi mereka para lelaki sebanyak ini, jika dihitung mungkin bisa sampai dua puluh orang.

Halah tolol terobos aja lah anying, batin Kyra mulai meneguhkan hati. Ia berteriak seraya berlari ke arah depan, saat ada yang melawan ia langsung menusuk tubuh mereka dengan pisau, entah itu di bagian perut, lengan, paha. Ia menusuk mereka secara asal dengan mata terpejam dan tak terasa ia juga ikut terpukul oleh mereka, ia merasa perih saat dipukul di bagian pipi, perut, lengan hingga punggung. Bahkan ia juga mendapat tendangan di bagian kaki. Di mata Kyra mereka benar-benar tak kenal ampun pada perempuan. Meski dapat serangan keji itu ia tetap harus berdiri daripada mati dimangsa serigala kelaparan.

Untungnya ia dapat mengelak dengan menyayat tangan atau kaki mereka sehingga mereka bisa fokus pada luka itu daripada dirinya. Serasa ada celah lebih ia langsung menerobosnya dengan berlari sekencang mungkin, mereka yang selamat dari tusukan asal Kyra mengejar dengan cepat.

"Arrrggg," teriak Kyra untuk memberi tenaga pada larinya. Sebab tubuhnya yang kecil ia bisa melesat gesit melewati semak-semak tersebut. Meski begitu langkah mereka tetap saja lebih lebar. Jantungnya kian berdebar cepat, ia lari seperti dikejar zombie.

KyrankaaWhere stories live. Discover now