5 - Dikejar

427 56 66
                                    

Di siang hari yang begitu terik, dimana seharusnya ia bersantai-santai di rumahnya sembari menonton anime favoritnya, tak dapat dilakukannya. Karena kini ia terjebak dalam situasi yang cukup melelahkan.

Diusapnya keringat yang menetes di dahi dengan lengannya. Ia menghela nafas cukup panjang. Meratapi nasibnya yang buruk kala itu.

Bekerja di bawah panasnya terik matahari, memakai topi demi melindungi wajah mulusnya dari paparan sinar mentari. Ia memotong rumput-rumput liar yang tumbuh di atas tanah yang dipijaknya. Dimasukannya rumput-rumput itu ke dalam karung untuk diberikan kepada seekor kambing milik rekan kerjanya.

Dengan kata lain, dirinya sedang ngarit.

Bruk! Byurrr!

Supra tersentak saat mendengar suara mengejutkan itu. Ia menoleh dan mendapati Taufan yang tengah berada dalam kondisi yang cukup memprihatinkan.

Ia ditimpa sebuah sepeda ontel berukuran besar, tubuhnya basah kuyup dipenuhi air berwarna hitam beraroma tak sedap yang berasal dari tempatnya terjatuh.

Dia kecebur got.

Eww..

"Malah diliatin, tolongin kek!" ucap Taufan masih dalam posisi yang sama, di bawah timpaan sepeda ontel.

Supra pun segera menghentikan pekerjaannya, ia mendekat untuk membantu Taufan keluar dari got.

Ia mengulurkan tangannya. "Sini."

Saat Taufan hendak menerima uluran tangan Supra, tiba-tiba sebuah ide muncul di benaknya. Ia tersenyum jahil.

"Lu ngapa semirik begitu?" tanya Supra.

"Sup, lu udah mandi belum?"

"Udah lah, tadi pagi."

"Kalo sekarang?"

"Belum."

Taufan ber-oh ria sambil makin memperlebar senyumnya. Supra mengangkat satu alisnya, "emang kena-"

Byurrr!!

Asu.

Belum sempat Supra menyelesaikan kalimatnya, Taufan tiba-tiba menarik tangannya hingga membuatnya jatuh dan ikut nyemplung di got.

Taufan tertawa puas.

"Bangsat." Supra mengumpat. Segera ia bangkit dan keluar dari got.

"Hiyaaa Supra ireng awoakwok!!"

"Lu juga ireng."

Maripos yang baru datang setelah mengambil makanan dari rumah terkejut melihat dua rekannya yang sudah seperti monster hitam berbau.

"Lu berdua napa ireng begitu?"

"Jatoh dari sepeda."

"Ditarik."

Maripos geleng-geleng kepala. "Ada air bersih malah milih got,"

"Udah kuy makan dulu, cape pasti lu pada."

"Tau aja deh, bang. Yaudah kuy makan!" Taufan dengan semangat merampas rantang yang dibawa Maripos. Ia letakkan di atas permukaan tanah, lalu dirinya duduk bersila sambil membuka isi rantang itu.

"Sopankah begitu?" Taufan cuma nyengir. Maripos menepuk jidat, lalu duduk menghadap Taufan dengan posisi yang sama, bersila.

"Hehehehe, makan makan." Saat Taufan hendak menyomot makanan yang berada di rantang, tiba-tiba Maripos menepis tangannya.

Taufan meng-aduh sakit. "Cuci tangan lu dulu, baru boleh makan. Tangan kotor dipake makan," kata Maripos.

"Iya iya, gausah ditepis juga dong, sakit nih."

Crazy Rich Sengklek [Slow Update]Where stories live. Discover now