24. Stranger and Anger

48 7 1
                                    

Javie saat ini sudah berada di kantor nya, duduk di kursi singgasana nya, sibuk mengecek beberapa dokumen yang ada di hadapan nya, memutar mutar bolpoin yang ada di genggaman nya dan terlihat sedang berpikir keras.
Tak lama terdengar suara pintu diketuk dari luar, dan muncullah Kiana sang sekretaris pribadi javie. Dia lalu berjalan menghampiri atasan nya itu dan sekilas menundukkan kepalanya.

 "Selamat pagi Pak Javie, untuk jadwal Anda hari ini ada pertemuan dengan CEO Ravindra Group di kantor nya, kemudian kunjungan ke mall, serta pemilihan akhir model untuk iklan beberapa brand yang akan koloborasi dengan mall kita" ucap Kiana panjang lebar.

Javie yang mendengar itu tampak menelaah nya dengan hati hati dan tampak sedang berpikir. "Jam berapa pertemuan dengan Ravindra, Na?"

"Beliau sudah menginformasikan sejak kemarin untuk bertemu di ruangan nya jam 10 pagi Pak Javie. Jadi Anda masih punya waktu luang sebelum kunjungan mall"

"Baiklah kalau gitu. Semua berkas dokumen nya udah ready?" tanya javie memastikan.

"Semua sudah selesai Pak, mungkin Anda hanya butuh membawa buah tangan saja. Kita bisa membelinya dalam perjalanan kesana nanti nya" saran Kiana.Tampak Javie sedang berpikir dan lalu menjawab Kiana. "Gimana kalo bawa buket bunga aja? 

Sebenarnya itu hanyalah alasan Javie, sebab dia ingin membeli bunga di toko milik sharlene. Jadi dia bisa memiliki alasan untuk bertemu dengan gadis itu.

"Saya rasa itu ide yang bagus Pak Javie. Mohon kabarin jika Pak Javie sudah ready, agar saya bisa menghubungi sopir"

"Baiklah, kamu bisa kembali Na. Nanti akan saya infokan kalau semua sudah beres" ucap Javie. Lalu Kiana akhirnya mengundurkan diri darisana, dan kembali ke ruangan nya. 

Pagi ini Javie tampak sedikit lesu. Bagaimana tidak, dia kembali ke rumah dini hari. Sepertinya mereka terlalu sibuk mengadakan party sampai lupa waktu, dia bahkan sampai tidak ingat jika jadwal nya hari ini akan sedikit padat. Tapi setelah ini rasa nya semangat Javie sedikit bertambah, karena dia akan bertemu dengan Sharlene. Walau hanya sekedar membeli bunga, tapi itu sudah mampu membangkitkan semangat javie.

***

Tampak seorang pria dengan perawakan misterius nya berjalan ke arah ruangan CEO Ravindra Group. Saat dia menemukan sebuah pintu ruangan, dia lalu mengetuk nya dan tak lama kemudian masuk kedalam ruangan itu. Dia tampak menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat ke meja pria itu. Pria dengan setelan jas nya itu tampak membuka amplop itu dan menemukan beberapa foto disana. Terlihat wajah nya mengeras dengan rahang yang sedikit bergerak gerak, menandakan dia sedang marah. Sehingga tak lama dia terlihat mencampakkan seluruh isi amplop itu.

"Apa kau sudah mengetahui siapa gadis ini?? Latar belakang nya bagaimana? Apa pekerjaan orang tua nya?" tanya nya bertubi tubi.

"Aku rasa uang yang Anda kirimkan hanya untuk sebatas saya mengikuti putra Anda, dan mengambil beberapa foto. Jika Anda punya permintaan lain, maka bayaran nya seharusnya bertambah" ucap pria itu. Tampak pria yang ada di hadapan nya terlihat mengepalkan tangan nya dan menatap tajam kearah pria itu. "Jika kuminta seharusnya kau langsung mengerjakan nya, dan lagipula aku masih bisa memberimu jika hanya uang sekecil itu"

"Baiklah, akan aku kerjakan setelah ini. Jangan lupa untuk membayar nya full, sebab aku tidak menerima pembayaran diawal. Permisi" ucap pria itu dan berlalu darisana. Meninggalkan pria yang masih duduk di kursi tahta nya itu. Dan wajah nya terlihat semakin menahan amarah. Dia lalu mengambil ponsel nya dan menghubungi seseorang disana.

"Jemput dan bawa januar kesini, sekarang!!" teriak nya dan langsung mematikan sambungan panggilan itu.

Saat januar masih menikmati tidur nya terdengar keributan dari luar kamar nya yang membuat nya terbangun. Dia akhirnya beranjak dari kasur nya dan berniat mengecek keadaan di luar. Ruang tamu nya tampak begitu berantakan, dengan botol botol yang berserakan dimana mana, dan juga beberapa bungkus cemilan disana. Tadi malam mereka masih melanjutkan agenda mereka untuk pesta kecil di apartemen januar. Saat dia sudah berada di ruang tamu tampak tiga pria disana menyambut januar dan menundukkan kepala nya sekilas guna menyapa pria itu.

Love In The DarkWhere stories live. Discover now