2. Gadik Unik

137 9 1
                                    

"Kalian ini gak malu udah kelas 11 dan 12 masih aja suka bolos? Emang ke sekolah gak niat belajar?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kalian ini gak malu udah kelas 11 dan 12 masih aja suka bolos? Emang ke sekolah gak niat belajar?"

Bu Jehan, wanita berumur yang menggunakan hijab itu berkacak pinggang di depan delapan pemuda yang di dapatinya membolos di warung yang memang berada tak jauh dari pertigaan jalan di depan sekolah. Orang-orang memanggilnya warung BUSET, walau sebenarnya sang pemilik bernama bu Siti.

"Kalian juga Rama, bukannya belajar udah kelas akhir, malah bolos-bolos terus! Capek tahu ibu denger keluhan dari guru-guru yang mengajar di kelas kalian!"

"Ya udah, gak usah di dengar bu," acuh Rama--si anak badung yang memang sangat-sangat terkenal dalam urusan kenakalan remaja.

"RAMA!"

"Astaga bu, jangan marah-marah. Kasian itu anaknya di perut," ucap Putra yang langsung mengundang tawa dari ketujuh pemuda lainnya di sana.

"DEANDRA PUTRA RAJEVAN! Ibu gak hamil!" teriak bu Jehan semakin emosi.

"Oalah.. ya saya kan cuma khawatir tadi bu," walau pada kenyataannya dia memang sudah tahu bahwa perut bu Jehan besar.

"Sekarang kalian pilih aja, mau ibu jemur di sini atau bersihin toilet?" sungguh, bu Jehan sudah benar-benar lelah berhadapan dengan kedelapan murid yang sudah sangat kebal akan hukuman ini. Pasti dan akan selalu setiap harinya dia mendapatkan laporan mengenai kelakuan mereka.

"Opsi masuk kelas gak ada bu? Masa pilihannya gak enak semua,"

Jika yang lain mengangguk setuju sembari memberikan acungan jempol akan ucapan Bumi, maka bu Jehan hanya mampu memejamkan matanya sembari mencoba menahan emosinya. "Ya udah kamu bersihin toilet cowok sendiri, Bumi!"

"Hehehe... becanda saya bu. Di jemur aja deh," kekeh Bumi bersama senyum manisnya yang tersungging.

"Ibu gak ada waktu ngajar bu? Masih jam pelajaran loh ini bu," singgung Tria.

"Astaga ibu lupa! Ini karena kalian ini. Awas aja pada kabur, ibu gandain hukuman kalian,"

"JANJI BU!" teriak mereka sembari memberikan hormat kepada bu Jehan.

Baru saja kedelapan pemuda itu bersorak kecil kala bu Jehan baru berbalik, tiba-tiba saja semuanya menjadi sirna kala wanita berhijab itu memanggil seseorang yang kebetulan melintas di area koridor dengan sebelah tangan yang memegang novel.

"Laura!"

Si gadis super disiplin yang di panggil.

"Iya, bu?"

"Kamu dari mana? Kok bawa novel?"

"Dari perpus bu, lagi jam kosong soalnya pak Mahrus gak masuk," jelas Laura.

"Oh, bagus kalau gitu,"

Bu Jehan lantas kembali berbalik, membuat arah pandangan Laura jatuh pada cowok-cowok yang berdiri di depan tiang bendera bersama seragam yang sudah tak beraturan. Ada yang sudah melepaskan 2 kancingnya, dasi yang entah sudah menghilang entah ke mana, dan bahkan ada yang memakai sepatu berwarna putih.

AmertaWhere stories live. Discover now