7 Doctors Life [Segera Terbit]

42. Sebenar nya

7 Doctors Life

***

Menikah dengan pria yang mencintai dan di cintai, punya anak, lalu menjadi keluarga bahagia adalah impian semua wanita, termasuk Tri Wulandari Dokter anak itu.

Setelah bertemu dan menjalin hubungan dengan Revan Al Malik rekan nya sesama Dokter anak, Wulan bahkan tidak memikirkan yang lain lagi, dia sudah memantapkan hati nya akan membangun keluarga impian nya dengan pria itu. Namun, tidak semua yang di harapkan dan di inginkan terjadi, ada hal yang selalu terjadi di luar kuasa.

Tepat nya satu tahun setelah berhubungan dengan Revan, Wulan mendapati ada penyakit yang bersarang di tubuh nya. Dia mempunyai kista dan sampai harus di operasi, hingga masa depan nya sebagai seorang wanita berakhir. Wulan sangat terpukul karna itu, wanita mana yang tidak sedih saat tau dia tidak akan pernah bisa punya anak, dan sengaja dia menyembuyikan itu dari Revan. Di waktu itu Wulan beralasan cuti untuk menemani nenek nya di kota yang berbeda, dan Revan pun percaya saja.

Kalau saja pria itu bukan Revan, dia pasti akan memberitau dan akan mencoba meminta pengertian nya. Tapi kekasih nya saat itu sudah kehilangan mimpi terbesar nya demi membahagiakan orang tua nya, setiap hari Revan selalu bilang kalau mimpi nya yang tersisa adalah menikah, punya anak dan membangun keluarga bahagia. Namun, dengan Wulan, dia tidak akan bisa mewujudkan mimpi nya.

"Sekarang bilang sama aku kalau itu alasan kamu nggak mau nikah sama aku?" Ulang Revan yang menuntut jawaban.

"Apapun alasan nya, nggak akan merubah situasi nya. Aku sama kamu udah selesai."

"Wulan!" Revan menyeru dengan mata nya yang sudah berkaca-kaca.

"Iya, bener!" Balas Wulan yang juga ikut menyeru.

"Impian kamu punya keluarga bahagia, kan? Sama aku, kamu nggak bisa wujudkan itu. Aku nggak akan bisa punya anak. Kita udah putus, kamu udah tau alasan nya, kita udah selesai. Kamu bisa pergi sekarang."

Revan langsung berbalik karna air mata nya yang sudah jatuh, dia juga menutup wajah nya dengan kedua tangan, dia menangis. Sama sekali tidak pernah di pikirkan oleh nya kalau Wulan akan mengalami hal seperti itu, dia tidak tau semenderita apa wanita itu, dan

Wulan yang melihat Revan seperti itu sudah tau kalau dia menangis, dia juga langsung melihat ke atas karna tidak mau air mata nya ikut jatuh, namun biar sudah begitu air mata nya tetap jatuh.

Merasa diri nya sudah tenang, Revan melihat Wulan kembali. "Kamu tau setiap hari aku berusaha keras buat lupain kamu, tanpa tau kalau kamu juga sementara sakit.."