Hua Ying pergi menuju klan phoenix untuk menentang sang Putri, awalnya Putri itu akan mengelaknya namun orang tuanya sudah meminta maaf atas kesalahan putri mereka dan Hua Ying memperingatinya untuk tidak mengacaukan orang-orang terdekatnya atau jika tidak, dia tidak akan mengampuni Klan Phoenix.
Seluruh klan menyaksikan bagaimana sang Putra Mahkota Dua Alam di saat dirinya marah, jadi mereka turut memperingatkan sang Putri untuk tidak memaksakan dirinya pada sang Pangeran.
Hua Ying dan Lan Zhan, keduanya sedang bersiap di saat Hua Cheng dan Xie Lian akan mengadakan makan malam bersama di Sekte Yuandao. Mereka turut mengundang keluarga Lan Zhan bahkan keluarga Jiang untuk bergabung, sebab hal ini untuk menetapkan persoalan Lan Zhan dan Wei Ying, menunggu di aula makan, mereka semua merasa gugup tak terkecuali Lan Zhan.
"Bertemu dengan orang tua Wei Ying memanglah luar biasa tapi mengetahui Babanya masih belum memberikan restunya untuk kita membuatku ingin melompat dari atap ke tanah dan membiarkan tanah itu menelanku." pikir Lan Zhan sambil melihat kekasih di sampingnya yang sedang berbicara dengan Yanli dan Jiang Cheng.
"Kau terlihat lebih cantik Ah-Xian." Puji Yanli membuat Hua Ying merona,
"A-Jie, Aku ini laki-laki, seharusnya aku ini tampan." kata Hua Ying,
"Aku tidak tahu harus memanggilmu Hua Ying atau Wei Ying." Kata Jiang Cheng.
"Kalau begitu panggil aku Yang Mulia." goda Hua Ying membuat semua orang tertawa namun Lan Qiren hanya duduk di sana melihat keponakan iparnya canggung.
"Aku lebih baik memanggil seekor anjing Yang Mulia daripada memanggilmu." kata Jiang Cheng dan Hua Ying cemberut. "Baiklah, kalau begitu A-Ying saja."
"A-Ying dipanggil oleh keluarganya di—" Kalimat Wei Yan terpotong di saat pintu terbuka menampilkan seorang pria berjubah putih emas mewah dan di sampingnya seorang pria berjubah merah dengan kupu-kupu perak terbang di sampingnya yang tiba-tiba menghilang.
"Taizi Dianxia, Xue Yue Tan Hua, salam." murid-murid Sekte Yuandao bersama dengan Xiao Xingchen, Wen bersaudara, Song Lan dan Xiao Zhen berdiri membungkuk.
"Yang Mulia, salam."Sapa Keluarga Jiang dan Lan saat mereka membungkuk dan Xie Lian menyiratkan mereka untuk duduk.
Xie Lian dan Hua Cheng duduk, "Sungguh malam yang indah, berkumpul bersama di sini." kata Xie Lian. "A-Ying maukah kamu duduk di samping baba?" Xie Lian bertanya menatap nyalang Lan Zhan yang hanya bisa menelan ludahnya kasar.
"Baba!" Rengek Hua Ying layaknya seorang bayi dan Hua Cheng menepuk keningnya sendiri pada suami dan anaknya.
"Biarkan dia bersama kekasihnya gege, ayo kita makan sekarang." kata Hua Cheng saat semua orang mulai makan.
"Jadi, kapan kalian mengadakan pernikahan A-Xian?" tanya Jiang Fengmian.
"Pemimpin Sekte Jiang, tidak ada pernikahan yang akan di selenggarakan." kata Xie Lian dan Hua Ying menatap Babanya.
"Waah Baba." Hua Ying merengek membuat semua orang terkekeh karenanya.
"Sudahkah kau meminta restu dari semua Paman dan Bibimu?" Xie lian bertanya mencoba mencari alasan.
"Baba, mereka ada banyak sekali dan aku yakin mereka juga akan memberikanku restu mereka, bahkan Qingxuan gege menyetujui kami meskipun ia harus memukul dan menasehati Lan Zhan lebih dulu." Kata Hua Ying sambil menyantap makan malamnya sambil cemberut.
"Yang Mulia, Saya ingin melamar anak anda." ucap Lan Zhan dengan sopan dan Xie Lian melihat ke arahnya.
"Saya yakin Wangji akan menjadi Suami yang hebat untuk Putra anda Yang Mulia." Kata Lan Xichensaat semua orang terdiam dan menyantap makan malam mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putra Mahkota Dua Kerajaan
Fanfiction《Terjemahan》 Zaman dahulu kala, Xie Lian seorang Putra Mahkota Xianle diangkat menjadi kaisar Surgawi yang baru yang menikah dengan Raja Hantu Hua Cheng. Xie Lian kemudian dikaruniai seorang Putra bernama Hua Ying yang kelak menjadi Pangeran M...