6. Sesuatu Yang Sulit

5 0 0
                                    

Two Girls Three Boys

Sohyun: gabut nih main yuu

Yeeun: gue lagi di GOR sama jihoon

Sohyun: yah, ga asik
Sohyun: @minjae @jingoo

Minjae: lagi di lapangan basket, jingoo ada match persahabatan
Minjae: sini mau? Gue jemput

Sohyun: mau deh daripada gabut di kos
Sohyun: siapan dulu gue

Minjae: otw gue nih

Minjae dengan semangat langsung berangkat ke kosan Sohyun. Sohyun juga langsung ganti baju ga lupa pakai parfum dan juga make up tipis-tipis.

"Berasa mau jalan sama pacar aja nih gue." Gumamnya ke dirinya sendiri.

Minjae belum sampe dan Sohyun nunggu di gazebo depan halaman kosnya. Ga sampe 5 menit, motor Minjae udah parkir di depan halaman kos. Sohyun senyum cerah dan lari kecil menghampiri sahabatnya itu.

"Buset, dah, wangi banget lo. Ga mandi lo ya sampe parfuman begitu?" Cibir Minjae yang langsung dapat pukulan di bahunya dari Sohyun.

"Sembarangan."

"Anjir, ga mukul sekali aja ga bisa lo?"

Sohyun ga peduliin Minjae dan tetep naik ke etas motor cowok yang tingginya 173 centimeter itu.

Sesampainya di sana, Sohyun jalan di belakang Minjae menuju ke area lapagan basket. Sohyun sedikit ga nyaman karena dia jarang banget ke lapangan basket, dan sekarang di sini cuma ada beberapa cewek karena kebanyakan yang nonton itu cowok.

Merasa ga ada pergerakan lagi di belakangnya, Minjae yang udah jalan 5 meter di depan Sohyun noleh ke belakang ngeliat Sohyun yang berdiri celingak celinguk.

"Lo ngapain?"

"Rame banget cowok."

Minjae menghembuskan nafasnya males dan jalan ke arah Sohyun. Digandengnya tangan cewek itu untuk ikut ke area deket lapangan.

Kok gue deg-degan, ya? Padahal gue udah sering physical touch sama dia. Tapi yang ini beda, kayak, gue ga pengen tangan ini lepas. _Minjae.

"Minjae?"

"Iya?"

"Tali sepatu gue lepas, lo ga mau ngelepas tangan gue? Gue mau ngikat talinya." Kata Sohyun yang ngerasa kalau genggaman tangan Minjae terasa semakin erat.

Minjae sama Sohyun sama-sama ngeliat tautan jari-jari tangan mereka dan Minjae buru-buru ngelepas. "Sorry, Hyun."

Minjae bego, astaga, gimana bisa coba lo ngelamun? Bantin Minjae.

.
.
.

Di lapangan GOR, Jihoon sama Yeeun lagi lesehan di lantai usai latihan. Setelah pelatih mereka pulang, anak-anak juga satu-persatu pada bubar setelah selesai beresin perlengkapan masing-masing.

"Eun, mau ngopi dulu ga?"

"Ga kesorean?" Tanya Yeeun sambil ngeliat jam di hp nya.

"45 menitan lagi sebelum matahari tenggelam."

"Boleh, deh."

Mereka berdua milih beli kopi dan duduk di atas pasir pantai. Kata Yeeun, dia udah lama ga liat sunset.

"Ji."

"Kenapa?"

"Gapapa." Kata Yeeun cengengesan.

"Gaje banget, dah, lo."

Ga banyak kalimat yang mereka omongin. Mereka sama-sama menikmati indahnya view pantai dan sunset yang mulai keliatan, juga perasaan tenang yang mereka nikmati dengan suara ombak yang sesekali pecahan airnya kena ke kaki mereka.

"Pinjem punggung lo bentar." Kata Jihoon. Yeeun yang sedikit bingung cuma nurut waktu Jihoon duduk di belakangnya.

"Fokus ya."

"Ngapain, Ji?"

"Fokus aja, jangan sampe ngga."

Jihon nulis 1 huruf, inisial namanya di punggung Yeeun pake jari telunjuknya.

"Huruf apa?" Tanya Jihoon.

"J."

"Bener."

Lanjut Jihoon bikin gambar hati di punggung Yeeun.

"Kalau ini?"

"Love bukan sih?" Tanya Yeeun mastiin jawabannya bener.

"Satu lagi, ini apa?" Jihoon nanya sambil tangannya nulis huruf Y.

"Huruf Y." Jawab Yeeun.

"Lo tau apa maksudnya? Tanya Jihoon yang sekarang udah balik duduk di sebelah Yeeun.

Yeeun ga jawab 'tau' dan ga jawab 'ga tau' juga. Dia cuma diam natap wajah Jihoon yang sekarang pandangannya lurus ke depan.

"Gue sayang sama lo." Kata Jihoon akhirnya.

"Ji.."

"Apa lo bisa terima gue lebih dari sahabat lo?"

"Jihoon.. lo.. sejak kapan?"

"Ga tau sejak kapan, semuanya terjadi gitu aja tanpa gue tau awalnya."

Bukannya jawab, Yeeun memalingkan wajahnya dari Jihoon dan air mata netes di pipinya. Yeeun nyoba nahan tangis tapi gagal karena bahunya keliatan gemetar.

"Lo nangis?" Panik Jihoon dan megang kedua bahu Yeeun untuk bisa menghadap ke dia. Tapi Yeeun nutup wajahnya pake telapak tangan karena dia ga mau Jihoon liat air yang keluar dari pelupuk matanya.

"Yeeun, kenapa?"

Yeeun cuma jawab dengan gelengan kepala dan Jihoon bawa Yeeun ke dalam pelukannya.

Jihoon merasa bersalah. Entah karena ungkapannya yang ga diharapkan Yeeun, ataupun merasa kalau setelah ini hubungan persahabatannya dengan Yeeun bisa aja merenggang. Yeeun juga yang dari dalam lubuk hati punya perasaan untuk Jihoon, tapi perasaan itu terkalahkan oleh sesuatu yang bahkan Yeeun sendiri sulit untuk ungkapin secara langsung.

"Ji, please, jangan ngomongin hal ini dulu ya. Gue belum siap."

"Yeeun, kenapa?"

Jihoon ga dapat respon apapun dari Yeeun. Setelah beberapa saat akhirnya Yeeun berdiri dan pergi ninggalin Jihoon. Cowok itu cuma natap kepergian Yeeun dengan tatapan yang sulit diartikan. Dalam hatinya, "lo ga suka sama gue, ya?"

.
.
.

27 03 24

Math LoveWhere stories live. Discover now