22. Permulaan Pertengkaran

70 9 1
                                    

Sarah baru selesai mandi, dia sedang mengeringkan rambutnya di depan cermin lalu kembali ingatannya akan masa lalu yang pahit kembali. Semua ini adalah pemicu pertengkarannya dan Rangga, hingga akhirnya mereka berpisah.

Flash back ::

Setelah Dokter mengatakan dia keguguran, Sarah hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Usia kandungannya sudah masuk tujuh bulan, meski belum melihat wajah sang anak tapi duka itu jelas terasa. Terlebih mereka baru saja melakukan acara tujuh bulanan dan dua hari kemudian Sarah mengalami keguguran karena dia terjatuh di tangga rumahnya.

Sarah yang mengurung diri di dalam kamar dan Rangga yang dia sendiri tidak tahu ada dimana, tapi bagi Sarah itu lebih baik karena jika ada Rangga di dekatnya dia akan melihat wajah sedih dari suaminya itu. Sarah mengaku salah, dia lalai menjaga kandungannya.

Sarah kembali menangis, dia memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan wajah disana. Dia terkejut ketika ada tangan dingin yang menyentuh lengannya. Sarah menatap sosok anak laki-laki berusia lima tahun yang begitu manis tersenyum kepadanya. Sarah bergumam kata maaf terus menerus lalu dia menyentuh anak itu, pintu kamar kemudian terbuka mengalihkan perhatian Sarah.

Rangga masuk dan mendekat kepadanya "Sayang ini ada yang mau ketemu sama kita," kata Sarah lalu Rangga dengan tatapan datar hanya menarik napasnya dan duduk dimana tadinya ada seorang anak yang jelas Sarah lihat tersenyum kepadanya.

"Sayang kamu jangan seperti ini terus, sudah satu minggu dan kita harus bisa terima semua ini." Rangga menyentuh lengan Sarah lembut namun Sarah yang merasa Rangga bersikap tidak adil dan terlalu santai menghadapi masalah ini menepis tangan Rangga.

"Kamu gak punya hati ya ! aku bahkan masih terus merasa bersalah dan kamu minta aku baik-baik aja. Sekarang aku tanya, kamu kemana selama tujuh hari ini ?" kata Sarah dan dengan tenang Rangga meminta maaf kepadanya.

"Maaf, aku gak ada di dekat kamu. Tapi aku juga kehilangan anak kita sayang, maaf karena aku ninggalin kamu." Rangga memeluk Sarah yang kini menangis dalam pelukan suaminya itu.

Hari-hari berikutnya Sarah yang masih setia melamun dan menyalahkan diri sendiri sementara Rangga sudah sibuk untuk bekerja, Sarah semakin merasa Rangga menjauhinya. Dia seorang diri saat ini, dan Rangga menjauh karena rasa kehilangan yang Sarah torehkan kepada suaminya itu hingga Rangga mencoba menyibukkan diri sendiri.

"Sayang aku pergi ke Rumah Sakit lalu siangnya ada urusan sama Papa di kantor papa, jangan lupa makan ya." Rangga pergi setelah mengecup kening Sarah. Tanpa Rangga duga Sarah melihat ada pesan masuk dari seorang wanita di ponsel yang sedang Rangga genggam dan nama wanita itu adalah Lia.

Semakin lama Rangga terus sibuk dan Sarah juga tenggelam dalam duninya, beralasan dengan semua tulisan padahal nyatanya hanya sebuah kenangan tentang kehamilannya yang ia tulis. "Aku nanti pulang sore, kita makan diluar bagaimana ?"

"Aku ada kerjaan, kamu sama anak-anak aja yang pergi." Mendengar itu Rangga hanya tersenyum dan pergi tidak lupa dengan kecupan yang selalu dia berikan.

Sore itu Rangga benar-benar pergi dengan anak-anaknya dan Sarah di rumah, ketika Rangga pergi Sarah mengecek tas kerja suaminya itu lalu dia melihat ada alat pengaman pria untu berhubungan intim di dalam tas suaminya itu. Entah kenapa Sarah ingin sekali mengecek tas Rangga dan benar saja kecurigaan Sarah belakangan ini. Pantas saja Rannga tidak terlalu sedih dengan apa yang menimpa mereka.

"Brengsek !" umpat Sarah dan dia mengacak-acak kamar mereka.

Rangga dan anak-anaknya tiba di dalam rumah, setelah memastikan Salsa dan Raga sudah tertidur di kamar mereka Rannga naik ke lantai atas. "Sayang," panggilnya "Aku bawa kesukaan kamu nih, mau makan gak aku temani ya."

Dia, SuamikuWhere stories live. Discover now