17.Tak menyadari Suatu Dosa

23 7 0
                                    

Haii gays sebelum kalian baca jangan lupa follow akun Gadis pecinta hujan by NadiaNadia 000784, dan jangan lupa vote and komen 👋


Diruangan serba putih seorang gadis cantik sedang terisak tangis sembari menatap satu foto. Terlihat difoto itu ada wanita paruh baya yang tengah memeluk sang gadis kecil

"maa, Ara kangen mama.. hiks" ucap nya sembari menangis

"Kenapa papa jahat sama Ara mah, dan Sheila? Kenapa dia tega fitnah Ara, mereka jahat mah hanya karena ucapan sok nya sisheila itu papa tega nyiksa tubuh Ara yang lemah ini"

"Ara sakit mah, meskipun Ara keliatan baik² aja, tapi Ara juga manusia biasa mah yang kapan aja bisa rapuh tapi Ara gak tau harus cerita dan berbagi kisah kelam Ara ke siapa?"

"Ara gak mau orang lain menderita hanya Karna Ara mah, Ara takut kalau Ara cerita ke orang lain nanti dia bakal jatuh juga kejurang yang sama kayak Ara"

"Mau ngadu ke tuhan, tapi Ara gak punya Tuhan, mama sama papa gak ada yang memiliki tuhan lantas kenapa ara gak diperbolehkan punyaTuhan mah"

"Dan Azam? Dia marah? Hufff baru aja gue mau ucapin terima kasih tapi malah buat dia marah lagi, gue bodoh ngatain orang kayak Azam, Azam itu orang baik yang udah bangkitin hidup gue, tapi malah gue tendang gitu aja, maaf, maafin gue zam" lirihnya

Ditengah terisak tangisnya Ara mendengar suara ketukan pintu dari arah luar pintu rumah sakit
"RAAA!!" teriak ketiga teman Ara kecuali angel, Karna angel tidak ikut dengan mereka angel bilang dia sedang ada urusan dengan keluarganya ingat keluarganya, bukan dengan Vano.

Ara dengan cepat menghapus air matanya dan menyembunyikan foto yang tengah ia pegang

"Kenapa kepala gue tiba tiba pusing" ujar Ara dalam hati

"Ra Lo gak papa?" Ujar pairens

"Gak papa gimana sih Lo, jelas jelas Ara baru aja siuman dari koma nya" jelas Aldo

Yh memang Ara sempat koma selama dua jam lamanya, dokter mengatakan bahwa ara kehilangan banyak darah dan memerlukan donor, dengan kebaikan hati seorang Azam, dia rela mendonorkan darah nya untuk gadis yang tak begitu ia kenal, tanpa sepengetahuan Ara.

"Gue gak papa kok do" ujar Ara

"Syukur deh ra Lo udah baik baik aja, gue khawatir banget tau setelah Vano ngomong kalau Lo koma" ucap Ale

"Iya, gue emang sempet koma selama dua jam, tapi ada orang baik yang nyelamatin gue" ucap Ara

"Siapa ra-" tanya fely terpotong kala marshel dengan cepat menyambar ucapannya

"RA!! KEPALA LO KELUAR DARAH" pekik marshel histeris melihat cairan kental berwarna merah keluar menembus perban yang melilit dikepala Ara

"Arrghgh" Ara meraung-raung kesakitan, dan pada akhirnya dia tak sadarkan diri

"Astaga Ra gimana ini" pekik Aldo

"Panggil dokter bego" ujar pairens

"DOK!! DOKTER!!" teriak histeris Aldo

"Pencet tombol nya anjirrr, gak usah teriak teriak" ujar pairens

Tanpa aba-aba dengan gerakan yang sangat cepat Vano langsung menekan tombol nya untuk memanggil dokter

Dan tak berselang lama dokter pun datang dan segera memeriksa keadaan Ara

°°°

Disisi lain tepatnya di pondok pesantren Al-Zaidan di dalam ruangan yang tak cukup luas namun memiliki kesan yang Indan nan aesthetic. Disana didalam sana sudah ada satu keluarga yang tengah membicarakan hal yang sepertinya penting

Gadis Pecinta HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang