34. Twins yg Gabut

1.7K 93 2
                                    

Leyla menatap Zander yang sedang menghukum para siswa yang telat atau tidak beratribut lengkap. Ia sekarang berada di lantai 2 dengan lian di sampingnya sambil memakan otak-otak dan jajan lainnya yang berada di tangannya.

“ Ian menurutmu Zender terlibat tidak di rencana keluarganya?” tanya Leyra gabut walau ia tahu jawabannya tpi cuman ingin ngobrol aja jadi ia bertanya

“Dia sudah terlibat sejak berusia 12thn” jawab lian sambil mengunyah martabaknya

Mendengar itu Leyra berdecak kagum sambil menyeruput es boba“ Wow keren bener, umur 12 thn dah ikut andil sama urusan keluarga” 

“Dia kan anak pertama otomatis ia adalah yang akan mewarisi dan yang akan meneruskan usaha keluarganya jadi dia sudah di latih sejak kecil” ujar lian menjelaskan sambil menyuapi martabaknya ke mulut leyra yang menganga minta di beri makan

“Merepotkan” ucap leyra sambil mengerutkan keningnya sambil bersyukur dalam hatinya untung ia bukan yang meneruskan bisnis keluarganya  dan hanya tinggal menikmati hasilnya saja

“Tapi ian dah lama ngawasin Zender? Kek dah kenal banget” tanya leyra sambil menyangga kepalanya dengan tangan kirinya sambil menatap lurus ke arah Zender yang masih sibuk dengan para siswa yang sedang di hukum

“ Lumayan” jawab lian dengan singkat

Setelah beberapa menit twins terus mengawasi Zender karena kebetulan mereka sedang gabut barulah mereka beranjak pergi setelah menghabiskan jajan mereka tanpa medulikan tatapan dingin yang mengarah pada punggung mereka.

Lebih tepatnya tatapan Zender yang menatap dingin ke punggung leyra dan liam setelah mereka beranjak dari tempat mereka makan hingga punggung mereka menghilang di belokan keridor

.
.

  Di sebuah ruangan yang remang remang terdapat 2 remaja laki-laki yang sedang saling berhadap hadapan.

“ Kenapa? Tumben lo manggil duluan buat ke sini?” tanya salah satu remaja yang sedang duduk dengan punggung yang menyender ke senderan sofa sambil menatap lurus ke dinding yang banyak tertempel dengan foto seorang gadis yang di foto secara diam diam

Melihatnya yang tak menatap fokus ke arahnya Arex tak memedulikannya karena sudah terbiasa.
Ia menyesap rokok yang berada di tangannya dan setelah puas baru lah ia membuka mulutnya.

“ Gak bisa kah lo mengejarnya secara jujur dan terbuka”

“Gak bisa”jawab Arser cepat dengan tatapan yang sekarang menatap langsung ke arah Arex dengan mata gelapnya

“Lo ingin main kucing kucingan terus kah” sambil mengerutkan keningnya Arex kembali menghisap rokoknya dengan perasaan yang sedikit buruk karena gaya pengejarannya sangat bertolak belakang dengangannya yang cenderung agresif tapi ia berasa menghormatinya bangaimanapun ia tau kenapa ia seperti ini

“Gue tak peduli dengan pendapat lo tentang metode pengejaranku tapi lo harusmya tau kan gue cuman belum siap, gue gak mau dia mati”ujar arser dengan tatapan kosongnya

“Ar mereka mati bukan karena salah lo”dingin Arex

“Gue tau ok gue bukan anak kecil lagi tapi gue belum bisa ngungkapin cinta lex ke leyla” jelas Arser dengan tangan yang memijat pelipisnya

Arex menatap Arser yang berusaha menghilangkan kenangan yang mungkin kembali ia ingat dangan tenang dan menunggu hingga ia mulai melupakan kenangan buruknya.

“Setidaknya lo jangan menyakiti orang yang ga tau apa apa lkh” minta Arex yang langsung di mengerti oleh arser apa yang di maksud menyakiti orang yang tau apa apa itu

Arser tertawa terbahak-bahak mendengar itu tanpa memdulikan tatapan arex yang menatapnya dengan dingin

“Hahahaha Sejak kapan lo berperi kemanusiaan banget” dengan tatapan lucu ia menatap arex yang sekarang menatapnya dengan dingin

“Karena beruang betina lo ya?” cibir arser yang seketika membuat emosi Arex terpancing

BUGH!!!

“Lo jangan bawa bawa pacar gue bangsat”marah Arex dengan tatapan membunuhnya

Arser yang di pukul telak tak merasa marah atau tersinggung tapi ia malah tertawa kembali dan menatap arex dengan senang “ Nah ini baru arex yang gue kenal wkwk" tawanya sambil menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya

Arex menatap Arser yang tertawa dengan linglung, ia jadi berpikir ulang untuk berteman dengan arser, dia takut ketularan gila.  Jika ia gila kasihan Zera karena harus punya pacar gila.

“ Lo jangan natap gue kaya liat orgil anj gua mah masih waras” kesal Arser

“Bukannya lo emang dah gila y?” tanya arex dengan polosnya

“LO YANG GILA” amuk Arser dengan tatapan kesal sambil beranjak dari sofa dan keluar dari ruangan itu dan memilih untuk pergi

Sedangkan Arex yang di tinggal hanya diam di sofa sambil mengerutkan keningnya dengan tatapan serius “kapan gue gila?”gumam nya bingung. Kenapa dia jadi merasa  makin bodoh y...?

.
.

Di ruang kerja tepatnya di perusahan AVX Company, terdapat daddy fridan yang sedang duduk di ruang kerjanya dengan tatapan yang serius ia menatap dengan cermat pada isi komputer yang menunjukan banyak bukti yang di kumpulkan oleh Livero dari Willanoa.

Tentu juga banyak bukti yang sudah ia temukan dari penyelidikan pribadinya dan hasilnya mirip dengan bukti yang di beri oleh willanoa.

Dan dari penyelidikan yang ia lakukan banyak bukti kejahatan perusahaan yang di kelola oleh Bren yang sekarang adalah kepala keluarga dan yang mengelola perusahaan Morty menunjukan keterkaitan dengan keluarga Draven.

Asal bahan pembuatan senjata ntah amunisi dan lain lainnya kebanyakan adalah pemberian dari keluarga Draven.

“Apa ini yang di maksud dengan sumber daya yang di beri Draven”pikirnya

Banyak bisnis Morty yang diam-diam berkerja sama dengan Draven, ntah perdagangan manusia, narkoba,pertarungan antar manusia yang menjadi hiburan,dan lain-lain. Draven juga melindungi Morty dari penyelidikan dan dari penegak hukum dengan koneksinya yang luas.

Dengan banyak kenalan orang-orang kuat ia bisa melindungi banyak hal dari hukuman dan dapat terus tampil di depan masyarakat dengan citra yang bersih.

Dengan citra yang bersih dan terkenal dengan kemurah hatiannya ia membuat banyak masyarakat biasa semakin kagum dengannya dan semakin percaya padanya hingga bisnisnya semakin lancar dengan sedikit hambatan.

Bisnisnya keluarga Draven yang di ketahui secara umum adalah bisnis real estate dan perusahaan media. Dengan perusahaan medianya ia bisa mengendalikan informasi yang akan di bagikan ke masyarakat sehingga berita yang terkait dengan keburukan mereka bisa di kendalikan dengan kekuasaannya yang sekarang.

“Hahh~ kapan aku bisa pulang”lelah daddy fridan yang pusing dengan banyaknya pekerjaan yang belum ia selesaikan dan bukti-bukti yang belum ia selidiki secara tuntas walau setengah bukti sudah ia bagikan ke sekertaris kepercayaannya untuk di selidiki.

"Kangen istri~" lesunya dalam batin

.
.
.

Yo guys yang setia baca novel ini dari awal sampai sekarang fiks kalian orang yang sangat setia kawan.

Hadeh besok gue bakal up lagi ok bentar lagi jadi sabar ya cinta~

Good bye~

Jumat
6 Oktober 2023

Lazy Antagonis TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang