5. Sahabat

3 0 0
                                    

Jam olahraga adalah salah satu mata pelajaran terfavorit, tak terkecuali kelas XII IPA 2. Mereka yang baru selesai mata pelajaran pertama, sejarah, langsung pada ke ruang ganti baju. Setelahnya mereka ke lapangan yang di sana udah ada wali kelas kesayangan mereka, pak Wiwi.

"Ayo, semuanya. Jangan lama. Saya angkat telfon dulu, nanti saya balik semuanya harus sudah di tempat."

"Siap, Pak."

Dua jam pelajaran olahraga pun mereka habiskan dengan sedikit pengulangan teori lisan dan dilanjutkan dengan praktek pengambilan nilai. Proses pengambilan nilai dimulai dari service atas dan bawah bola voli dengan membagi jadi 16 pasangan. Yeeun dapat pasangan sama Lomon, si paling famous di kelas XII IPA.

Mereka selesai pengambilan nilai 15 menit sebelum jam istirahat. Karena semua udah kecapekan, pak Wiwi ngasih sisa waktu untuk break sampai jam istirahat.

"Nih, gue punya 2." Lomon ngasih 1 air minum kemasan ke Yeeun yang lagi sandaran di tembok taman.

"Thanks, ya. Capek banget gue."

"Lo pikir lo doang, gerah banget lagi."

Mereka berdua pun ngabisin waktu untuk ngembaliin energi ke tubuh mereka masing-masing.

"Lima menit lagi istirahat." Kata Lomon setelah ngeliat arloji di tangannya.

Dari jarak beberapa meter, Yeeun liat Jihoon lagi jalan bareng Yeri, pasangannya pas ambil nilai tadi. Mereka berdua jalan ke ruang kelas sambil cerita yang kayaknya cerita menyenangkan.

"Lo pernah punya perasaan sama sahabat lo sendiri?" Yeeun nanya ke Lomon.

"Hm, hampir."

"Hampir?"

"Gue hampir jatuh cinta, tapi gue tahan karena gamau merusak persahabatan. Pada akhirnya gue nyesel karena ternyata dia cinta sama gue."

"Kenapa ga lo ajak jadian kalau lo udah tau dia cinta sama lo?"

Lomon narik nafas dalam dan ketawa renyah sambil natap Yeeun. "Dia meninggal, dan perasaan itu gue tau dari catatan yang dia tulis sebelum pergi."

Jlebb

Yeeun jadi panas dingin dan beku seketika. Dia merasa ga enak banget karena ngomongon hal ini.

"Sorry.. Gue ga seharusnya kepo."

"Lo ga kepo, cuma nanya."

"I-iya?"

"Aman itu, jangan dibebanin. Ayo, bentar lagi udah istirahat."

Lomon berdiri dan bantu Yeeun berdiri dengan narik sebelah tangannya. Setelahnya mereka pisah karena Lomon jalan ke kelas dan Yeeun jalan ke loker.

.
.
.

Di jam pelajaran terakhir, seluruh anggota OSIS lagi rapat untuk persiapan penurunan jabatan anggota yang udah kelas 12 sekaligus pelantikan anggota baru dari siswa-siswi kelas 10. Setengah jam sebelum jam pulang pun mereka selesai dengan kegiatan dan bubar ke kelas masing-masing.

Sohyun berdiri di deket jendela ruang OSIS sambil ngeliat ke arah luar, ada anak kelas XI IPS 5 yang lagi ngikutin jam olahraga.

"Lo ga balik ke kelas?"

Sohyun noleh ke sumber suara.

"Males, nanggung."

Jingoo yang tadinya mau balik ke kelas pada akhirnya ga jadi dan sekarang berdiri di sebelah Sohyun. Mereka ga ada ngomong apapun, cuma sama-sama ngeliat ke arah luar.

"Lo ada niatan kuliah?" Jingoo buka suara.

"Ada, tapi bingung."

"Gue juga. Kayak, ga perlu kuliah juga bisa dapat kerja. Tapi kuliah penting untuk bisa dapat kerja."

"Masalahnya sekarang, banyak orang gengsi karena pekerjaan mereka yang ga sesuai dengan jurusan kuliah. Padahal kalau dipikir-pikir, tujuan kuliah itu banyak yang menjadikannya sebagai pengalaman semata. Karena faktanya, puluhan persen orang punya profesi yang ga sesuai dengan jurusan mereka."

Jingoo cuma ngangguk ngangguk dengan penjelasan Sohyun. "Gue dulunya pengen jadi pilot, tapi gue pengen punya gelar di depan dan di belakang nama gue."

Sohyun mutar badan menghadap ke Jingoo dan merasa kalau pembahasan ini sedikit menarik.

"So?"

"Gue pengen punya gelar doktor bahkan profesor, tapi bukan berarti gue pengen jadi dosen atau apapun itu yang berhubungan. Gue tetep pengen jadi pilot, serakah banget ya gue." Kata Jingoo dengan sedikit ketawa renyah.

"Keinginan manusia itu emang ga ada batasnya, kan?"

"Gue juga ga ngebantah itu untuk diri gue sendiri. Meskipun hati dan otak gue perang untuk sesuatu yang akan gue gapai, pada akhirnya gue tetep harus bisa menjalani semuanya sesuai dengan situasi dan kondisi, bukan sesuai ekspektasi semata."

"Apapun itu, lo harus tetap optimis ya. Inget, motivator terbaik dalam hidup lo adalah diri lo sendiri. Gue akan bangga saat lo sukses nanti untuk teriak, HEI, SEMUANYA, LIHATLAH ORANG HEBAT ITU. NAMANYA JINGOO, SAHABAT GUE! Hahaha."

Jingoo ngacak rambut Sohyun pelan sambil ketawa bahagia karena kalimat yang diteriakin Sohyun barusan.

Harapan gue lo ga akan teriak sebagai sahabat gue, Hyun. Harapan gue lo akan teriak sebagai pendamping hidup gue nanti. _Jingoo

.
.
.

27 04 24

Math LoveWhere stories live. Discover now