Bagian 13

521 50 19
                                    

Hari demi hari bersilih berganti. Sepekan, dua pekan terlampaui mengikis jarak dan waktu. tidak ada akhir dan tiada batasan yang berarti di dalamnya layaknya menanti jam pasir menjatuhkan butirannya. Segala nya berputar pada porosnya. Ratusan ritme tubuh manusia bergerak acak melalui rutinitas padat di setiap harinya.

Semenjak kebisuan di dalam nestapa hadir, pada lingkaran hubungan yang mulai berkembang di antara kedua insan itu. membenarkan bahwa bukan kah di dunia ini kebahagiaan dan kesedihan di takdirkan berjalanan beriringan kan?

Tiap hari dalam menit dan detik, memaksa kaki nya berjalan di lorong ruangan atasannya, layaknya penguntit memantau objeknya. iris nya yang bening secara eksplisit meredup dengan hasil yang mengecewakan. Tiada lagi panggilan tegas darinya yang terkesan menyeramkan namun sarat akan rindu yang membuncah pada dirinya. Sohee melalui rutinitas magangnya tanpa semangat hidup.

Setetes demi tetes air mata membasahi pipinya. Dari yang isakan menjadi sesenggukan. Setiap hari bekal makanan yang ia genggam harus berakhir sia-sia tanpa di sentuh sama sekali. Sohee benar-benar tidak mengetahui keberadaan park wonbin beberapa minggu ini. Sosoknya bagai hilang di telan bumi. Pesan-pesan yang ia kirimkan beberapa minggu ini tidak menunjukkan tanda-tanda keberadaannya. Tidak ada respon atau balasan yang berarti untuk sohee. Orang-orang disekitarnya kompak merespon dalam ketidak tahuan. Eunseok dan anton seperti sekongkol menyembunyikan eksistensinya.

Setiap waktu rasa cinta ini semakin mengikis energinya. Tidur pun tidak nyenyak, Makan pun tidak lahap, segala hal yang tampak lucu pun jadi seperti menyedihkan. Jujur saja, ia merindukan park wonbin, sangat amat rindu. Bisa kah sosoknya berdiri langsung di depannya saat ini? Rindu nya benar-benar tidak tertahan, menyesakkan relung jiwanya.

Sohee di landa penyesalan yang amat dalam, seandainya ia tidak mengabaikan park wonbin hari itu, dan saling berbicara dengan baik-baik mungkin hubungan mereka tidak sampai serenggang ini.

Sohee setiap saat menanti kabar dari wonbin. ia selalu memikirkan keadaan nya. Apakah baik-baik saja? Apakah ia makan dengan baik? Atau kemungkinan terburuknya apakah wonbin sedang sakit saat ini?

Kepala nya pening memikirkan dugaan-dugaan negatif yang bersarang di kepala nya. Beban pikirannya ikut bertambah melihat seunghan yang begitu terang-terangan mendekatinya. Seolah-olah berlomba-lomba mengambil kesempatan untuk meluluhkan hati nya.

Dalam kurun waktu 3 hari per minggu , seunghan gigih sekali mengajaknya berkeliling mengitari perkotaan. Atau bahkan hanya sekedar dinner di restaurant khusus menyediakan ruang privasi. Atau bahkan membujuk sohee agar mau menemani nya menghadiri jadwal pemotretan majalah. Apalagi crew atau staff artis sering mengira dirinya adalah kekasih seunghan, bahkan menggoda dirinya secara blak-blakan di depan seunghan.

Ketika itu seunghan hanya menanggapi nya dengan senyuman, lalu melirik sohee dengan alis di naik turun kan. Seakan-akan mengiyakan asumsi orang-orang. Padahal nyatanya tidak ada ikatan serius di antara mereka berdua. Lagian sohee juga hanya menganggap seunghan sebagai temannya, tidak lebih dari itu. Bahkan sangking tidak ingin membuat seunghan terbawa perasaan padanya, sohee sering menolak ajakannya keluar. Tetapi sial nya seunghan menyimpan sejuta ide agar sohee mau menurutinya.

Misalnya pada waktu itu sohee sedang tidak ingin pergi kemana pun pada hari itu. Rencananya hanya ingin menghabiskan kegiatannya di rumah. Apalagi sohee kan anak introvert, makanya terkadang ia butuh me time sendirian tanpa harus bertemu orang-orang banyak. Tapi saat itu seunghan dengan mimik wajah memelas dengan alasan minta tolong di ajarkan vokal, untuk persiapan album barunya. Dan ujung-ujungnya ia berakhir di bawa keliling di jalanan seoul pada malam hari sembari menggombali nya tiada henti. Benar-benar licik pikir sohee kala itu.

Tidak hanya itu, setiap kali mereka hangout bersama. Seunghan kerap sekali ingin mentraktir sohee, atau bahkan terkadang memberikannya barang-barang branded bernilai fantastis. Namun bagi sohee itu sudah terlalu berlebihan, tepat saat itu juga sohee menolak dengan tegas pemberian apapun dari seunghan. Terlebih lagi sohee tidak punya kehendak mempunyai hutang budi ke orang lain. Karena itu akan menyulitkan dirinya di kemudian hari.

8 lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang