Deepest Agony

30 4 0
                                    

⚠️Budayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca⚠️


"Yeji. Apa yang sudah kau lakukan? Kami mohon hentikan apa pun itu yang mampu membuat Presdir Choi menghambat masa depanmu. Tidak ada rumah sakit yang bersedia membantu penelitianmu,"

Lutut Yeji melemas ketika Profesor Bang menyampaikan kekecewaannya pagi itu. Jelas terlihat kekecewaan yang terlalu besar diwajah Profesor Bang dan Profesor Park, dosen pengampunya. Harapan mereka sangat tinggi pada Yeji dan sudah menjadi rahasia umum bahwa Yeji dipercayai akan menjadi dokter hebat di kemudian hari. Tapi tidak dengan tragedy ini. Tidak, mereka tidak tau apa yang terjadi pada Yeji. Cuti karena kecelakaan dan koma selama sebulan, bolos selama berhari-hari tanpa kabar yang jelas, mereka tidak tau apa yang menimpa Yeji. Mereka hanya berpikir Yeji memiliki penyakit atau masalah keluarga. Walau anak itu bisa dengan cepat mengejar ketinggalannya dan terus berlari untuk terus maju yang paling terdepan, ada sebuah tragedy yang akan menghentikan langkahnya semaju apa pun dia telah berjalan.

"Jika seperti ini artinya kau tidak bisa melanjutkan penelitianmu...bahkan aku sudah menghubungi rumah sakit terpencil di Jeju, mereka pun tidak bisa membantumu. Presdir Choi sudah menandai namamu,"Profesor Bang mengurut dahinya yang terasa sakit.

"Tidak ada yang bisa membantumu. Orang itu memiliki kekuatan yang sangat besar. Banyak rumah sakit yang masih berhutang peralatan dengan perusahaan medis milik perusahaan Presdir Choi. Dengan posisimu yang sekarang, kau masih terlalu kecil dan lemah Yeji walaupun kau adalah permata yang sangat berharga bagi negara ini,"lirih Profesor Park.

"Yeonjun...anaknya adalah calon suamiku Prof...,"ucap Yeji sambil menatap lantai. Profesor Park dan Profesor Bang langsung menatap Yeji dengan tidak percaya.

"Itu tidak mungkin Hwang Yeji...,"ucap keduanya tidak percaya.

"Ya Prof...aku dan Yeonjun Oppa akan menikah awal musim dingin ini. Maafkan aku Prof, aku tidak bisa mengorbankan satu kehidupan yang berarti hanya untuk masa depanku. Tapi aku tidak akan menyerah. Aku akan mencoba. Aku akan menjadi dokter yang hebat suatu hari nanti,"ucap Yeji dengan mata berkaca-kaca. Hanya dengan ekspresi sendu diwajah Yeji, kedua Profesor itu langsung tau bahwa hubungan anak ini tidak direstui oleh orangtua Yeonjun. Keduanya menatap Yeji dengan penuh rasa simpati.

"Sebentar. Jadi kau berkata yang sebenarnya Yeji?"tanya Profesor Park sebelum Yeji melangkah keluar.

"Oppa adalah seniorku di SMA. Tentu saja kami masih bersama sampai sekarang,"Yeji tersenyum simpul walaupun airmatanya menggenang di pelupuk matanya. Tidak bisa menahan tangisnya, Yeji terburu-buru permisi keluar dan berlari ke tempat yang sepi.

Keluarga itu mulai bertindak. Kerja keras Yeji selama di kampus ini apakah akan menjadi sia-sia? Apa dia bisa, menjadi seorang dokter di negara yang dikuasai oleh keluarga hebat itu?


***

"Yeonjun, apa yang kau pikirkan? Cukup melakukan pekerjaanmu dengan baik dan selesaikan pendidikanmu. Kau tidak perlu bicara padaku,"

"Umma...ah, maksudku Ibu Presdir. Apa tugasku hanya sebagai mesin bekerja dan alat kebanggaan kalian? Dan aku tidak pantas berbicara pada ibuku sendiri? Dari hati ke hati...,"ucap Yeonjun dengan tatapan terluka. Nyonya Choi menatap langit Seoul dari gedung pencakar langit ini dengan tatapan yang angkuh, keras dan seakan tidak berperasaan.

"Dari hati ke hati katamu? Kau sadar apa yang sudah kau ucapkan Yeonjun?"tanya Nyonya Choi dengan sengit. Yeonjun tersenyum penuh keperihan. Selalu seperti ini sikap ibunya pada dirinya. Padahal dia ini adalah ibu kandungnya.

Soon, We'll Be Found [REMASTERED]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon