Bagian 18

63.2K 603 41
                                    

"Ayah." Axel memeluk laki-laki berusia senja itu.

"Apa kabar nak? Lama gak ke sini." Wisnu mendekap hangat putra bungsunya itu.

"Baik Yah. Jadi dosen, Axel cukup sibuk."

"Sibuk apa nih? Sibuk ngajar atau sibuk pacaran?" Wisnu terkekeh. "Duduk nak."

Hari ini Axel menyempatkan waktu untuk berkunjung ke rumah ayah dan ibu tirinya. Lokasi nya cukup jauh dari pusat kota tapi lingkungan di sini terbilang nyaman dan aman cocok untuk menghabiskan masa tua ayahnya di sini.

"Ibu di dalem?"

"Nggak. Ibu kamu lagi ke rumah tetangga, besok ada acara nikahan anaknya jadi ibu kamu sama ibu ibu lain pada bertamu dulu."

"Kalo kamu kapan nikah nya? Anak anak ayah udah pada tua tapi kok belum mau nikah sih?"

"Doain aja Yah. Bukan Kita yang gak mau tapi pacar Kita yang susah diajak nikah."

"Hahaha. Calon kamu kan masih muda pasti masih mau main main dulu."

"Bianca selalu ungkit ungkit tugasnya istri Yah. Dia belum siap nikah soalnya belum bisa masak dan lainnya seputar kerjaan rumah. Padahal kan yang Axel cari istri bukan pembantu."

"Wajarlah. Bagus Bianca masih bisa berpikir ke situ kebanyakan wanita zaman sekarang hanya mau enak nya saja dan bahkan sudah menuntut laki-lakinya untuk tidak bersikap patriarki padahal apa salahnya masak buat suami dan anak anaknya? Masa kayak gitu aja udah merasa dianggap pembantu."

"Gak semua tapi ada yang kayak gitu. Punya art di rumah memang perlu tapi bukan berarti sebagai istri tidak bisa melakukan apa apa. Ya seenggaknya bisa lah bikin sarapan dan bekal makan siang buat anak."

"Kayaknya pacar kamu punya kepikiran ke situ, pengen pinter masak biar anak anaknya bisa pamer bekal makan yang disiapkan ibu mereka."

"Dan kamu yang nanti nya sebagai suami jangan terlalu menuntut istri harus bisa ini bisa itu ya."

Inilah yang Axel sukai setiap bertemu dan mengobrol dengan ayahnya. "Pasti dong Yah! Axel padahal udah bilang urusan dapur, rumah, nanti juga Bianca jadi bisa seiring berjalannya waktu. Axel gak maksa, gak nyuruh Bianca untuk megang pekerjaan rumah. Dia sama orang tuanya dijadikan ratu kenapa sama Axel malah dijadiin pembantu?"

"Kalau begitu, jangan cuma jadi dosen! Gajinya gak cukup buat istri dan anak anak mu nanti. Cobalah belajar bisnis, yang kakak mu pegang kan masih punya kamu. Ambil dan kamu urus."

"Itu juga maksud kedatangan Axel ke sini. Kira-kira gpp perusahaan ayah Axel yang pegang?"

"Ya gpp lah! Bara udah kewalahan megang keduanya, padahal udah tugas kamu malah dilimpahi ke dia hehehe."

Lama mengobrol santai sampai pada obrolan serius, setelah makan siang dengan orang tuanya, Axel pun pamit karena ada jam mengajar.

Axel itu dosen laki-laki termuda di kampusnya. Banyak mahasiswi yang naksir bahkan terang terangan menyatakan perasaannya tapi dosen ramah itu menolaknya secara halus.

Tidak sedikit pula wanita wanita yang disebut sebagai ayam kampus pun mengajaknya berkencan, menggodanya agar bisa ia tiduri. Padahal untuk urusan itu Axel sudah punya Bianca, gadis cantik yang selalu membuat burungnya cepat berdiri.

"Pak Axel!"

Seorang wanita berpakaian formal dan ketat menyapanya. Selain Axel, di kampus tempatnya mengajar ada juga dosen wanita yang masih muda. Dia adalah Firdha Agustine. Masih single di usianya yang sudah menginjak 28 tahun.

"Bu Firdha? Bukannya lagi ke Makassar ya?"

"Udah pulang kok pak kemarin... Ini saya bawa oleh-oleh buat bapak." Firdha mengangkat tentengan di tangan nya.

Naughty Couple [21+] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang