bhadra

17 2 0
                                    

Semua maid yang ada di mansion bhadra, tampak sangat sibuk membersihkan mansion yang sangat megah itu. karena hari ini adalah hari yang cukup penting. setiap tahunnya keluarga bhadra akan berkumpul di mansion bhadra, walaupun hanya sekedar menghabiskan malam natal, dengan makan malam bersama.  tetapi makan malam itu, tak seindah yang terpikirkan oleh orang-orang. karena bisa di bilang pertemuan ini adalah penentu peringkat terbaik, anak-anak bhadra.

angin dingin berhembus halus menerpa jaket kulit milik seorang pemuda berbadan atletis berwajah tampan, yang memiliki tinggi 176 cm. pemuda itu memiliki mata yang indah, berwarna hijau terang. sama seperti ibunya yang berasal dari Jerman. pemuda itu juga tersenyum manis sadari tadi. dirinya pun di kawal oleh dua orang, yang satu berbadan besar, kekar, memiliki warna kulit hitam, wajah yang tegas, tingginya 179 cm, dan terkesan galak. sedangkan yang satu berbadan seperti atletis, tinggi badannya 170 cm, dengan wajah seriusnya yang selalu terpampang, dan kacamata bulatnya. membuat dirinya terkesan seperti anak baik-baik.

"menurut kalian, apa yang akan kakak ku lakukan? jika mengetahui aku tidak melakukan apapun" ucap pemuda. dengan suara sehalus bulu angsa liar, yang memiliki mata hijau terang, seraya mengulum senyum.

"perasaan sombong tuan dias, akan menimbulkan perasaan inferior. seperti biasa" jawab galen. kepada ethan, pemuda bermata hijau terang.

"melihat wajah bodohnya, itu sangat menarik" celetuk ethan. yang semakin melebarkan senyumnya. karena membayangkan bagaimana kakaknya nanti, merasa paling hebat sedunia.

cklak. pintu utama mansion bhadra terbuka, karena para maid membukakannya untuk sang tuan muda ethan navaro bhadra. para maid lalu berjejer membaris, dan memberi jalan untuk ethan, dan kedua pemuda yang mengikutinya.

"selamat datang tuan muda ethan" ucap para maid. seraya membungkuk kan badannya sedikit. sebagai bentuk hormat kepada atasnya.

Ethan segera berlalu. dan berjalan menuju ruang makan. sedangkan kedua temannya menunggu di ruang tamu, Ethan dapat melihat meja makan yang panjang di penuhi makanan lezat, dan kedua keluarganya yang sudah hadir.
ayahnya duduk di paling tengah, dan kakaknya duduk di samping kiri. sedangkan ethan segera duduk di kursi samping kanan.

"maaf saya terlambat. ayah, kakak... " ucap ethan, seraya tersenyum.

kakak tiri ethan, Dias bhadra. yang sekarang menginjak usia 20 tahun itu. menatap ethan dengan senis, karena terlambat 10 menit.
Ethan tentu saja menyadari itu, "maaf kak dias, pr ku terlalu banyak. jadi agak terlambat sedikit" ujar ethan, kepada dias.

"pr, di malam natal seperti ini? apa kamu sedang melucu" jawab dias. seraya tersenyum miring.
"bukan kah kakak sendiri yang menyuruh ku, untuk bersekolah di sekolah internasional. dan terlebih lagi jarak dari mansion sangat jauh" balas ethan. dan itu membuat dias bungkam, karena fakta itu benar. Ethan tahu betul mengapa kakak tirinya itu ingin dirinya mengenyam pendidikan di sma internasional yang ada di jakarta. karena agar dirinya di sibukkan oleh tugas-tugas sekolah, dan agar jauh dari mansion. bisa di simpulkan agar ethan jauh dari ayahnya.

"ekhm!" deham,marlo. membuat intrupsi untuk kedua anaknya tersebut. marlo menatap anak tertuanya itu. "dias tunjukan hasil kerja mu selama satu tahun ini" perintah marlo, kepada dias. dias yang mendapatkan perintah tersebut segera menyuruh sekertarisnya. yang sedang berdiri di belakangnya, untuk memberikan proposal hasil kerjanya. marlo menerimanya, lalu membaca teliti. lembar demi lembar.

suasana berubah hening. karena marlo sedang mengecek hasil kinerja anak tertuanya. dan itu membuat kedua anaknya tidak boleh memulai makan, karena belum dapat perintah dari ayahnya.
tuk. marlo meletakkan proposal hasil kerja dias. lalu marlo menatap anak tertuanya tersebut, seraya menyuruh maid untuk menuangkan secangkir teh hangat. ke dalam cangkirnya.

"kerja mu sangat bagus. tapi kenapa kamu mengusik adik mu?" tanya marlo, kepada dias.

senyum dias seketika luntur mendengar ucapan yang keluar dari mulut sang ayah. dan ethan cukup terkejut melihat ayahnya mengetahui tentang masalah itu.

"apa selama ini ayah tahu?" batin ethan. dan merasa sesuatu yang tidak berjalan sesuai poros yang telah dirinya atur. "m-maksud ayah apa?" tanya dias, sedikit panik. karena bisa fatal jika ayahnya mengetahui perbuatannya kepada ethan.
marlo meniup teh hangatnya, "apa kalian meremehkan ku?" celetuk marlo.

"apa aku di sini harus. berperan seperti ayah yang tak, tahu menahu. mengani masalah kalian" marlo tersenyum tipis, lalu segera meminum teh hangatnya, sedikit.

tak. marlo meletakkan cangkir tehnya, di atas meja yang dingin. "baiklah. akan ku lihat siapa pemenangnya, dan jika kalian bermain kotor. maka bersihkan dengan rapih!" marlo menegaskan ucapannya.

"makan malam cukup sampai di sini" ucap marlo, sebelum dirinya pergi meninggalkan ruang makan. dan meninggalkan mansion untuk pergi ke suatu tempat.

perayaan malam natal yang sangat hampa dan dingin. hanya ada makanan yang tersisa banyak, seperti biasanya. karena tuan-tuan mereka telah meninggalkan mansion tanpa menyentuh makanan sedikit pun. para maid selalu bertanya-tanya kapan kehangatan keluarga bhadra akan terlihat. apakah nanti mereka para maid, akan merasakan melayani musim semi. tidak lagi melayani musim dingin. mereka selalu menantikannya, dalam lorong kegelapan yang entah kapan ujungnya terlihat.

••••

🌟ENJOY🌟

EthanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt