31. Menjemput🖤

2.7K 270 17
                                    


Menjelang sore hari, acara utama akan segera di laksanakan. Semua Bangsawan di arahkan untuk segera berkumpul di ballroom karena acara akan di mulai. Setelah acara utama di laksanakan, selanjutnya masih ada acara perayaan maka dari itu para Bangsawan di minta untuk segera berkumpul dan tetap tinggal.

Omong-omong di antara banyaknya Bangsawan, Brigitta tidak berada di sana.

Lalu di mana dia?

Brigitta sedang berada di ruang Istirahat, seorang diri. Ia perlu mengistirahatkan kakinya yang lelah setelah berjalan begitu lama mengelilingi kediaman Ellenberg, karena Ia sempat tersesat. 

Sebenarnya setelah Brigitta berbincang dengan Lonett, Ia sempat berkeliling di area taman untuk melihat pergerakan para Penjaga yang sedang berpatroli dan mengikuti mereka diam-diam. Lalu seperti yang Ia bilang di awal, Ia berakhir tersesat.

Berkat bantuan dari pelayan yang melihatnya seperti orang lilung, di sinilah Ia berada, ruang tunggu. Setelah beberapa saat, pelayan itu datang kembali dan mengabari Brigitta untuk berkumpul di ballroom bersama para Bangsawan lainnya karena acara utama akan di mulai.

Jika semua manusia berkumpul di satu tempat, bukankah kediaman Ellenberg kembali sepi? Berarti Ia bisa menjelajahi isi Kediaman Ellenberg dengan leluasa!?

Kalau begitu, Ia perlu memberi alasan agar Ia tidak perlu hadir.

" Sepertinya kaki ku terkilir." ucap Brigitta seraya mengusap pergelangan kakinya.

Mata pelayan itu tertuju pada kaki Brigitta. " Apa perlu saya panggilkan tabib?"

Brigitta menggeleng. " Tidak perlu, aku akan tetap di sini."

" Anda yakin?"

" Ya. Jika aku sudah merasa baikkan, aku akan segera menyusul."

Pelayan itu mengangguk paham. "Baik Duchess. Kalau begitu Saya pamit undur diri." ucapnya, di balas dengan anggukan oleh Brigitta.

Setelah kepergian pelayan, Brigitta berpikir keras memutar otaknya agar dapat menemukan tata letak ruangan Marquess.

Saat ini Ia tidak bisa memanggil para Spirit, karena kejadian kemarin membuat tubuh dan Mananya melemah. Bahkan aliran Mana pada tubuhnya sudah tidak beraturan, jika saja Ia memaksa menggunakan Mana yang tidak stabil bisa-bisa kondisinya kembali buruk.

Brigitta sadar jika tanpa kehadiran Spirit, Ia tidak bisa melakukan apapun dan hanya mengandalkan otaknya.

Tak masalah, situasi seperti ini akan Ia jadikan sebagai sebuah pelajaran agar Ia tidak selalu bergantung pada mereka dan lebih mengandalkan diri sendiri. Setelah pulang dari acara ini, Ia akan melatih pergerakan aliran Mana-nya untuk lebih kuat dan stabil.

Sudah di putuskan, Ia akan tetap melancarkan aksinya untuk menjelajahi Kediaman Ellenberg meskipun tidak tahu di mana letak ruangan Marquess. Toh, tidak ada salahnya mencoba.

Jika ada yang bertanya, mengapa Ia berkeliaran di lorong? Jawab saja jika Ia tersesat karena tidak tahu di mana letak Ballroom.

Ia yakin tidak akan ada yang mercurigai tindakannya. Memang siapa yang berani menuduh seorang Duchess dari keluarga Leusarpe yang merupakan Bangsawan berkuasa saat ini?

Lagi pula hubungan antara Leusarpe dan Ellenberg dalam kondisi baik. Jadi tidak ada bukti yang akan mengarahkannya pada tindakan kejahatan.

Yah, walaupun niatnya mengikuti acara hari ini sangatlah buruk.

Brigitta bangkit dari duduknya, melangkah mendekati pintu, membukanya sedikit untuk melihat keadaan sekitar. Ia tidak melihat tanda-tanda kehadiran penjaga yang sedang berpatroli, dengan begini Ia dapat melancarkan aksinya.

Antagonist Pride! Where stories live. Discover now