Keliling Lapangan

657 84 3
                                    

Melvan beranjak keluar dari kamar beruansa pink milik Retta untuk mengambil air minum di dapur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Melvan beranjak keluar dari kamar beruansa pink milik Retta untuk mengambil air minum di dapur.

Kerongkongan nya terasa kering dan sakit akibat drama tak henti semenjak tadi siang. Setelahnya ia mulai mendudukan diri diruang tamu, menonton sajian televisi yang tersedia, hingga bi Rani datang, "Ini makanan nya non"

"Makasih bi" balas Melvan, lalu tatapan nya beralih menuju meja di depan nya, 'Surat Rujukan rumah sakit' amplop putih bertuliskan itu, sedikit mencuri perhatian nya tanpa ragu ia mengambil dan mulai membukanya,

Di surat itu bertuliskan,

Per tanggal Oktober atas nama pasien 'Reinetta Berliani Haris' dinyatakan mengalami penyakit lemah jantung/kardiomiopati. Pasien di haruskan mendatangi rumah sakit secara rutin setiap bulan nya. Dan jika mengalami hal yang berisiko seperti sesak nafas yang menyerang secara tiba-tiba sebaiknya segera datangi dokter.

Deg

Jantung nya berpacu sangat cepat setelah membaca isi dari amplop putih yang ia pegang,"Retta sakit?" gumamnya,

Dan kembali ia membaca untuk memastikan jika surat ini memang untuk Retta, kemudian bi Rani kembali mendekat ke arahnya, di kesempatan ini Melvan mulai bertanya,

"Bi ini surat buat Retta?" ia bertanya karna merasa tak yakin surat ini ditujukkan untuk Retta,

Bi Rani melihat amplop putih yang di pegang Melvan, "Iyaa non. Tuan memberinya kemarin sebelum kembali pergi untuk kembali berkerja" jawabnya,

"Ayah atau bunda nya udah sempet buka surat ini?" tanya nya lagi,

Bi Rani menggeleng, "Engga non. Tuan bilang, berikan saja pada Retta. Tanpa mau tau apa isi didalamnya"

Hati Melvan tentu teriris mendengar kalimat nya, orang tua kekasihnya ini seperti tak peduli dan tak memperhatikan sama sekali pada anak kandung nya sendiri.

Bahkan Retta mengalami sakit pun keduanya acuh tak ingin tau,

"Retta sakit bi" balasnya.

Yang ditanggapi tak percaya, "Beneran non?" ia panik, Melvan memberikan kertas itu untuk di baca nya,

"Ya Allah, non Retta" bi Rani langsung menangis, setelah membaca kertas itu,

Ia kembali bertanya, "Sebelumnya Retta periksa ini ke dokter sendiri?"

"Yang bibi tau, beberapa hari lalu. Tuan dan nyonya yang mengajaknya, tapi setelah itu ia pulang sendiri. Karna Tuan dan nyonya harus bekerja kembali" katanya,

Melvan menghela nafasnya, "Bibi simpan kertas itu yaa, tolong jangan dulu dikasih tau sama Retta nya. Takut dia malah kepikiran"

"I-iyaa non, bibi janji" ucapnya tersenggal karna menangis.

Gadis sedikit berbicara itu melihat ke arah meja kembali, "Obat?"

"Non ini sepertinya obat" bi Rani mulai membaca resep obat yang harus di minum oleh Retta guna meredakan dan mengendalikan gejala.

Negatif Rain | BbangsazWhere stories live. Discover now