Part 13 • The Truth

454 59 5
                                    

"Gue, lovelicky."

Bella perlu mencerna perkataan Riki beberapa detik lalu.

"Lo, cowo?"

Riki pun mengangguk.

"Gak mungkin." Bella tertawa lirih.

"Mungkin, Bel. Gue orang dibalik akun stroberi yang selama ini lo kira cewe."

"Kenapa lo ga bilang kalo lo cowo. Kenapa lo diem aja??"

Riki hanya diam.

"Jadi selama ini gue sering curhat masalah cewek tuh sama lo???"

Selama ini Bella sering curhat masalah siklus bulanannya dan sering bertanya gimana cara ngatasin nyeri haid itu sama cowok????

Selama ini Bella minta saran jenis bra buat olahraga tuh sama cowok???

"Lo tau gak sih betapa malunya gue nanya hal privasi masalah cewe ke cowo. Apa emang lo sengaja nyamar jadi cewe buat muasin fetish lo itu ya!" Tuduh Bella.

"Astaga Bel gue gak sekotor itu ya. Bukannya gue ga mau ngasih tau lo, gue cuma takut kalo gue bilang yang sebenarnya, lo malah ngejauhin gue dan gak antusias lagi buat curhat sama gue."

"Ya iyalah gila. Cewe mana yang mau curhat masalah itu sama cowo. Kalo lo jujur kan gue bisa ubah pembahasannya." Bella marah-marah namun Riki cuma bisa diam. Gimana pun juga dia salah.

"Bel, maafin gue. Jujur gue gaada maksud kayak gitu, gue cuma pure pengen temenan sama lo gaada maksud lain." Riki mendekat pada Bella dan berusaha memegang tangan gadis itu namun Bella segera menjauh dan menepis tangan Riki.

"Jangan pegang-pegang gue. Gue benci sama lo!" Saat itu juga Bella meninggalkan Riki sendirian di halaman belakang.




Cafe tutup pukul 10 malam namun Selina harus beres-beres terlebih dahulu dan baru bisa balik sekitar jam 23:30. 

Cafe sudah sepi, Selina mengelap meja dan mengangkut kursi ke atas meja. Dikumpulkannya bekas-bekas tisu dan sampah lainnya ke dalam kantong plastik hitam besar.

Wilona dan yang lainnya juga sudah pulang sejak 1 jam yang lalu. Tadi Wilona sempat bilang ke Selina kalo ada yang ingin berkenalan dengan gadis itu, dia adalah temannya Haris.

Selina tidak punya waktu untuk bertemu atau mengobrol dengan orang itu karena pelanggannya malam ini sangat banyak.

Setelah membuang sampah dan memastikan cafe sudah bersih, Selina berganti pakaian.

"Hari ini rame banget ya, Sel." Ujar Kak Lili salah satu karyawan di cafe itu.

"Iya, aku sampe gak sempet makan." Selina belum sempat makan malam karna tadi cafe terlalu ramai. Bukan hanya Selina aja tapi Kak Lili dan Bang Tere juga gak sempat makan.

"Nanti mampir aja ke tukang pecel lele pinggir jalan sana. Jam segini masih buka kok," ujar Kak Lili.

Selina terlalu lelah bahkan untuk makan di warung pecel lele rasanya udah gak kuat. Selina pengen cepet-cepet rebahan dan tidur sekarang juga.

"Iya deh nanti kalo gak mager. Udah cape banget soalnya," sahut Selina seraya memijat pundaknya sendiri.

Karena besok Selina shift pagi jadi malam ini Selina yang kebagian ngunci seluruh pintu cafe dan ngebawa kuncinya.

Hi, Stranger! • 04L ✓Where stories live. Discover now