21. Dihadapkan dalam Posisi yang Sulit

715 24 0
                                    

Pagi yang cerah menyapa seorang pria yang kini berada dikamar rawat inapnya, senyum indah terlukis diwajahnya, kelegaan dihatinya mulai muncul seiring berjalannya waktu, iya dia adalah Reza yang sedang berjuang melawan gangguan mentalnya dan sekarang harapan kesembuhan itu muncul dalam dirinya, dia mampu menahan diri dan berdamai dengan takdir yang sedang dihadapinya sekarang.

Dalam rasa damainya saat ini, terdengarlah pintu kamar rawatnya yang terbuka menampilkan sosok wanita paruh baya diikuti suaminya tidak lain juga tidak bukan adalah Mira dan Prasetya kedua orangtuanya, membuat Reza langsung menyapa dengan senyumnya.

"Ayah, ibu." Sapanya seraya berjalan menghampiri dan memeluk Mira sejenak lalu melepaskannya.

"Bagaimana kabarmu nak, sudah merasa lebih baik sekarang?" Tanya Mira tersenyum.

"Sudah ibu, mungkin aku sembuh lebih cepat, ini juga berkat Bima yang terus mendorongku untuk sembuh." Jawabnya seperti orang normal pada umumnya.

"Alhamdulillah syukurlah sayang, semoga kau bisa cepat pulih dan benar benar sembuh lalu keluar dari rumah sakit ini."

"Iya bu doakan saja aku, em ayah maaf." Jawab Reza tersenyum lalu beralih pada Prasetya dengan menundukkan kepalanya.

Dia sadar perbuatannya benar benar membuat Prasetya kecewa teringat dengan perkataan Prasetya padanya, kecewa atas perbuatan yang dilakukannya, dengan menghela nafas Prasetyapun menghampiri lalu memeluk putranya tersebut, seakan menerima apa yang sudah terjadi.

"Ayah senang kau sudah terlihat lebih baik." Ucapnya menepuk nepuk punggung Reza pelan dalam pelukannya.

"Maafkan aku ayah, maafkan kesalahan yang telah kuperbuat, aku akui aku begitu bodoh ayah, maafkanlah aku yang belum bisa menjadi putra yang baik untukmu." Ungkap Reza seraya meneteskan air mata dan balas memeluk Prasetya.

"Yang lalu biarlah berlalu, sekarang yang harus kau fikirkan adalah kesembuhanmu dan belajar kembali menjadi pribadi yang lebih baik nak." Nasehatnya seraya melepas pelukan.

"Baik ayah, akan ku lakukan, doakan aku agar bisa sembuh untuk bisa memperbaiki diriku." Jawabnya dengan kelegaan dihatinya lalu menoleh pada Mira.

"Ibu apa kau tau dimana anak dan istriku?" Tanya Reza yang membuat Mira terdiam sejenak, lalu berkata.

"Ibu tidak tau nak, ibu sudah mencoba berulang kali meminta pada mertuamu untuk mempertemukanmu dengan mereka tapi tidak diizinkan, terakhir ibu mengunjunginya tapi tetap saja jawabannya sama, mertuamu tetap dengan pendiriannya menjauhkanmu dengan Amara Kevin dan Chika." Terangnya

Rezapun menghela nafas pendek, dirasanya mungkin mertuanya benar benar sangat membencinya, tapi apalah daya kesalahan yang diperbuatnya memanglah tidak mudah untuk dimaafkan, tapi dia akan berusaha memperbaiki mencoba kembali berusaha untuk membuat rumah tangganya seperti sedia kala, hanya saja dia berfikir Amara masih mau atau tidak melanjutkan rumah tangga dengannya dan mulai membuka lembaran baru memulainya dari awal, bayangan kata perceraian terlintas kembali dalam fikirannya sampai akhirnya tepukan dipundak mengalihkan fikirannya.

"Jangan terlalu berfikir yang memberatkanmu sekarang nak, biarlah takdirmu berjalan sebagaimana mestinya dan cobalah menerima keadaan yang menimpa rumah tanggamu, bersabarlah untuk ikhlas menerima semuanya, menerima semua hasil yang telah kau lakukan, hadapilah konsekuensi segala perbuatanmu nak, ini hanya pesan ayah jadilah pria yang bertanggung jawab sebagaimana perbuatan yang kau lakukan, apapun keputusan Amara kau harus ikhlas menerimanya, jangan seperti ini lagi, ayah tau kau sebenarnya pria yang baik dan bertanggung jawab hanya saja kau memang tengah diuji pada saat itu dan menerima akibatnya sekarang, jadi bersabarlah dan kuat menerima apa yang akan terjadi dengan rumah tanggamu nanti." Nasehat Prasetya yang membuat Reza menganggukan kepalanya mengerti, dia membenarkan setiap kata ayahnya padanya.

Puncak Lelah IstrikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang