Bagian 7

119K 708 2
                                    

Waktu Aqila masih bayi, pemilik panti bernama Mirna menemukannya di depan pintu. Aqila tergeletak menangis dalam balutan kain batik dan tanpa alas apa pun.

Suara tangisnya sangat keras di malam hari yang membuat Mirna terganggu tidurnya. Sudah menjadi tugasnya merawat dan membesarkan anak-anak yang terlantar di panti ini. Entah yang sengaja dibuang atau dititipkan tapi tidak pernah dijemput kembali.

Aqila termasuk anak yang ceria dan paling cantik diantara anak anak yang lain tapi setiap ada orang lain yang datang dan bermaksud mengadopsi anak panti, Aqila selalu berpenampilan aneh seperti ingin terlihat jelek agar tidak menarik di mata calon pengadopsi.

Namun ketika Diva datang seorang diri membawakan banyak pakaian baru, Aqila memperhatikannya dengan senyuman bahagia. Gadis itu bahkan lari ke kamarnya dan mengenakan pakaian yang paling bagus yang dia punya.

Aqila ingin Diva tertarik padanya agar mengadopsinya.

"Anteu. Qia mau baju yunikon. Anteu punya?" Ucap Aqila kecil dengan suara imut nya.

Diva terhenyak sesaat. Hatinya menghangat ketika melihatnya. Wanita muda itu pun berjongkok dan mengajak nya berkenalan.

"Nama kamu Qia?"

Aqila mengangguk lugu.

"Kenalin, nama Tante, Diva."

"Anteu Diva?"

"Bunda Diva." Diva berbisik dan Aqila tertawa kecil.

"Hari ini Tante gak bawa baju yang kamu mau tapi kalo Qia ikut ke rumah, Tante bakal beliin yang banyak. Mau?"

"Mauuu!" Jawab Aqila antusias.

Keesokan harinya Diva pun langsung meminta pada suaminya untuk mengadopsi Aqila menjadi anak mereka. Seringkali datang ke panti yang berbeda-beda tapi baru kali ini Diva jatuh hati dan menginginkan Aqila untuk menjadi anaknya. Sebelum sebelumnya Diva hanya sekedar simpati saja tapi tidak berkeinginan membawa satu diantara mereka untuk ia adopsi.

Mirna juga ikut bahagia karena akhirnya Aqila mau ikut dengan orang tua barunya karena dari sekian banyaknya yang mau pada Aqila, gadis itu akan berterus-terang tidak mau ikut tapi ketika Diva yang mengajaknya, Aqila tidak menolak sama sekali.

Tiba di rumah, Aqila disambut hangat oleh remaja laki-laki yang masih mengenakan seragam sekolah. Tristan tersenyum bahagia dan langsung memperkenalkan diri.

"Hallo gadis cantik! Kenalin aku kakak mu."

"Kakak?"

"Iya. Sekarang bukan cuma bunda Diva dan ayah Ragas yang sayang sama kamu di rumah ini tapi kakak juga akan selalu sayang sama kamu."

Hari-hari yang Aqila jalani penuh dengan kebahagiaan. Diva dan Ragas selalu memberikan yang terbaik untuk Aqila terkesan memanjakan. Aqila menjadi pribadi yang riang, manja tapi juga mudah perasa. Aqila tidak bisa dibentak tapi penurut ketika mereka memberinya pengertian dengan cara yang lembut.

Aqila juga menjadi kesayangan sang kakak, laki-laki yang terpaut jauh lebih tua darinya itu selalu memberinya kasih sayang dan perhatian yang lebih, meski tidak memiliki banyak teman di tempat tinggalnya yang baru Aqila tidak merasa kesepian karena Tristan.

Semua fasilitas untuk Aqila tidak pernah tanggung tanggung, dari segi pendidikan pun selalu bersekolah di sekolah yang paling bagus dan elite.

Aqila dikelilingi dengan kasih sayang dan kemewahan tapi tidak membuatnya menjadi anak yang sombong ataupun keras kepala.

Bahkan sekarang ketika usianya sudah cukup dewasa, Aqila semakin tahu diri mengenai dirinya di rumah ini. Jika sewaktu kecil bisa dengan berani meminta apa pun pada orang tuanya, kini ia harus berpikir ulang karena khawatir apa yang diinginkannya bisa memberatkan mereka padahal tanpa ia tahu, Ragas, Diva maupun Tristan tidak pernah merasa keberatan dan terbebani karena nya.

Naughty Couple [21+] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang