Bagian 17

450 45 2
                                    

Mentari mengintip kecil melalui celah-celah di bumi, sepintas cahaya menembus sudut-sudut bangunan buatan manusia, Pasir pun berbisik di tengah sejuknya udara pagi. Sorotan langit nan cerah begitu membayangi momentum perayaan kelulusan hari ini.

Di sepanjang jalan yang melintang, banner siswa dengan simbol-simbol menarik berdiri angkuh bagaikan menyambut pemimpin negara. Ornamen sekolah yang formal nampak begitu liberal. Lapangan yang luas di sulap bagaikan pesta di malam minggu.

Sahut menyahut luapan suka cita terdengar dari seluruh penjuru sekolah. Agenda perayaan kelulusan sekolah sudah berakhir dari beberapa menit yang lalu. Siswa berhambur sekedar berfoto selfie atau bahkan saling confess ke crush masing-masing.

Sohee memilih memojok di dekat pohon yang rindang dan tidak begitu jauh dari area event. Mata nya menelisik kumpulan orang yang sibuk menangis, tertawa, bahkan saling berpelukan. Membuat sohee ingin bergabung, namun karena suasana hati nya sedang tidak baik-baik saja, sohee hanya berdiam diri sendirian.

Orang tua nya turut menghadiri acara ini, sohee pun dapat melihat dari bangku para wali murid. Tapi kenyataannya sekarang mereka menghilang entah kemana. Terlebih lagi, anton yang notabene adalah bestie nya, sedang asik bermesraan dengan eunseok.

Sohee begitu terkejut hari ini lantaran mengetahui eunseok dan anton diam-diam sudah menjalin hubungan. bahkan mereka berpacaran terhitung sudah lama, daripada dirinya dengan wonbin. Ah, ngomong-ngomong menyebut nama kekasihnya itu membuat mood nya memburuk.

Sohee amat kesal tatkala sejak semalam, chat nya tidak di balas, panggilan telfon juga tidak di angkat. Padahal niatnya ingin mengundang wonbin untuk menghadiri acara kelulusannya. Namun sang pelaku malah menghilang. Bahkan ketika sohee naik ke podium untuk menerima penghargaan sebagai siswa terbaik, keberadaan wonbin seolah-alah tak kasat mata. Membuat sohee hampir menangis saat itu juga.

Paras cantik sohee terlihat melankonis sekarang, terlebih lagi netranya menangkap siluet seseorang yang tampak tak asing berdiri di hadapannya.
Oh tuhan, Menyebalkan sekali. sohee sungguh tidak ingin bertemu dengan orang ini sekarang.

Sosok di depannya seperti ingin menyampaikan sesuatu. Membuat sohee mau tidak mau bertanya dengan sopan,

" Ada apa hanbin hyung? Apa hyung ingin membicarakan sesuatu yang penting? "

Kebetulan ada beberapa siswa yang berlalu lalang di dekat mereka. Semuanya tampak acuh tak acuh, seakan-akan sudah bukan menjadi rahasia lagi kalau hanbin bucin setengah mati terhadap sohee.

" Bukan hal yang penting sih sebenarnya. Cuma aku harus mengatakan ini padamu sebelum kita berpisah. " Sung Hanbin menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Senyum ramah nya masih terpatri di bibirnya.

" Apa itu hyung, katakan saja padaku. "

" Mungkin kamu sudah tahu, tapi lebih baik hyung mengatakannya secara jelas. Sebenarnya aku punya perasaan lebih dari sekedar hyung kepadamu sohee-ya. Ketika pertama kali kamu masuk menjadi anggota osis, hyung sudah mulai tertarik padamu. Apapun yang kamu lakukan selalu terlihat menggemaskan, hingga sampai detik ini hyung yakin bahwa hyung jatuh cinta padamu. oleh karena itu maukah kamu menjadi kekasih hyung? "

Hanbin mengutarakan perasaannya dengan yakin, tatapan mata nya nampak menyiratkan rasa cinta yang terpendam, kedua tangan besarnya hampir saja menggenggam jari lentik sohee, sebelum mendadak ada lelaki dengan aroma parfum yang sangat sohee kenali berada di tengah-tengah mereka, merengkuhnya posesif. Bahkan wajah sohee di sembunyikan di balik dada bidangnya, di ibaratkan sohee hanya boleh menatap dirinya saja bukan orang lain.

" Anda siapa? Kenapa memeluk sohee seperti itu. Lepaskan dia! "

Sosok itu memandang hanbin dengan tatapan sanksi. Aura dingin nya begitu mencekik sisi keberanian sung hanbin. Diam-diam dengan gengsi ia mengagumi betapa berkharisma orang di depannya saat ini.

8 lettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang