Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Hubungan Winter dan Jaehyun sejak hari itu renggang akibat Winter merasa bahwa Jaehyun telah mengambil kesempatan dan melecehkannya pada saat ia mabuk, padahal memang tidak ada salahnya jika Jaehyun ingin menyentuhnya karena dia suami sah Winter tapi masalahnya kembali lagi pada point pertama jaehyun mengambil kesempatan dan melecehkannya pada saat ia mabuk.
Winter tentu saja terkejut ketika mendapati dirinya telah setengah telanjang dipagi hari lalu Jaehyun menjelaskannya, tapi Winter kekeh dengan pendiriannya ia tidak akan mau berinteraksi lagi dengan Jaehyun karena pria bermarga Jung itu sudah sangat keterlaluan menurutnya.
Hari ini tepat seperti perjanjian beberapa hari yang lalu diadakannya photoshoot oleh Jaemin yang mengundang Winter dan teman-temannya sebagai model. Dari tadi pagi hingga menjelang sore hari Winter sibuk dengan pakaiannya,make up dan sebagainya. Karena telah terbiasa apa-apa sendiri jadi Winter tidak menggunakan jasa kecantikan dan fashion lagi kecuali dalam keadaan yang mendesak.
Saat itu Winter memilih cut out cropped top dengan butterfly print sheer short dan cut outside buckle mini skirt dan jangan lupakan rambutnya yang ditata bergaya messy bun.
Winter berangkat ke lokasi pemotretan hari ini bersama dengan Jaemin,laki-laki itu sudah menunggu didepan gerbang rumah. Tanpa berlama-lama lagi Winter langsung turun, begitu ia melewati ruang keluarga sebuah suara mengintrupsinya—dan itu adalah suara Jaehyun, suaminya.
“Mau pegi kemana?”tanya Jaehyun baik-baik sambil mematikan televisi rumah mereka.
“Bukan urusan lo.”balas Winter dengan nada dingin.
“Urusan ku karena kamu istriku, berangkatnya sama sama siapa?”
Winter berdecak kesal.”Apaan sih anjir bacot bener dah lo,gue gak punya waktu buat ngeladenin pertaanyaan lo yang enggak jelas itu.”setelahnya Winter kembali melangkahkan kakinya keluar dari rumah tak kupa membanting pintu utama dengan kuat, agar Jaehyun sadar ia tak mau diatur-atur oleh Jaehyun.
***
Winter berdecak kagum ketika melihat hasil foto yang diambil Jaemin melalui monitor TV yang dipasang,ia mengarahkan lensa camera ponselnya untuk memotret foto yang diambil oleh Jaemin.
“Gimana kak, bagus enggak hasilnya?”tanya Jaemin yang tiba-tiba saja sudah berada disamping Winter.
Winter menganggukkan kepalanya lalu mengangkat ponselnya menunjukkan kepada Jaemin.”Gue foto sementara pake hp gue boleh kan? Sementara nunggu hasil lainnya yang bakalan lo kirim di email nanti.”
“Boleh kak,asal jangan diposting aja dulu.”
Tak lama setelah itu teman-teman Winter bergabung dengan mereka, Giselle yang membawa dua kipas angin kecil menyodrokan satu kipas miliknya pada temannya itu.”Apa?”Winter bertanya masih belum menyambut kipas angin kecil itu.
“Buat lo anjing,masa buat suami lo!”Giselle memaksa Winter untuk mengambil kipas yang ia berikan karena diantara pelipis Winter sudah basah karena keringat cuaca yang sangat panas ini.
“Eh, Kakak udah nikah?”tanya Jaemin tak percaya.
Winter menatap tajam Giselle,padahal ia sudah memperingati teman-temannya untuk tidak pernah membahas pernikahan apalagi Jaehyun pada orang-orang.”Iya gue udah nikah, tapi lo tenang aja soalnya gue gak punya perasaan buat dia.”jawab Winter kikuk.
“Gak boleh gitu kak, gimanapun dia tetap suami kakak lho.”Jaemin mengingatkan Winter dengan perasaan tak enak.
Winter hanya berdehem sebagai jawaban karena ia tak mau memperpanjang lagi, tapi tiba-tiba seorang kurir datang menemui Winter mengantarkan makanan untuknya dengan teman-temannya.
“Atas nama mbak Winter ya?”tanya Kurir itu dengan sopan.
Winter menganggukkan kepalanya.”Iya pak,ada apa ya?”tanya Winter balik sambil melirik dikedua tangan bapak itu yang memegang dua paper bag berlogo tempat restoran ternama.
“Ini saya nganterin orderan makanan untuk mbak Winter sama teman-teman mbak.”kata bapak itu sambil menaruh paper bag diatas meja yang memang sudah terletak disana dari awal.
“Tapi saya enggak ada pesen lho pak.”
“Iya pak, Kakak saya enggak ada pesen makanan tadi mungkin aja salah.”Karina menyambung untuk membenarkan kakaknya.
“Enggak salah ini beneran untuk mbak Winter, sudah dibayar dan yang mengorderkan makanan ini suaminya mbak Winter.”kata bapak itu lagi setelahnya ia berpamitan karena harus mengurus orderan lainnya.
***
“Maksud lo apa ngirim-ngirimin gue sama temen gue makanan gitu?”Winter dengan judes bertanya pada Jaehyun sambil mengambil gelas dirak dan menuangkan air es kedalam gelasnya.
Jaehyun yang tengah memakan mie instant nya menaruh kemabali sendok dan garpunya diatas mangkok lalu menatap istrinya dari atas sampai bawah.”Kamu ngapain sih makai pakaian kurang bahan gitu? Aku enggak suka.”ucap Jaehyun.
“Please jangan ngalihin pembicaraan Jaehyun.”Winter melipat tangannya diatas dada lalu melangkahkan kakinya mendekati Jaehyun dan menarik kursi disebelah Jaehyun.
“Okay aku jawab pertanyaan kamu, karena aku tau kamu belum makan dari pagi makanya aku kirimin makanan dan aku juga tau kamu punya penyakit asam lambung yang enggak boleh nyepelein makan.”
“Dih Jangan sok tau ya! Gue gak pernah punya penyakit asam lambung.”Winter menyanggah.
“Terus obat yang ada didekat nakas itu punya siapa? Punya setan?”Jaehyun kembali menyuapkan makanannya kembali kedalam mulut.
Winter berdecak.”Beneran deh Jae selain mesum lo ngeselin ya!”
“Mesum juga cuman buat kamu sweetheart.”
“Kembali ke topik utama Jaehyun lo gak usah sok peduli pakai ngirimi-ngirimin gue makanan segala.”
“BISA ENGGAK SEHARI AJA JANGAN BANTAH SAYA NGOMONG,SAYA BENERAN PEDULI SAMA KAMU JUNG WINTER!”
Selera makan Jaehyun hilang ia bangkit dari kursi yang ia duduki dan mengambil kasar mangkuknya lalu menaruh diatas wastafel dengan keras, dari wajahnya terlihat bahwa Jaehyun sedang menahan amarahnya.
“Jae-Jaehyun!”panggil Winter tiba-tiba merasa bersalah pada suaminya itu.
Jaehyun menulikan pendengarannya,ia melalui Winter begitu saja dan masuk kedalam ruang kerjanya dengan tak lupa mengunci pintu ruang kerjanya dari dalam karena istrinya itu ternyata mengejar dirinya dan mengetuk pintu ruang kerjanya.
