Stolen Kisses

100 14 5
                                    

"Hwang Yeji,"Kim seongsaenim memanggil Yeji yang sedang membawa buku-buku pelajarannya untuk pindah kelas. Yeji menoleh dan berhenti berjalan.

"Ada apa Kim Saem?"tanya Yeji polos.

"Kulihat kau bersama Yeonjun pagi ini,"ucap Kim Saem. Seluruh tubuh Yeji menegang saat mendengar ucapan gurunya itu. Kemungkinan guru-guru melihat Yeonjun menciumnya di sekolah dan dia akan dihukum. Yeji sudah pasrah kali ini. Dia hanya mengangguk pelan.

"Aku senang melihat kalian bersama. Yeonjun adalah anak yang baik, ramah, nilai akademiknya sempurna dan dia anak dari keluarga penting. Kau beruntung mendapatkannya. Kau juga jenius, tidak banyak ulah dan cukup berprestasi. Tapi aku peringatkan padamu sekali ini saja sih...bukan maksudku mencampuri terlalu dalam. Tapi jika kau lengah dan ceroboh dalam hubungan kalian, posisi Yeonjun bisa terancam. Jadi kau harus melindunginya,"ucap Kim Saem. Yeji hanya menatap gurunya itu penuh ketertarikan juga penuh kebingungan. Terancam? Ceroboh? Lengah? Melindungi apa?

"Yap. Itu saja pesanku. Akur-akur dengan Yeonjun ya,"Kim Saem menepuk pundak Yeji dengan pelan lalu berlalu. Meninggalkan gadis itu dengan penuh pertanyaan. Ah iya, benar juga ya...sejak awal tidak banyak yang Yeji ketahui tentang Yeonjun. Bukan itu, bukan tidak banyak, belum ada malah. Selain aroma vanilla tubuhnya yang persis seperti di sapu tangan yang Yeonjun kembalikan.

Sekarang Yeji bertanya-tanya, sebelumnya dia memang tau bahwa Yeonjun anak orang kaya. Tapi apa dia memang anak dari keluarga yang penting? Seperti apakah? Aristokrat?

Buk!!!

Yeji menoleh kaget ke belakangnya dan mendapati tatapan mata yang dingin dan tajam setajam pedang memandangnya rendah. Choi Beomgyu. Orang yang ditakuti sekaligus dibenci Yeji. Orang yang tidak punya belas kasihan yang pernah Yeji temui.

"Apa kau hanya akan berdiri bodoh disini?"tanya Beomgyu dengan nada bicaranya yang sangat dingin. Yeji merasakan tubuhnya gemetaran, dirinya sudah berkeringat dingin. Dia bisa saja sekali lagi merasakan sakit karena laki-laki tak berperasaan di depannya ini. Yeji takut Beomgyu menyakitinya lagi.

"Aku tidak akan melakukan apa-apa padamu. Pada kenyataannya aku memang ingin memusnahkan keberadaanmu jika Yeonjun tidak memintaku mengawasimu,"Beomgyu berlalu meninggalkan Yeji.

Beomgyu Beomgyu. Kau benar-benar benci pada Yeji? Apa salah Yeji?

Yeji hanya menatap Beomgyu penuh pertanyaan dan ketakutan.


***

Yeji keluar dari kelas pelajaran kimia dengan penuh semangat. Dia mendapat skor tertinggi lagi dalam ujian kali ini dan ini adalah waktunya istirahat. Waktunya bertemu Yeonjun. Yeji berjalan cepat kembali ke kelasnya untuk mengembalikan bukunya. Di depan pintu kelasnya, Jeno sudah berdiri bersandar, tersenyum pada Yeji.

"Aku menjemputmu Tuan Putri,"Jeno tersenyum pada Yeji. Wajah Yeji memerah mendengar ucapan Jeno.

"Jeno-ssi jangan panggil aku seperti itu, memalukan,"ucap Yeji memalingkan wajahnya. Jeno tertawa.

"Kau memang lucu. Sudahlah, tidak usah sungkan. Kau memang sudah menjadi Tuan Putri kami sejak Yeonjun hyung menjadi kekasihmu. Ayo kuantar kau ke kantin,"Jeno mengisyaratkan Yeji untuk mengikutinya. Yeji meletakkan buku-bukunya ke dalam tas lalu mengikuti Jeno. Yah, setidaknya Yeji memang butuh seseorang untuk bersamanya setelah Karina absen. Dia masih takut bertemu orang-orang yang berwajah ramah tapi bisa menyakiti seperti Yunjin.

"Apa hari ini Beomgyu melakukan hal yang kasar lagi padamu?"tanya Jeno diperjalanan menuju kantin. Yeji menggeleng.

"Beomgyu mengatakan dia akan mengawasiku karena Yeonjun oppa,"jawab Yeji jujur. Jeno mengangguk-anggukkan kepalanya. Dia bernafas lega karena Beomgyu tidak akan berani menentang Yeonjun.

Soon, We'll Be Found [REMASTERED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang