12

41 2 0
                                    

Happy Reading
Cintaa♥️
.
.
.

"Hikss...hiks"

"Papa..." Isak seorang gadis menatap gundukan tanah di depannya.

"Papa apa kabar?"

"Selamat ulang tahun paa..."

Gadis itu adalah Lulu. Dia meletakkan sebuah bucket bunga di atas nisan almarhum papanya.

"Hari ini papa ulang tahun— Seandainya papa masih ada kita pasti masih bisa potong kue bareng-bareng" Lulu mengatakan itu dengan bibir yang bergetar. Matanya memejam mengingat kenangan indah saat keluarganya masih utuh dan Cemara.

"Papa Lulu kangen..."

"Maaf pa Lulu jarang buat nemuin papa.."

"Papaa Lulu pengen peluk..." Lulu memeluk batu nisan tersebut sembari terisak pelan.

"Hiks... Papa ayo datang ke mimpi Lulu. Lulu pengen cerita banyak hal. Lulu pengen ngasih tau banyak hal. Kenapa papa nggk pernah lagi datang ke mimpi Lulu. Terakhir kali Lulu lupa kapan papa datang ke mimpi Lulu"

"Ma- mama jahat paa... Dia pergi ninggalin Lulu. Lulu sendiri paa sendiri" ujar Lulu mengadu

"Hiks hiks"

Lulu terus saja menangis sembari kepalanya berada di atas batu nisan papanya. Dia sangat merindukan sosok ayah dalam hidupnya. Hidupnya sekarang benar-benar terasa hampa dan sendiri. Lulu kesepian sangat kesepian. Dia hanya butuh seseorang yang bisa memberikan kasih sayang sama seperti yang ayahnya berikan padanya dulu. Walaupun ia tahu itu semua sangatlah musthil.

Tiba-tiba saja saat Lulu sedang menangis terdengar suara dari arah belakang.

"Melupakan memang nggak mudah tapi mengikhlaskan bisa dicoba—"

"—Dengan Lo nangis-nangis kek gini bokap Lo yang udah meninggal nggak bakalan bisa hidup lagi"

Merasa orang itu berbicara untuknya, Lulu balikkan tubuhnya menghadap sosok yang berada belakangnya. Setelah berbalik ia bisa melihat seorang pemuda yang berdiri tak jauh dari tempatnya sekarang. Seorang pemuda dengan outfit serba hitam dan kacamata hitam yang bertengger tepat di hidung nya.

"Lo ngomong sama gue" tanya Lulu sembari menghapus sisa air matanya"

Pemuda itu terkekeh geli melihat tingkah Lulu yang menggemaskan menurut nya. Kemudian pemuda itu terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celana miliknya dan mengulurkan benda itu pada Lulu.

"Lo jelek kayak—monyet. Hapus ingus Lo"

"Makasih"

Lulu menerima sapu tangan yang diulurkan pemuda itu tanpa berniat protes. Otaknya masih memproses siap pemuda tampan ini yang berani-beraninya mengatakannya seperti monyet.

Setelah sapi tangan itu berada ditangan Lulu. Pemuda itu berbalik dan pergi meninggalkan area pemakaman.

"E-eh Lo mau kemana?!" Teriak Lulu.

"Sapu tangan Lo!" Lulu berdiri dan mengejar pemuda yang terlihat sudah menaiki mobil miliknya.

"Siapa sih dia?"

Crazy LoveWhere stories live. Discover now