23. Kesembuhan Reza dan Hancurnya Bima

1K 29 3
                                    

Malam itu seorang Bima tengah terdiam sendiri duduk dikamarnya sembari menghela nafas berkali kali, teringat kejadian yang menimpa asmaranya, dia berfikir kembali tak seharusnya dirinya mengungkapkan kekecewaan dan kekesalannya pada wanita yang ia cintai, ini adalah kesalahannya sendiri berulang kali dia sadari.

"Amara maafkan aku, maaf dengan rasa yang ku miliki ini." Gumamnya seraya terus menghela nafas mencoba untuk menahan semua gejolak rasa dalam dirinya untuk Amara.

Lain halnya dengan Amara yang kini tengah berada dikamarnya ikut merenungi kejadian yang terjadi, teringatlah ungkapan perasaan Bima padanya.

"Kenapa kau tidak pernah sadar Amara!! bahwa aku mencintaimu!!"

"Kau fikir gampang berdiri dalam posisiku yang seperti ini!! tidak Amara!! berulang ulang aku menahan diri menyadari posisiku!! berulang ulang aku menahan gejolak rasa cintaku padamu!! malah membuatku semakin sakit!! apa kau tidak menyadari itu!! yah ini memang salahku!! ini salahku!! salahku yang mencintaimu!!"

Ungkapan Bima terus terbayang dalam ingatannya yang membuatnya menangis, dia bertanya tanya pada dirinya sendiri, apakah dia mulai menyukai Bima, tapi dia terus menyangkal perasaannya tersebut, rasa tidak pantas dalam dirinya terus membuatnya lebih memilih menghilangkan perasaannya saja.

"Aku harus menemui Ibu dan Ayah besok." Gumamnya seraya membaringkan tubuhnya diranjangnya untuk tidur.

*Keesokkan paginya...

Sebelum keberangkatannya ke luar kota, Bima mengecek kembali kondisi Reza terlebih dahulu, dia bahkan terlihat biasa saja tanpa memikirkan kejadian semalam yang menimpanya.

Dia berjalan santai menuju kamar rawat Reza, dan melihatnya tengah duduk seperti biasanya, dilihatnya juga dia telah selesai menikmati sarapannya, masih ada piring dengan sisa makanan dan setengah gelas air putih dimeja yang dilihatnya sudah jelas telah disantapnya.

"Pagi Za?" Sapanya

"Pagi Bim." Jawabnya tersenyum.

"Sepertinya kondisimu terlihat semakin baik hari ini, boleh aku memeriksanya untuk memastikan." Tanyanya pada Reza.

"Silahkan Dokter." Jawabnya mempersilahkan.

Bimapun kembali memeriksanya dan menanyakan perasaan Reza seperti biasanya, dan terlihat kemajuannya yang benar benar sudah sembuh mungkin satu minggu cukup untuk tahap pemulihannya dan memperbolehkan Reza pulang hari ini, tapi tetap dengan peringatan untuk beristirahat total terlebih dahulu dirumah, Rezapun senang dan menganggukan kepalanya.

"Baiklah nanti aku akan meminta pihak Rumah Sakit untuk memulangkanmu dan meminta alamat rumahmu, dua hari sekali aku akan datang kerumahmu untuk mengecek kondisimu sampai aku benar benar berkata kau telah sembuh, kau mengerti?"

"Baiklah, terima kasih atas kebaikanmu Bim, aku tidak akan lupa dengan jasamu ini." Ucap Reza seraya memeluk Bima dengan gaya sesama pria seraya menepuk punggung Bima.

"Sama sama Za, sudah menjadi kewajibanku untuk menolong, baiklah aku pergi dulu masih ada pekerjaan yang menungguku, siapkan dirimu untuk pulang, dan tolong setelah keluar dari sini, kau jangan terlalu berambisi berfikir untuk langsung mencari keluargamu, ingat pesanku kau harus bisa berdamai dengan dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum melangkah, jangan terlalu memikirkan hal yang terlalu memberatkanmu itu saranku agar kau bisa merasa lebih baik." Nasehat Bima yang diangguki oleh Reza.

Ditempat lain Amara tengah berada dirumah mertuanya, dia berkunjung untuk menjelaskan siapa sebenarnya Bima pada kedua mertuanya, awalnya mereka malas membahasnya tapi Amara menjelaskan detail posisi Bima yang memang menyayangi kedua anaknya ditambah dengan kebaikan Bima yang merawat Reza sampai bisa sembuh seperti sekarang membuat mereka kembali berfikir tidak ada yang salah dalam diri Bima, merekapun menyadari dan merasa bersalah pada Bima atas perkataannya semalam.

Puncak Lelah IstrikuWhere stories live. Discover now