Bagian 5

552 54 3
                                    

Matahari layaknya musuh di kala siang hari seperti ini. Menyengat ganas dibawah hiruk pikuk manusia yang sedang beraktivitas. Cahaya nya menembus kaca-kaca gedung pencakar langit. Menyilaukan pandangan orang-orang yang sedang sibuk berlalu lalang melepas penat menghabiskan waktu istirahat usai melakukan pekerjaan setengah hari tanpa henti.

Banyak diantaranya sedang bercengkrama, tertawa terbahak-bahak, dan ada juga yang bergegas cepat menuju kantin kantor untuk mengisi energi yang terkuras habis.

Lain hal nya dengan Sohee, dia sedari tadi duduk diam manis di depan komputer sembari menyusun laporan data keuangan tanpa menghiraukan perutnya yang sedang berbunyi sejak tadi. Matanya sudah sangat pedih akibat fokus melihat layar komputer. Tangannya sedikit mati rasa mengetik perkata demi kata menyusun laporan yang sedari tadi hanya selesai separuhnya.

Entah sial atau apa, tiba-tiba hari ini, sohee di tugaskan menyusun data keuangan dari beberapa divisi di perusahaan. Seharusnya itu semua adalah tugas dari karyawan intern. Bukan kewajiban dirinya sebagai anak magang menyelesaikan semuanya.

Sohee yang posisi nya sebagai anak magang hanya pasrah menyanggupi.
Parahnya lagi perwakilan tim divisi yang datang kepadanya dengan tidak merasa berdosa hanya mencubit pipinya lalu tersenyum gemas. Dan yang membuat dirinya merasakan curiga yang berlebihan ketika mereka mengucapkan perkataan yang sama setelah memberikan beban tugas menyebalkan baginya.

"Sohee-ssi. Aih sebenarnya noona tidak tega memberikan deadline pekerjaan ini padamu. Kamu imut soalnya, tapi karena perintah jadi harus tetap di patuhi. Pokoknya setelah ini kalau sudah selesai, kamu langsung kumpulkan semua datanya ke park wonbin sajangnim. Katanya hari ini harus selesai semuanya. Kalau tidak kamu terpaksa lembur sendirian sampai malam hari, semangat ya sohee-ssi!! "

Sohee bukan orang bodoh yang tidak paham kata-kata terselubung itu. Pasti ini ulah si atasan nya itu. Ia benar-benar menepati janjinya membuat dia nyaman bekerja dalam artian sarkas agar sohee sengsara saat disini.

Sohee berada di ruangannya sendirian. Yang lain sudah kabur entah kemana menikmati jam istirahat. Anton juga sudah mengacir pergi setelah nya. Ia awalnya menemani sohee, tapi karena tak kuasa menahan lapar, langsung pergi saja ke kantin kantor.

Sohee sebenarnya hampir saja menitihkan air mata. Karena ia tak pernah mengerjakan pekerjaan secara berlebihan seperti ini. Tapi bagaimana lagi demi kelulusan ia harus susah payah dijadikan budak kerja oleh si park wonbin itu.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Ruangan yang di lapisi cat hitam legam, dengan sedikit di dominasi aroma maskulin yang pekat, tepatnya di ruangan utama direktur perusahaan, bunyi ketikan keyboard terdengar secara jelas hampir di seluruh penjuru ruangan yang luas ini. tangan nya tidak berhenti bergerak mengetik di depan layar laptopnya. Kedua lengan kemejanya di gulung ke atas, Memperlihatkan urat-urat yang menonjol secara jelas. Matanya yang tajam hanya fokus melihat hasil kinerja karyawannya.

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu di ruangannya. Wonbin yang sedang fokus mengerjakan pekerjaannya tidak mengalihkan pandangannya sama sekali ke pintu. Hanya memerintahkan secara dingin.

"Masuk! "

Terdengar ketukan heels melangkah pelan berjalan ke arah meja kerjanya.

"Selamat siang, sajangnim. Maaf mengganggu pekerjaan anda. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa tugas dari beberapa divisi perusahaan sudah diserahkan kepada lee sohee-ssi sesuai perintah anda, sajangnim. "

"Bagus, kalau tidak ada urusan kau boleh pergi sekarang, karina-ssi. " park wonbin memerintah kan karina undur diri dari ruangannya segera setelahnya.

Saat karina berbalik, wonbin lalu tersenyum menyeringai sambil bergumam pelan.

8 lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang