Bab 41||Penginapan

3.9K 486 51
                                    

Ketika tengah malam tiba, Sasuke terbangun dari tidurnya. Dia berjalan sendiri dan meninggalkan teman timnya lain untuk tetap tertidur. Dia sama sekali tidak bisa tidur kali ini.

Pikirannya memiliki terlalu banyak beban, dan punggungnya terasa berat. Dalam situasi seperti ini alangkah baiknya jika dia bisa memeluk Naruto, agar perasaan dan pikirannya bisa menjadi lebih tenang.

Dia merindukan si dobe...

Duduk di atas tebing dan memperhatikan pemandangan malam. Pikirannya membawanya kembali pada kehidupannya yang dulu.

Setelah bertarung dengan Itachi, dan berhasil membunuh kakaknya itu, pria bertopeng dalam Akatsuki mengatakan semua yang tidak dia ketahui selama hidupnya.

Pikirannya benar-benar di uji saat itu. Sasuke kalang kabut dan kemudian bertujuan untuk membalas dendam pada Konoha, dia membunuh pria tua Danzo yang merupakan dalang di balik pembantaian.

Setelah itu, dia mengambil misi untuk mengurus Ekor delapan. Membuatnya menjadi incaran lima desa besar, dicap sebagai ninja buronan, kemudian hasrat membunuh yang tidak terkendali bahkan sampai merenggut kehidupan. Ikatan terakhirnya.

Naruto...

Tangannya tiba-tiba gemetar dan air matanya tumpah lagi. Dengan tangan itulah dirinya membunuh kakak dan juga orang yang dia sayangi. Dan di tangannya lah banyak nyawa yang tidak bersalah menjadi korban.

Sasuke memiliki ketakutan, takut jika tidak bisa mengubah masa lalu.Meskipun dirinya sudah tahu dalang di balik pembantaian, Sasuke ingin menanyakan segalanya pada Itachi dan ingin Itachi sendiri yang mengatakan kebenaran itu padanya.

Dia membutuhkan kejelasan...

“Sasuke, kau tidak tidur?” Juugo berdiri di belakangnya dan menatap punggung Sasuke.

“Kenapa kemari?” tidak menjawab melainkan bertanya kembali.

“Tidak sengaja bangun, dan melihatmu tidak di tenda. Apa yang sedang kau pikirkan?” Juugo duduk di samping Sasuke dan menunggu pria muda itu merespon.

“Bukan urusanmu, pergilah jangan ganggu aku.”

“Sekarang kita tim. Aku sudah janji akan menemanimu mencapai tujuanmu, jadi katakan saja jika ada yang ingin kau katakan.”

Sasuke menatap Juugo sebentar, memang dari tiga anggota timnya hanya Juugo yang dapat di andalkan. Karin dan Suigetsu memiliki porsi mereka masing-masing.

Sasuke menunduk dan berkata dengan hati penuh kesedihan: “Menurutmu jika dimasa lalu aku membuat kesalahan, dan menyesalinya. Apakah aku.masih memperbaikinya?”

“Tergantung, kesalahan apa yang kau buat. Jika menyangkut nyawa orang, kau bisa memperbaikinya jika orang itu masih hidup, apa yang tidak dapat di perbaiki adalah ketika orang yang bersangkutan sudah tidak ada lagi.”

Itulah yang namanya penyesalan dan Sasuke pernah berada di posisi itu. Juugo benar, orang itu masih hidup dan dia masih belum kehilangan kesempatannya untuk memperbaiki semuanya.

Masalahnya sekarang, Sasuke tidak tahu dimana markas Akatsuki dan dimana Itachi berada. Di kehidupannya yang dulu ada seseorang yang memberitahunya dimana kakaknya berada.

Jika pergi kesana, takutnya dia tidak akan menemukan apa-apa, sekarang ini kakaknya itu pasti sedang berada di suatu tempat bersama dengan Akatsuki lainnya untuk berburu Bijuu.

Ketika pagi hari tiba, Sasuke dan timnya menelusuri hutan menuju ke pemukiman warga. Suigetsu dan Karin banyak mengutarakan keluhan mereka karena tenda bekas milik Orochimaru yang mereka gunakan malam kemarin.

KELAHIRAN KEMBALI UNTUK MENGIKAT MATAHARI ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang