Part 25 • Sibling Rivalry

418 50 15
                                    

"Kamu udah ganti perban, Rik?" Tanya Mama Riki.

"Belom, Ma." Riki masih menunggu kedatangan Echa dan Bella.

"Ganti dulu nanti infeksi," pinta Mama Riki.

"Nanti ma tunggu Bella." Yah keceplosan.

"Ngapain nunggu Bella, emang kamu gak bisa ganti sendiri." Bisa sih Ma cuma maunya digantiin sama Bella.

"Maksud Riki kalo ada Bella kan bisa sekalian tanya-tanya gitu secara dia anak kedokteran." Ngeles mulu kayak bajaj.

"Oh iya Echa kemana ya, Mama kok daritadi gak liat dia." Echa pergi tanpa pamit sama Mama nya kata Riki gak usah pamit segala orang bentar doang eh gak taunya anaknya malah ngelayap dulu.

"Tadi Riki suruh buat jemput Bella." Mama Riki hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Sepertinya anaknya ini lagi jatuh cinta sampe ngelakuin segala cara buat ketemu sama pujaan hatinya.

"Mama mau kemana kok rapi banget." Riki melihat Mamanya berpakaian rapi dan sangat wangi.

"Mama mau arisan dulu di rumah Tante Arum. Mama udah bilang ke bibi buat siapin makan malam buat kalian." Asik Mamanya gak ada di rumah, kesempatan bagus.

"Oke siap, Ma. Hati-hati ya."

"Kamu tolong jagain Echa ya. Jangan berantem!"

"Iya Maa."





"Waduh motornya kenapa nih?" Motor Gavin berhenti tiba-tiba tepat di samping trotoar.

"Kenapa, Vin?" Sahut Selina yang duduk di boncengan.

"Motornya mogok nih, Sel." Gavin jadi gak enak sama Selina. Maklum motornya udah agak tua jadi suka kambuh penyakitnya.

Mana Gavin yang nawarin buat jemput Selina lagi sekalian makan malam bareng.

Gavin pun mencoba mengongkel motornya namun tetap tidak bisa nyala

"Kita dorong aja ke bengkel. Kayaknya di sekitar sini ada bengkel deh," ujar Selina.

"Sorry ya Sel jadi ngerepotin lo. Lo pasti cape abis balik kerja malah dorong motor." Mau gak mau Gavin dan Selina ngedorong motornya sampe ke bengkel.

"Haha gpp kali Vin." Selina mengusap peluh yang menetes di dahinya.

"Lo belum pernah dorong motor kayak gini ya sebelumnya," tanya Gavin.

Selina menggeleng. "Gue aja gak bisa ngendarainnya."

"Terus selama ini kalo pergi-pergi naik apa?" -Gavin

"Naik kendaraan umum, ada angkot, busway, kereta, kadang nebeng Wilona." -Selina

"Mulai sekarang gak usah naik kendaraan umum atau nebeng orang." -Gavin

"Kenapa?" -Selina

"Kan ada gue, tapi bisa gue pastiin lo gak bakal ikut ngedorong motor lagi kayak gini." -Gavin

"Hahaha gak ah takut ngerepotin lo," tolak Selina secara halus.

"Gue gak ngerasa direpotin kok, gue malah seneng bisa bareng lo terus hehe." -Gavin

Hi, Stranger! • 04L ✓Where stories live. Discover now