4. Kisahku Tanpamu

119 12 0
                                    

Tepuk tangan mengisi seluruh ballroom yang dipakai untuk pembacaan Novel perdana Sarah yang sudah terbit. Ya, akhirnya Sarah menerbitkan sebuah karya. Tamat dengan nilai memuaskan dari jurusan sastra membawa Sarah bekerja di sebuah penerbitan ternama.

Ketika ide dalam benak Sarah tak bisa dia tahan lagi, Sarah memutuskan berhenti bekerja memilih untuk fokus pada apa yang dia ingin tulis dalam sebuah buku. Buku pertama gagal dan hanya laku terbit di platform yang juga pembacanya tidak banyak. Kedua juga begitu, hingga ketiga kali ini Sarah merasa sangat bersyukur. Bukunya di persunting penerbit terkenal, dan juga sudah ada produser yang ingin mengadaptasinya sebagai film.

[Sayang, aku tunggu di lobby hotel ya.]

Sarah tersenyum kepada semua pembacanya yang hadir pada acara tersebut setelah membaca pesan dari kekasihnya. Mereka sudah berpacaran selama satu tahun. Namanya Alex, seorang karyawan swasta dengan jabatan yang lumayan baik. Mereka bertemu tidak sengaja di toko buku.

[Senyum mu kurang tulus, aku pernah lihat yang lebih baik dari saat ini.]

Sarah yang membaca pesan baru masuk kedalam ponselnya itu langsung mengamati sekitarnya dengan jantung yang berdegup kencang. Itu adalah Rangga. Nomornya tidak disimpan Sarah, tapi Pria itu masih sering mengiriminya pesan singkat yang tidak pernah Sarah balas.

Tidak setiap hari Rangga mengirimkan pesan, hanya saja Pria itu tidak langsung hilang bagai ditelan bumi.
Mata Sarah terpaku pada seorang Pria yang bersandar di dekat pintu masuk ballroom. Dia tersenyum sambil melambaikan tangannya.
Acara berakhir dan Sarah bersiap untuk menemui Alex di lobby hotel sesuai dengan isi pesan kekasihnya.

Sarah melewati Rangga begitu saja, padahal Rangga berharap Sarah berhenti dan mereka bisa berbincang lama.
"Hei Sarah. Tunggu...," kata Rangga menarik lengan Sarah.

"Ada apa Rangga? Kenapa kamu kesini." Sarah merasa tidak nyaman saat ini karena dia jelas sudah terikat.

"Kau ingat janjiku dulu bukan?"

"Nikmati waktumu sebaik mungkin, aku akan kembali dan saat itu aku harap kau belum milik siapapun."

Sarah tertawa sambil menggelengkan kepalanya "Aku menikmati waktu ku dengan sangat baik Rangga, sampai aku terlena." Rangga tahu maksud dari yang Sarah katakan. Selama ini dia selalu memantau Sarah dari media sosial wanita itu, tidak pernah dia melihat yang paling menakutkan untuknya saat meninggalkan Sarah.

"Aku harus pergi dulu, seseorang menungguku di bawah." Sarah meninggalkan senyumnya dan berlalu meninggalkan Rangga. Sarah tidak habis pikir dengan Rangga, pergi sudah lima tahun dan hanya mengirim pesan yang sama sekali tidak penting menurut Sarah.

Apa Pria itu pikir dia tidak tahu, jika puisi dan kalimat-kalimat manis yang Rangga kirim adalah kutipan dari penyair yang sudah di terbitkan bukunya. Hidup Sarah dan Rangga sudah tidak jalan searah lagi setelah Pria itu memutuskannya dan pergi ke luar negri sana.

Sarah menekan kekesalan dihatinya saat berada di dalam lift, senyumnya dia kendalikan karena Alex sudah menunggu di lobby. Lihat, kekasihnya itu datang dengan satu buket bunga cantik yang diberikan untuk Sarah.
Memeluk Sarah hangat, sambil mengecup pipi Sarah. Pria yang menjadi kekasihnya sekarang ini, baru saja kembali dari dinas luar kota.

"Aku merindukan mu," bisik Alex kepada Sarah ketika mereka berpelukan.

Semua itu tidak luput dari penglihatan Rangga, saat Sarah akan keluar dari hotel dia sempat melihat Rangga ada dibelakang mereka. Rangga hanya diam, dia tidak menyangka ketakutannya menjadi kenyataan. Sarah sudah memiliki orang lain. Pria lain yang menggenggam erat tangannya dan yang memeluknya dengan rasa cinta.

Dia begitu percaya akan rasa cinta mereka berdua, merasa cukup dengan kenangan yang terukir satu sama lain. Ini memang salahnya, bukan salah Sarah. Rangga pergi dari hotel itu membuat janji temu dengan seorang teman lama.

***
Tomi dan Winda menatap malas kepada Rangga, tadinya mereka sangat bahagia karena bisa kembali bertemu seperti dulu. Kemudian wajah antusias dari kedua sahabat Rangga itu berubah, karena pertanyaan Rangga tentang Sarah.

"Lagian ya, Lo sendiri yang salah. Gue kenal kok pacarnya Sarah." Winda meminum jus mangga yang dia pesan di kafe tempat dulu mereka sering datang. Kafe itu masih saja ramai di kunjungi muda-mudi, selain rasa makanan dan minuman yang enak harganya juga sangat bersahabat. Itulah dulu mengapa saat SMA Rangga dan teman-temannya selalu nongkrong disana.

"Lo kenal?" tanya Tomi yang tidak mengetahui hal ini. Sementara Rangga, kepalanya entah sedang memikirkan apa.

"Berat kalau lo mau saingan sama Alex. Dia itu bukan hanya karyawan kantor biasa. Selain punya jabatan, setahu gue keluarganya juga lumayan."

"Soal itu, Rangga juga gak kalah tajir Wind keluarganya." Bela Tomi.

"Ya beda lah. Alex itu saat ini sedang pacaran dengan Sarah. Baik, good looking, dan yang pasti. Selama lo gak ada, dia yang nemenin prosesnya Sarah meraih impiannya. Sementara lo dimana? Gak yakin gue Sarah mau balik sama lo."

Rangga tahu semua yang Winda katakan memang terdengar logis, semua wanita pasti akan memikirkan itu. Rangga tahu apa yang bisa membuat Sarah kembali padanya, ini sangat beresiko, tapi dia akan mencoba demi mendapatkan kembali Sarah-nya.

Setelah dari kafe tersebut, Rangga langsung kembali ke rumah. Di rumah besar tersebut dia melihat kedua orangtuanya masih betah menonton di ruang keluarga. Rangga tanpa basa-basi berdiri di hadapan kedua orang yang sangat berjasa dalam hidupnya tersebut.

"Rangga apa sih kamu ini? Ganggu Mama sama Papa aja, awas!" usir Papanya terlihat kesal dengan Putra satu-satunya yang dia miliki.

"Pa...Ma...,Rangga mau menikah." 

Bersambung....

Maaf baru nongol, dedek bayi dalam perut lagi ngambek semalam. 😅

Dia, SuamikuWhere stories live. Discover now