38

4.1K 188 16
                                    

***
Salma menatap ketiga orang kesayangannya dengan senyum merekah. Ia duduk anteng di kursi meja makan rumah mereka.

"Abaaaang cepaaat..tangan Nay pegal" keluh Kanaya, entah sudah berapa kali. Gadis bungsu Salma-Rony yang sebentar lagi tak akan menjadi bungsu itu berjalan disamping Abidzar sambil membawa beberapa obat dan vitamin yang sengaja Ia simpan di piring.

"Sabar Nay..Abang susah ini. Kalau jalan cepat nanti susunya tumpah" jawaban Abidzar juga masih sama.

Abidzar berhenti sejenak, diam sebentar. Anak sulung Salma-Rony itu berjalan sambil memegang segelas susu hamil. Ia genggam dengan kedua tangannya.

Rony ? Ia mengawasi kedua anaknya itu sambil memegang satu piring aneka macam buah yang sudah di potong-potong.

Salma terkekeh tapi, juga terharu. Anak-anaknya ini lucu sekali.

Semenjak hamil, bukan hanya Rony yang bertambah perhatiannya tapi, juga kedua anaknya. Abidzar dan Kanaya.

Pemandangan semacam itu juga bukan yang pertama kalinya. Mungkin sudah puluhan-ratusan kali. Bayangkan saja hal semacam itu dilakuan tiga kali sehari.

Kedua anaknya saling berebut untuk memberikan susu hamil kepada Salma sampai akhirnya Rony membuatkan mereka jadwal.

Kanaya memberikan susu saat pagi. Abidzar saat siang dan malam tentu saja Rony yang memberikannya susu hamil. Ia juga tidak mau kalah heheh.

"Nay kalau gak bisa sabar..jalan duluan aja. Abang bisa kok sama Papa aja" nampaknya Abidzar mulai jengah dengan keluhan Kanaya yang tidak berhenti sedari tadi.

"Gak mau..Adek tungguin aja. Adek bisa sabar kok"

Rony terkekeh dan memandang Salma di ujung sana seperti berucap 'anak kamu sayang'.

***
"Yeeey...sampe. Abang lama banget, Nay pegal" begitu sampai dihadapan Salma, Kanaya langsung menyimpan piring berisi obat dan vitamin itu diatas meja tepat dihadapan Salma.

"Ih kan Abang takut kalau susunya jatuh. Kalau jatuh kan sayang banget Nay."

"Udah udah..dari tadi debat mulu. Ini Mama kapan bisa minumnya heeem ?" Salma melerai kedua anaknya itu. Abidzar dan Kanaya kalau gak dilerai debatnya bisa panjang sekali.

"Maaf Mama..sekarang Mama boleh minum susu, vitamin, sama boleh makan buahnya. Iya, kan Pah ?" Tanya Abidzar. Rony mengangguk.

Salma mulai melakuan rutinitasnya. Meminum obat + vitamin, minum susu, dan kemudian memakan buahnya.

"Makasih yah anak-anak Mama yang cantik dan ganteng"

"Sama-sama Mama" ucap Abidzar dan Kanaya  kompak.

"Papa gak disebut ?" Rony memelas.

"Oh iya, makasih Papa hihi"

Ah, Rony gemas sekali. Ingin rasanya Ia menggigit pipi tembam Salma. Namun, Ia coba tahan karena takut akan diamuk oleh kedua anaknya terutama Abidzar.

***
Salma-Rony dan kedua anaknya sudah berbaring diatas tempat tidur.

Malam ini Abidzar dan Kanaya sengaja diajak tidur bersama Salma dan Rony. Mau ada yang ditunjukkan katanya.

"Abang sama adek udah siap ?" Tanya Salma.

Posisi tidur mereka saat ini adalah diujung kanan ada Abidzar, Salma, Kanaya, dan Rony diujung kiri. Salma dan Kanaya berada ditengah.

Salma menarik salah satu tangan Abidzar dan Kanaya. Ia arahkan ke perutnya.

"Tuh adeknya gerak-gerak"

"Aaa...wow..dia gerak" teriak Kanaya, heboh.

"Ma..ini adek kenapa gerak-gerak ?" Tanya Abidzar, tangannya masih berada di perut Salma.

"Adeknya lagi senang Bang, karena Kakanya pada pinter dan sayang banget sama mereka. Dia senang, makanya gerak-gerak" jawab Rony.

"Aaa begitu..semoga adek senang terus yah di dalam perut Mama. Adek gak sabar pengen ketemu dan main bareng adek" Ucap Kanaya, senang.

"Sabaar yaah..sebentar lagi kalian udah bisa ketemu sama adek. Doain supaya Mama dan Adek sehat dan baik-baik terus, supaya bisa segera ketemu kalian" jawab Salma. Abidzar dan Kanaya mengangguk.

Cukup lama dan banyak sekali pertanyaan dari Abidzar dan Kanaya tentang adik mereka itu sampai akhirnya mereka tertidur.

***
Salma dibantu Rony keluar dari kamar mandi. Bukannya kembali ke tempat tidur, Salma justru meminta Rony untuk membawanya duduk di sofa. Masih berada di kamar mereka.

"Kok malah duduk sayang"

"Belom ngantuk. Mau duduk disini aja" jawab Salma.

Rony mengambil duduk disamping Salma.

"Apa yang kamu cemasin heeem ?" Tanya Rony sambil mengelus puncak kepala Salma dari samping. Salma sudah menyenderkan kepalanya di bahu Rony.

"Gak ada..cuma pengen duduk aja disini."

Rony menarik nafasnya panjang.

"Kamu pasti overthingking lagi kan jelang melahirkan. Udah yah, gak usah terlalu banyak dipikirin. Semua bakalan baik-baik aja. Ada aku disamping kamu"

Salma mengangguk. Ia menatap Rony dalam kemudian beralih menatap Abidzar dan Kanaya yang sudah lelap diatas tempat tidur. Ia tarik tangan Rony menyentuh perutnya.

"Makasih Mas..aku adalah wanita paling bahagia di dunia. Kayak gini terus yah. Selamanya. Sama aku, tetap disini" ucap Salma.

"Tanpa kamu minta sayaaang. Selalu aku usahakan"

Rony kembali mengecup dahi Salma.

Keduanya larut dalam obrolan hingga Salma mengantuk dan keduanya kembali ke tempat tidur.

Salma sangat bersyukur. Di kehamilannya yang kedua ini, Ia bisa menjalaninya dengan santai. Ia juga lebih mawas, mungkin karena sudah pengalaman. Ditambah dukungan dari para orang tua dan terutama kedua anaknya sangat berpengaruh besar dalam membentuk moodnya disetiap harinya.

Semoga selalu begitu sampai Ia melahirkan.

***
Kayaknya cerita ini bakalan tetap lanjut tapi, bakalan slow update bgt. Prioitasku juga tetap di MH.

Aku bakalan slow update bgt soalnya sekarang udah kerja tapi, Insyallah aku gak bakalan lupain tanggungjawabku.

See you guys

Salam hangat

Salmocean 💙

Tetap DisiniDonde viven las historias. Descúbrelo ahora