Tricking Heart

67 12 4
                                    

Yeji menghapus lagi airmatanya dengan punggung tangannya. Tidak berhenti. Airmata sialan itu tidak berhenti keluar tapi tidak juga membuat perasaaan Yeji membaik. Dia masih memandang danau dan angsa-angsa yang berenang menuju ke tengah danau. Suasana sunyi di tempat favorit Yeji memang pas bagi gadis yang tidak ingin Yeonjun mengetahui bahwa dia menangis saat ini. Kejadian kemarin benar-benar membuat Yeji kehilangan seluruh semangatnya.

"Sejak kapan kau disana?!"Tanya Yeji kaget ketika dia membalikkan tubuhnya dan mendapati Beomgyu menatapnya dibawah pohon dimana Yeji senang membaca dan dimana mereka tempo hari berciuman dan menangis bersama. Apakah tempat ini juga sudah menjadi tempat favorit bagi Beomgyu? Tidak, itu tidak bisa. Ini kan tempat rahasia Yeji, tempat ini cukup jauh dari gedung sekolah, harus melintasi beberapa kebun buah dan bunga lalu lapangan memanah dan berkuda – ya, sekolah mereka memang luas. Danau di sekolah ini jarang dikunjungi orang lain karena berada di belakang area berkuda, hanya beberapa anak klub berkuda – yang jumlahnya tidak lebih dari 10 orang- yang kadang melintasi tempat ini atau memandikan kuda mereka di tepi danau. Tapi itu hanya saat weekend, hari-hari biasa sangat jarang disentuh oleh manusia.

Kembali pada Beomgyu dan Yeji, Yeji masih menanti jawaban dari Beomgyu. Dia sudah menangis dan menatap danau selama hampir dua jam, sejak kapan Beomgyu berdiri menyender dengan santainya disana?

"Kau ternyata orang yang naïf ya,"ucap Beomgyu.

"Itulah kenapa aku benci denganmu,"lanjutnya. Yeji hanya tersenyum lirih. Dia tidak tau disebut apa dirinya, Yeji tidak bisa menilai dirinya sendiri terutama sejak Karina mengatakan bahwa Yeji tidak tau apa-apa tentang diri Karina. Jika tentang sahabatnya saja tidak tau apalagi tetang dirinya sendiri. Hal itu benar-benar mengobrak-abrik Yeji dari dalam sehingga dia seakan sudah lupa bagaimana dirinya yang sebenarnya. Jika Beomgyu mengatakan seperti itu, dia tidak menolaknya karena mungkin memang seperti itu penilaian Beomgyu.

"Begitu ya,"Yeji tertawa pahit. Mungkin itulah kenapa Beomgyu benci dia sejak awal. Mungkin itulah kenapa Beomgyu ingin menyiksanya.

"Berhenti menjadi anak baik-baik yang polos dan ceria jika kenyataannya setiap detik kau ingin menangis,"ucap Beomgyu. Choi Beomgyu nampaknya adalah seorang pengamat. Dia lebih sering diam dan ternyata otaknya bekerja. Dia mengamati orang-orang dan menghakimi mereka.

"Aku...,"

Jantung Yeji rasanya mau copot saat tiba-tiba Beomgyu sudah berada terlalu dekat dengannya, hanya berjarak beberapa senti sebelum apa yang Yeji bayangkan terjadi.

"Aku tidak berciuman dengan Yeonjun Oppa sejak dua hari yang lalu Beomgyu,"nada bicara Yeji bergetar. Dia masih takut setiap saat Beomgyu menciumnya walaupun sejak dia tau bahwa Beomgyu gay, Yeji jadi lebih iba dan berpikir akan membiarkan Beomgyu mendapatkan ciuman Yeonjun darinya – walau ew, itu sangat mustahil bisa dikatakan ciuman secara tidak langsung.

"Kenapa kau tidak berciuman dengan Yeonjun?"Tanya Beomgyu sambil menaikkan satu alisnya.

'Kenapa kau tidak menuntut ciuman itu dalam seminggu ini walau aku bersama Yeonjun Oppa terus?' batin Yeji

"Aku bahkan bisa dibilang mengabaikan kehadirannya karena Karina...,"Yeji menundukkan wajahnya. Itu benar, Yeji tidak bisa melepaskan Karina dari pikirannya. Seperti seorang ibu yang melupakan suaminya karena terlampau cemas dengan anaknya. Itulah Yeji. Sekarang dia merasa bersalah dan ingin berlari kepelukan Yeonjun tapi dia tau, setiap detik dia teringat bahwa Karina potensial untuk bunuh diri, Yeji pasti akan menangis. Dan sebuah kenyataan yang terlampau unik, Yeji tidak pernah lagi ingin menangis dihadapan Yeonjun.

Ya, Beomgyu tau maksud Yeji. Beomgyu melihat sendiri bagaimana Karina memberikan efek hebat dalam hidup Yeji. Yeji kemarin hancur lebur bagaikan tanah kering yang rapuh. Beomgyu menarik nafas dalam-dalam dan mengehembuskannya. Dia lalu sedikit menjauh dari Yeji dan masih melabuhkan pandangannya pada gadis yang tubuhnya lebih pendek ini. Dia lalu menyapukan rambut indahnya ke belakang dan memalingkan wajahnya dari Yeji.

"Aku biarkan kau kali ini,"ucapnya sebelum dia meninggalkan Yeji. Biarkan? Maksudnya Beomgyu tidak akan menindas Yeji kali ini? Oh,ternyata dia memang manusia, batin Yeji.

Tapi sejujurnya Yeji butuh sebuah pelukan saat ini. Beomgyu sudah berjalan cukup menjauh darinya. Seharusnya Yeji memeluk Yeonjun, bukan pria lain. Apalagi pria yang menindasnya dan membencinya. Dan itu akan terlihat seperti Yeji menyelingkuhi Yeonjun. Tapi Beomgyu adalah gay.

"Beomgyu!"panggil Yeji. Langkah Beomgyu terhenti.

"Se-sebenarnya...,"

Beomgyu masih menunggu Yeji menyelesaikan ucapannya dengan sabar.

"Sebenarnya aku dan Yeonjun berciuman tadi malam,"

"Shit!"

Tanpa pikir panjang Beomgyu berlari kembali pada Yeji dan menarik tubuh mungil Yeji dan melingkarkan lengannya dipinggang gadis itu. Yeji melingkarkan kedua tangannya dipunggung Beomgyu. Dengan penuh kemarahan Beomgyu menabrakkan bibirnya ke bibir Yeji, dia mencium Yeji dengan kasar, penuh emosi karena merasa dikelabui. Oh tidak, Beomgyu kau tidak dikelabui. Saat ini malah Yeji yang mengelabui dirinya sendiri. Yeji membalas ciuman Beomgyu beberapa kali sampai akhirnya hatinya tidak sanggup lagi menahan tekanan yang dia tahan-tahan sejak tadi, Yeji melepaskan ciuman Beomgyu dan mengubur kepalanya ke dalam dada Beomgyu. Beomgyu hampir mendorong Yeji karena pelukan tidak ada dalam kontrak mereka – yang hanya mereka pikirkan dalam kepala- tidak selain pelukan sambil berciuman. Tapi merasakan seragamnya basah dan tubuh Yeji bergetar dengan pundak naik turun dan terdengar isakan, Beomgyu membiarkannya. Beomgyu membiarkan Yeji menangis dalam pelukannya walau sepenuh hatinya mengutuk perbuatan Yeji itu, dalam pikirannya Beomgyu mencekik Yeji hingga gadis itu tewas. Ya, itu hanya dalam pikiran Beomgyu.

"Apa kau tidak bisa menangis dihadapan Yeonjun?"Tanya Beomgyu. Saat ini keduanya sudah duduk di bawah pohon dengan posisi Yeji yang masih berada dalam pelukan Beomgyu. Well well well Oh My God apakah cerita ini menjalani sebuah twist? Bagaimana bisa seorang Choi Beomgyu dengan korban penindasannya Hwang Yeji sedang rileks dan membiarkan sang gadis berada dalam pelukannya. Mereka benar-benar terlihat sebagai sepasang kekasih yang sedang menenangkan sang kekasih yang sedang sedih, Beomgyu juga terlihat tenang dan membiarkan Yeji begitu saja – lupakan Beomgyu adalah gay, lupakan Yeji adalah milik Yeonjun.

Yeji hanya menggelengkan kepalanya. Tidak memberikan penjelasan, dia sendiri tidak tau kenapa. Beomgyu menerima sinyal itu, mengartikannya bahwa Yeji tidak bisa menangis dihadapan Yeonjun, dia lalu hanya memprosesnya dalam diam. Beomgyu pun tidak ingin Yeji bermanja-manja dan cengeng di hadapan Yeonjun. Dia bisa membayangkan apa yang akan dia lakukan.

"Beomgyu, terima kasih. Aku akan pergi ke tempat Karina,"Yeji mengangkat tubuhnya dari Beomgyu dan tersenyum tulus pada Beomgyu. Beomgyu langsung memalingkan wajahnya. Dia benci melihat senyum Yeji tapi dia mengangguk atas ucapan terimakasih Yeji. Namun detik kemudian Beomgyu malah menarik tangan Yeji sehingga gadis itu kebingungan.

"Aku akan ikut denganmu,"kata Beomgyu lalu ikut beranjak dari posisinya. Yeji masih menatap Beomgyu dengan mata bulatnya.

"Jeno dengan Karina dan aku punya urusan dengannya,"kata Beomgyu seakan menjawab kebingungan Yeji. Yeji lalu tersenyum, sedikit kecewa karena dia berpikir bahwa Beomgyu ingin mendampinginya. Ah, apa sih yang Yeji pikirkan? Yeji milik Yeonjun dan Beomgyu adalah gay. Camkan itu.

"Ya,"





a/n:
Yeji twist...lol!
Jadi sebelum kalian protes aku cuma mau jelasin kalau Yeji itu punya awal yang mulus sama Yeonjun. Dia ketemu Yeonjun kayak cerita cinta pertama anak sekolahan, manis, lucu, berdebar-debar. Jadi somehow Yeji gak bisa sepenuhnya jujur di depan Yeonjun ngeliatin penderitaan dia. Fyi sejak awal aku tulis, Yeji punya karakter yang bright tapi disatu sisi dia kena bully dan masalah Karina terus teror dari Yunjin sama Beomgyu tuh makin numbuhin sisi gelap dia. Nah dengan Yeonjun dia gak bisa liatin sisi gelapnya dia, makanya dia cuma bisa jujur di depan Beomgyu yang juga udah lebih dulu ngeliatin sisi gelapnya Beomgyu. 
So, udah paham? ^^

Jangan lupa komen yaaa~

Soon, We'll Be Found [REMASTERED]Where stories live. Discover now