40

694 56 19
                                    

Seokjin berjalan gontai, wajahnya basah oleh air mata. dengan pandangan sendu disetiap langkahnya. ia memejam sejenak saat berdiri dihadapan pintu. kalimat apa yang akan ia keluarkan jika namjoon bertanya, kata apa yang pantas ia lontarkan pada pria berdimpel itu untuk menyampaikan berita buruk ini.

Ia tak bisa membayangkan bagaimana reaski namjoon jika mendengarnya, entah pria itu akan percaya atau tidak dengan ucapannya.

Seokjin menarik nafas dalam, lalu mengeluarkannya perlahan. Tangan besarnya meremat gagang pintu itu erat siap untuk membukanya.

"Seokjin-ah!" gerakan tangan seokjin terhenti saat baekhyun memekik memanggilnya, ia menoleh pada pria bermarga byun itu yang sekarang sedang melihat layar EKG yoongi.

"Kau berhasil seokjin, kau berhasil.." ujar baekhyun, membuat seokjin mengerutkan dahinya bingung. Namun sedetik kemudian ia tersentak saat suara monitor EKG yang nyaring perlahan terdengar.

Pria berbahu lebar itu menoleh, dan seketika airmatanya jatuh kembali saat melihat monitor EKG itu memperlihatkan grafik detak jantung yang mulai berdetak meski lemah.

Seokjin terburu mendekati tubuh yoongi yang kini sudah kembali ditempeli alat-alat medis, ia menggenggam tangan mungil itu lembut dengan senyum harunya

"Terima kasih.." lirih seokjin mengelus surai hitam yoongi sayang, lalu mengecup kening itu pelan dengan setetes airmata harunya.

"Ambil stok darah golongan O di bank darah sekarang, pasien masih lemah dan membutuhkan transfusi darah secepatnya" titah baekhyun pada salah satu perwat disana

"Nde uisanim"

Setelah melihat perawat itu pergi, baekhyun mengalihkan pandangannya pada seokjin yang masih setia memandangi wajah pucat yoongi. Ia tersenyum lalu mengelus pundak sang rekan kerja pelan

"Kau sudah bekerja keras, jin-ah.." seokjin hanya tersenyum membalas ucapan baekhyun















Sedangkan disisi lain, namjoon dan hoseok yang sedang berjalan dilorong unit ruangan ICU melihat perawat yang terburu keluar dari ruangan yoongi. Perasaan namjoon bergemuruh tak karuan, resah dan takut. Ada apa? yoongi-nya tidak apa-apa kan?

Dengan cepat ia berlari, mengabaikan jahitan yang baru saja ia dapati diperutnya. Namjoon melihat dari kaca kecil disana, ia melihat seokjin dan perawat lainnya sedang mengerubungi tubuh mungil yoongi-nya.

"Permisi tuan" tubuh namjoon bergeser ketika perawat disana sudah kembali dengan beberapa kantong darah yang dibawanya dan terburu memasuki ruangan

"Yoongi tak akan pergi kan, seok-ah?" tanya namjoon tanpa menoleh pada hoseok, karena kini fokusnya hanya pada tenaga medis yang sedang sibuk menyelamatkan yoongi-nya

"Aku yakin dia tak akan meninggalkanmu" jawab hoseok yakin, meski dalan hati ia juga khawatir dengan keadaan yoongi. ia sengaja mengatakan itu agar setidaknya perkataannya dapat menguatkan namjoon, dan meyakinkan pria itu bahwa yoongi akan baik-baik saja..

"Kuharap ucapannmu benar, hoseok-ah"

Merekapun duduk menunggu dengan rasa khawatir dan takut memenuhi pikiran mereka. Namjoon bahkan sudah berdiri dan berjalan mondar mandir didepan ruang ICU itu.

"Kenapa mereka lama sekali, ini hampir enam jam. Tapi mereka belum juga keluar" ujar namjoon dengan nada resah nya

Hingga 30 menit kemudian, seokjin dan tenaga medis lain keluar membuat namjoon dan hoseok mendekat

"Hyung, bagaimana keadaannya? yoongi baik-baik saja kan?" namjoon membrondong seokjin dengan berbagai pertanyaan

"Katakan sesuatu kim seokjin! jangan diam seperti ini." namjoon kalut saat seokjin diam, apalagi ia melihat wajah pria berbahu lebar itu  ternyata basah habis menangis

Seokjin memegang pundak namjoon,  sedikit meremasnya sebelum ia angkat bicara

"Dia selamat joon, dia baik-baik saja sekarang...setelah tadi aku sempat kehilangannya" seokjin melirih diakhir

Bahu tegang namjoon lemas seketika, saat ia mendengar penuturan seokjin bahwa yoongi-nya tidak apa-apa.

"A-apa aku bisa menemuinya?" tanya namjoon

"Maaf tuan, tapi keadaan pasien masih lemah pasca kritisnya. Dan pasien masih dalam pengawasan kami saat ini. Jika nanti keadaan pasien sudah stabil anda bisa menemuinya" jawab baekhyun

Namjoon hanya bisa mengangguk pasrah, setidaknya ia lega sekarang karena yoongi-nya tak pergi meninggalkannya. yoongi-nya masih bersamanya...

"Jin uisanim, saya pamit pergi dulu"

Seokjin mengangguk "eum, terima kasih byun uisanim"

"Nde"

















"Bagaimana bisa jadi seperti ini?" seokjin memulai pembicaraan, ia bertanya pada namjoon yang kini asik mengaduk makanannya. mereka saat ini sedang di kantin rumah sakit, sedangkan hoseok berjaga di depan ruangan yoongi

Namjoon menghela nafas kasar, sebenarnya ia malas menceritakannya...tapi apa boleh buat. pria berdimpel itu mulai menceritakan kejadian dimana yoongi diculik dan apa saja yang terjadi selama itu.

Seokjin, pria itu terdiam. bagaimana bisa kejadian seperti itu mereka tak mengabarinya. kenapa?

"Kenapa tak memberitahuku eoh?"

"Mian...aku hanya tidak ingin mengganggu waktu kerjamu hyung" jawab namjoon

"Setidaknya kabari aku joon-ah, jangan seperti ini. Jantungku bahkan tadi hampir copot saat melihat keadaan yoongi yang begitu buruk" ujar seokjin sedikit geram

"Mianhae" ujar namjoon, membuat pria berbahu lebar itu membuang nafas kasar. Lagipula kejadiannya sudah berlalu, dan sekarang yoongi sudah kembali bersama mereka

"Lalu bagaimana dengan si tua bangka itu?"

"Mati" jawab namjoon singkat, membuat seokjin mengangguk santai

"Baguslah kalau begitu"













Malam hari namjoon sudah bersiap dengan APD nya, ia akan menemui yoongi setelah tadi diberitahu jika keadaan bocah itu mulai stabil. Menguatkan hatinya sebentar sebelum ia membuka pintu ICU itu.


Ceklek



Matanya memanas, melihat bagaimana daksa mungil itu kini terbaring dengan berbagai alat penunjang hidup yang menempeli tubuh mungilnya, dengan suara monitor EKG yang nyaring terdengar diruangan putih itu.

Pria dewasa itu berjalan perlahan, ia berdiri disamping ranjang yoongi lalu membungkuk untuk mencium kening yang termuda begitu dalam. Mendudukan dirinya dikursi samping ranjang yoongi, lalu memegang tangan terbebas infus itu pelan kemudian ibu jarinya mengusap lembut disana.

"Terima kasih karena telah bertahan, terima kasih karena kamu masih disini bersamaku..." ucap namjoon melirih

"Aku tak bisa membayangkan jika kau benar-benar pergi dari ku, kkk mungkin aku bisa gila, sayang..." lanjutnya disertai kekehan kecil yang begitu sendu

"Tapi melihatmu yang berjuang hidup dan bisa bertahan sampai seperti ini, aku sungguh berterima kasih padamu."

Namjoon terus mengeluarkan kalimat  yang ia ingin utarakan pada yoongi, meski bocah itu tak menjawab sama sekali. Tapi ia yakin jika yoongi-nya mendengar semua ucapannya.

"Aku tak bisa berlama-lama disini, maaf. tapi secepatnya aku akan kembali dan menemanimu..." namjoon mulai bangkit, mengelus sebentar pipi putih itu perlahan lalu mengecupnya sayang.

"Jangan lupa untuk bangun sayang, saranghae..." bisik namjoon

Pria dewasa itu perlahan berbalik dan keluar dari ruangan yoongi.

















Hellllllllllllllllllo
Gimana nih?
Voment ya
Next Chap?
TBC.

DADDY ( NAMGI )✔Where stories live. Discover now