12. Tidak Ada Kata Maaf

2.1K 51 0
                                    

Siang itu suasana keteganganpun tercipta, mereka menatap tidak percaya dengan Amara yang menampar Reza, perempuan penuh kelembutan seketika hilang dalam dirinya, bentakkan yang bahkan tidak pernah mereka dengar dari bibir manis seorang Amara membuat mereka berfikir ini benar benar kemarahannya.

Dengan tatapan penuh kebencian Amarapun membalikkan badannya berjalan melangkah menghampiri Panji dan Irsyad, tapi dengan segera Reza memeluknya dari belakang seraya menangis.

"Sayang aku mohon maafkanlah aku, aku mohon jangan tinggalkan aku." Mohonnya

"Lepaskan aku mas!! kau begitu menjijikan!!" lepaskan aku!!" Ucap Amara seraya mencoba untuk melepaskan.

Irsyad yang melihat itu segera maju untuk melepas pelukan Reza pada Amara dan memang terlepas.

"Bren*sek jangan sentuh adikku!!" Bentaknya seraya melepaskan dan mendorongnya, lalu Rezapun beralih memegang kaki Amara bersujud padanya.

"Tolong sayang, jangan lakukan ini padaku, aku mohon!! aku minta maaf, maafkanlah kehilafanku sayang, beri aku kesempatan kedua."

"Lepaskan aku!!! aku tidak mau bersamamu kembali!!"

Irsyadpun kembali mendorong Reza dan terlepas, dia segera memeluk adiknya menjauhkannya dari Reza, ketika Reza ingin mendekatinya kembali ditahan oleh Kevin dan Chika.

"Kevin jangan pergi dari ayah nak." Ucapnya hendak memegang pipi Kevin tapi ditepisnya lalu dia beralih pada Chika.

"Chika jangan tinggalkan ayah nak, ayah mohon nak." Ucapnya sama hendak memegang pipi Chika tapi ditepisnya.

"KAU BUKAN AYAHKU!! BAGI SIAPA SAJA YANG BERANI MENYAKITI IBUKU!! AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANNYA!!" Bentak Kevin.

"Maaf ayah, aku tidak bisa melihat ibu menangis, dan sekarang aku melihat jelas ibu menangis karena kau ayah, aku kecewa padamu." Ucap Chika dengan derai air mata dia tidak menyangka cinta pertama dalam hidupnya begitu tega menyakiti ibunya.

Pada saat itu Rezapun membeku memandang wajah kedua anaknya yang terlihat sangat membencinya, tapi dia sadar ini memang kesalahannya hanya saja dia tidak rela jika harus kehilangan Amara dan juga kedua anaknya, dia tidak menginginkan itu, dia tidak mau.

"Chika Kevin ayo pergi!!" Ajak Panji menggandeng keduanya.

"Baik eyang." Jawab keduanya menatap tajam pada Reza lalu pergi bersama Panji keluar rumah.

Rezapun kembali memanggil manggil nama kedua anaknya tapi tak dihiraukan diapun kembali mengejar Amara yang berjalan bersama Irsyad keluar dari rumah, diapun menyusulnya begitu dekat Reza langsung menarik tangan Amara dan memeluknya cukup erat, tangis Amara terdengar begitu terisak dipelukan Reza dia memukul mukul dada bidang Reza meminta untuk dilepaskan, tapi dia malah mempererat pelukannya.

Irsyad yang hendak maju merebut Amara dari pelukannya seketika terhenti karena mendengar teguran dari Reza.

"Kau hanya seorang kakak, Amara adalah istriku!! kau dengar!! Amara adalah istriku!! aku berhak atas dirinya!! jadi jangan mencoba untuk ikut campur rumah tangga kami!! kalau kau maju aku tidak segan segan membawanya bersamaku!! bahkan membawanya jauh dari dunia ini!!" Ancamnya menunjuk Irsyad, membuat Amara terdiam dari tangisnya menatap suaminya tidak percaya.

"Bren*sek!! lepaskan adikku!! Teriak Irsyad tapi dia tidak berani mendekati, dia takut Reza berbuat nekat pada adiknya.

"Lepaskan aku!!" Teriak Amara pada Reza

Rezapun melepaskan pelukan tapi tetap menahannya agar dia tidak pergi darinya, Amarapun menatap suaminya, bayang bayang suaminya dengan Saras yang melakukan hubungan terlarang terekam jelas dalam ingatannya, membuatnya mengepalkan tangan hatinya begitu sakit dengan teganya suaminya melakukan hal serendah itu, benar benar sangat menjijikan baginya.

Puncak Lelah IstrikuWhere stories live. Discover now