Aqiladareen 09.

14.7K 78 3
                                    

Vote sebelum membaca thank u♡♡

***

Perempuan itu kertawa kegelian karena Dareen terus mengecup seluruh wajahnya. Dareen menyudahi kecupannya, matanya memandang lekat perempuan dihadapannya. Ia memajukan wajahnya perlahan hingga bibirnya kini menempel pada bibir kekasihnya.

Aqila memandang wajah kekasihnya dari jarak kedekat ini. Perlu diakui bahwa paras kekasihnya itu sangat tampan. Ia memejamkan matanya saat benda kenyal itu menempel pada bibirnya, hanya menempel hingga perlahan lidah Dareen mulai melumat sesekali menyesap bibirnya. Tangan Aqila terulur kebelakang menyentuh tengkuk Dareen untuk memperdalam ciumannya, sesekali mengusap lembut rambutnya.

Laki laki itu merapatkan tubuhnya hingga tak ada celah antara keduanya. Tangan kekar Dareen meremas payudara Aqila yang masih terbalut seragam. Ia meremasnya pelan membuat Aqila melenguh.

"Enghh .. "

Mereka menyudahi ciumannya dengan nafas terengah-engah. Dareen menyembunyikan kepalanya pada lekuk leher Aqila, dan memberikan kecupan basah pada leher perempuan itu, menjilat daun telinga Aqila hingga melenguh.

Dareen menjauhkan wajahnya lalu menatap Aqila sayu. "Sekali ya?" tanya Dareen dengan suara seraknya.

"T-tapi ini perpus, a-aku takut ada orang yang l-liat" jawab Aqila dengan ragu.

"Gak bakal sayang, kita tempatnya dipojok jarang ada orang yang kesini" ucap Dareen meyakinkan.

Dengan pasrah Aqila mengangguk menyetujui. Sebenarnya ia juga ingin hanya saja, dirinya takut jika ada yang mendengar bahkan melihat aktivitas yang dilakukan oleh keduanya.

Dareen menyatukan keningnya pada kening Aqila, perlahan ia memiringkan kepalanya mencium bibir kekasihnya yang kini sudah menjadi candunya. Mereka saling bertukar silva dengan Dareen yang memimpin permainannya. Ia menyesap sesekali menggigit kecil bibir Aqila.

Tangannya turun kebawah, meremas bokong Aqila dan menariknya tubuh perempuan itu hingga menempel pada tubuhnya. Kini tangannya sudah masuk kedalam rok yang dipakai Aqila, ia mengelus lembut vagina kekasihnya yang masih terbalut CD. Dareen melepaskan tautan bibirnya lalu mendorong tubuh Aqila hingga menempel pada rak.

"Becek hm?" ucap Dareen seraya terkikik.

"Emhhh" Aqila melenguh kala jari Dareen menekan nekan miliknya. Kakinya lemas atas rangsangan yang diberikan Dareen, hingga ia tak kuat lagi menopang tubuhnya.

Seakan faham laki laki itu menuntun kekasihnya ke arah pojok dan menyuruh kekasihnya itu duduk mengangkang. Aqila menurut ia melebarkan pahanya, hingga menampilkan celana dalamnya berwarna pink.

Dareen berjongkok didepan Aqila yang kini mengangkang kearahnya. "Aku buka ya" ijinnya yang dibalas anggukan kecil.

Ia meminta Aqila untuk berdiri bertumpu pada lutut. Tangan kekarnya mengelus karet CD kekasihnya dan menurunkannya hingga sebatas dengkul, Dareen meminta Aqila untuk duduk kembali dan melanjutkan membuka CD. Ia mengantongi CD kekasihnya ke dalam saku celananya dan meminta Aqila untuk kembali mengangkang. Kini terlihatlah vagina tembem kekasihnya yang tidak terhalang oleh kain apapun.

Tangan kekarnya mengelus lembut vagina Aqila yang basah dan memasukan kedua jarinya mengocok vagina Aqila cepat.

Aqila melenguh nikmat atas sodokan yang diberikan Dareen dibawahnya. Ia menaikkan seragamnya tak lupa membuka kaitan bra nya dan terlihatlah payudaranya yang kini ikut bergetar karena sodokan dibawahnya.

"Enghh ahhh" Satu desahan lolos dari mulutnya. Aqila mengambil tangan kekar Dareen yang menganggur dan diletakkannya pada sebelah payudaranya.

"Ahhh ... Remeshhh" pinta Aqila seraya mendesah.

Dengan senang hati Dareen menuruti keinginan kekasihnya, ia meremas payudara itu dan sesekali memilin puntingnya. Dengan tangan satunya lagi masih mengocok vagina Aqila.

"Ahhh .. a-akuu mauhh pipishhh" ucap Aqila disela desahnya.

Dareen tentu tau akan hal itu, terbukti dari vagina Aqila yang menjepit kedua jarinya. "Keluarin sayang,"

Serrrr

Cairan bening itu keluar dari vagina kekasihnya hingga kelantai, Dareen mencabut jarinya dan melumat habis cairan bening itu.

Nafas Aqila terengah-engah setelah mendapatkan klimaks pertamanya. Ia memejamkan matanya menikmati pelepasan pertamanya.

Dareen membuka celananya dan mengeluarkan penisnya yang sudah menegang. Ia menyuruh Aqila berdiri dan bersandar pada tembok. Dareen mengangkat sebelah paha kekasihnya, lalu memposisikan penisnya didepan vagina Aqila. Tanpa aba-aba ia langsung mendorongnya, dibarengi pekikan Aqila namun, sebelum itu terjadi ia langsung membungkam bibir Aqila dengan bibirnya.

Ia mulai menggenjotnya dengan tempo cepat. Dareen melepaskan ciumannya lalu berbisik tepat ditelinga kekasihnya. "Desahh ajaa, asal jangan kencenghh kencenghh takut ada yanghh dengerr" tutur Dareen.

Ah, itu sangat menyiksa dirinya! "Ahhh ahhhh Dareen" desah Aqila disela genjotannya.

"Yeshhh babyy, ahhhh shhh" desah Dareen. "Ahhh .. enakhhh ahhh, janganhh dijephitt" erangnya kala vagina Aqila menjepit kuat penisnya.

"Ahhhh ahhh .. lebihh cepethhhh, aku mauu pipishhh ahhhh"

Dareen mempercepat genjotannya mambuat kedua payudaranya Aqila memantul mengikuti tempo geraknya.

Serrrr

"Ahhhhh" Aqila sudah mendapatkan klimaks keduanya. Namun Dareen tak memberikan jeda untuk Aqila menikmati klimaksnya. Ia masih terus menggenjot Aqila dengan cepat.

Lima menit kemudian Aqila merasa kini penis Dareen membesar didalam vaginanya.

Dareen terus menggenjot tubuh kekasihnya. Ia akan mendapatkan pelepasan pertamanya dan

Crott crott

Dareen menyemburkannya didalam vagina Aqila. Cairan itu keluar banyak, meleber keluar dari vagina kekasihnya, hingga menetes ke lantai.

Ia mencabut penisnya yang masih menegang itu. Matanya menatap Aqila yang terlihat kelelahan.

Dareen mengecup sekilas bibir Aqila. "Maaf" sesalnya.

"No problem" sahut Aqila dengan senyum, tangannya mengelus rahang kekasihnya.

"Bentar"

Dareen meronggah saku celana dan mengeluarkan tissue. Dareen mengelap vagina Aqila dengan tissue ditangannya tak lupa mengelap sisa spermanya yang tadi berceceran ke lantai.

"Sini aku benerin," ujar Dareen lalu merapihkan pakaian kekasihnya. Ia mengaitkan branya kembali.

"CD aku?" tanya Aqila mengadahkan tangannya menatap Dareen.

"Nanti aja," jawab Dareen santai lalu menggandeng tangan kekasihnya keluar perpustakaan.

***

Terimakasih sudah membaca dan jangan lupa tekan votenya yuk!♡♡

To be continue~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aqiladareen (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang