Diary Melvan

630 87 2
                                    

Mata yang sembab, bibir yang masih bergetar akibat tangisan, hidung yang memerah dan wajahnya pucat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mata yang sembab, bibir yang masih bergetar akibat tangisan, hidung yang memerah dan wajahnya pucat.

Menggambarkan Retta sekarang. Pikiran nya sedang tak bersahabat. Ia terus-terusan memikirkan sang kekasih yang tengah terbaring lemas di kamar rumah sakit.

'Melvan di nyatakan koma'

Kalimat yang keluar dari sang dokter itu, terus-terusan berputar-putar di otak Retta yang tengah terduduk membaringkan kepalanya di sebelah kasur sang kekasih yang koma.

Tangan nya yang di baluti gelang itu, ia tautkan juga pada gelang yang dipakai oleh Melvan, berulang-ulang.

Gelang yang didapat di Mall digantungi kelinci couple.

Rasanya Retta baru saja merasakan kebahagiaan, tapi ia malah merasa kebahagiaan itu hanya mimpi.

Karna beberapa jam setelahnya, sang pencipta ternyata memberikan kesedihan langsung baginya lewat musibah yang menimpa sang kekasih.

"Baru aja ke-kemarin aku bahagia, tapi kenapa bahagianya aku ilang gitu aja?" ucapnya sembari sesenggukan.

Ia berbicara menatap Melvan yang tengah koma,

"Aku suka kok, kalung yang kamu kasih" air matanya kembali turun.

"Jangan lama-lama ya tidurnya, aku kengen" rendahnya tulus, ia berusaha tersenyum setelahnya

Kemudian bunda Melvan baru saja memasuki ruangan itu,

"Retta, kamu pulang dulu ya. Udah seharian di sini, kamu juga belum tidur. Nanti kamu sakit kalau terus seperti ini" ucap sang ibunda Melvan, khawatir pada gadis yang sedari tadi menunggu anak nya.

Bunda Melvan benar, jika dirinya terus di sini dan malah sakit. Nanti ia tak bisa melihat Melvan lagi, jadi ia lebih baik pulang terlebih dahulu.

Lalu Retta mendekat menuju arah pendengaran kekasihnya, "Aku pulang dulu, sayang" bisiknya lembut, air matanya kembali meloloskan diri pada wajah cantiknya.

"Retta duluan, bunda" lemahnya, salim pada yang lebih tua,

Retta memasuki rumahnya lesu, lelah dan tak ada lagi tenaga untuk menaiki tangga kamarnya, tapi sebelum masuk ke kamar yang bernuansa pink miliknya. Ia melihat kamar yang ditempati Melvan selama sebulan kemarin.

Lalu membuka kamar itu, harum Vanilla sangat terasa di ruangan ini. Ia jadi semakin rindu pada seseorang yang telah menjadi pemilik hatinya saat ini, perlahan melangkah menuju buku yang di timpa oleh satu batang bunga mawar.

Ia mendudukan dirinya di atas kasur dan mulai membuka diary berwarna coklat muda, Retta tak menyangka setelah melihat halaman utama, yaitu foto polaroid dirinya, yang entah kapan Melvan foto dan bertuliskan 'future'.

Setidaknya ada 5 halaman yang baru Melvan tulis, dengan berhati-hati ia mulai membaca,






'Aku telah bertemu dengan seseorang di sore hari saat hujan. Dengan ia tiba-tiba memberikan coklat panas padaku. Dan malah meminta untuk mengantarkan nya pulang. Ibunya mengatakan bahwa anak nya bernama Retta lebih tepatnya Reinetta. Cantik, sama seperti orang nya'






Di halaman kedua,

'Kamu sering marah, cemberut, kesal. Tapi itu malah lucu di mataku, apa aku mulai menyukai mu? Jika memang iya, ternyata kamu telah mencuri hatiku. Netta, oh iya... aku memanggil mu Netta dibanding kebanyakan orang yang memanggil mu dengan sebutan Retta. Jadi untuk saat ini ada 2 panggilan sayang untukmu Netta dan si maung, itu karna kamu sering marah-marah'






Di halaman ketiga,

'Pertama kali aku melihatmu tersenyum, itu malah membuat jantungku deg-degan tak karuan. Aku juga bertanya pada bunda, bunda mengatakan aku tengah jatuh cinta. Tapi setelah aku dalami kembali ternyata setiap aku di dekat mu, jantungku selalu berdetak sangat kencang. Bunda benar, aku telah jatuh hati padamu'






Di halaman ke empat,

'Aku selalu mengumpulkan niat ketika ingin berbicara denganmu. Bukan maksud aku cuek dan tak ingin berbicara padamu hanya saja aku terlalu gugup jika di tatap oleh mu. Maaf jika aku selalu membalas pertanyaan mu dengan anggukan dan gelengan terus-menerus. Karna hanya dengan itu yang bisa aku lakukan'






Di halaman ke lima,

'Besok, tepat saat aku berulang tahun. Hatiku ini sudah benar-benar siap dan dengan percaya dirinya akan mengungkapkan perasaanku padamu. Aku ingin menjadi sang pemilik hatimu satu-satunya. Jika di terima maka ini akan menjadi kado terbaik bagiku. Aku telah menyiapkan kalung liontin yang sangat cantik untuk dipakai sempurna oleh seseorang yang sempurna juga, semoga kamu menerimanya. Reinetta"

"Untuk yang tercinta >3"






Tulisan di halaman kelima itu menjadi tanda bahwa ini tulisan terakhir di malam saat besoknya Melvan bersiap untuk confess pada dirinya, dada Retta semakin sesak dibuatnya setelah membaca halaman terkahir,

"Aku telah membalas perasaanmu, Melvan. Sang pemlik hatiku seutuhnya saat ini hingga nanti" lirihnya

Gadis berponi itu tak menyangka ternyata Melvan sangat romantis, berbeda dengan sikap yang selalu di tunjukkan padanya.

Dengan wajah datar dan sedikit berbicara itu, membuatnya jadi malah ingin marah, kesal, dan cemberut. Apa yang dikatakan kekasih nya benar.

Kemudian Retta memeluk diary itu, dan perlahan ia menjatuhkan tubuhnya terlentang sembari air mata yang terus keluar.

Ia berharap Melvan segera terbangun dari komanya. Retta memejamkan kedua matanya membayangkan jika dirinya tengah menangis seperti ini, Melvan pasti akan memeluknya dan memberikan kata-kata penenang seperti.

"Aku di sisimu, jangan nangis"

Bagaimana cara Melvan yang memperlakukan nya sangat lembut. Retta akan selalu terbuai olehnya, Retta menyukai bagaimana tatapan teduh dan hangat dari Melvan.

Mungkin bukan hanya kata-kata. Tapi Melvan akan memeluk nya erat dan mencium kening nya yang akhir-akhir ini ia sukai.

Ia mengingat kembali saat lagu kesukaan nya diyanyikan oleh Melvan di acara kemah beberapa minggu lalu.

Itu menjadi tanda pertama kalinya melihat Melvan tersenyum, yang membuat hatinya meyakinkan dirinya bahwa ia jatuh cinta padanya. Retta menyukai cara Melvan tersenyum seperti itu. Ia ingin melihatnya kembali saat ini.




---

♡!#^_^*

Negatif Rain

Negatif Rain | BbangsazWhere stories live. Discover now