V ; old love

119 15 5
                                    

"hanya orang-orang bodoh yang sulit move on yang berkata orang lama akan selalu jadi pemenangnya. bukankah bodoh jika membaca novel usang yang bad ending berulang kali?"

____________

Ruangan putih yang seperti klinik kesehatan itu begitu hangat dibandingkan klinik-klinik lainnya yang terasa lebih dingin dan aroma kimia dari obat-obatan biasanya begitu menyeruak. Klinik ini tentu saja berbeda karena bukan klinik kesehatan untuk manusia, tetapi hewan. Setiap sudutnya saja banyak pernak-pernik mainan hewan peliharaan bahkan gambar anatomi hewan terpampang di dinding, bukan gambar anatomi manusia.

Di sana, pemuda pemilik bibir ranum dengan wajah sedikit ada campuran darah orang barat itu hanya bersandar di kursi kerjanya. Ia sedang berada dalam mode santai sebab hari ini tak ada pasien hewan yang datang, terlebih lagi ia hanya seorang dokter hewan yang masih magang. Tangannya yang kekar seperti orang rajin pergi gym tengah menggenggam ponselnya. Jempol yang ia miliki sudah hampir satu jam hanya menggulir layar.

"Cih, tolol banget si Raga. Dating apps kok buat cari objek, cari cewek buat ONS-an lah haha," ucapnya bermonolog seraya memasukkan identitas dirinya.

'Karel Zerga Alaric'

Begitulah ia mengetikkan namanya ketika mendaftar akun di aplikasi kencan yang sama dimainkan oleh temannya, Raga. Sebagaimana stigma di khalayak umum, aplikasi kencan tak hanya digunakan sebagai sarana mencari pacar, tetapi ada sisi gelap juga. Masih banyak pengguna yang tidak bijak menjadikan aplikasi kencan sebagai transaksi One Night Stand. Salah satu pengguna yang bertujuan untuk itu adalah Karel. Jempolnya kini sudah memulai menggulir layar ke kanan atau ke kiri. Jika ke kanan berarti 'accept' atau meminta untuk 'match', begitu pun sebaliknya jika menggeser ke kiri.

Sepasang mata Karel melebar simultan sudut bibirnya naik begitu menemukan banyak gadis cantik dan sexy. "Wow, there's a lot," decaknya senang. Terkadang ada perempuan penjaja diri yang terang-terangan menuliskan identitas dirinya jika mereka tengah jual diri di bio, tetapi ada juga yang tidak.

"It's boring," ucapnya bermonolog lagi setelah setengah jam menggulir dan membalas pesan. Ia merasa bukan tipenya mencari pasangan one night stand di aplikasi kencan, ia lebih suka datang ke kelab malam dan mencari yang paling menarik.

Karel menutup aplikasi kencan dan bahkan langsung uninstall aplikasi tersebut. Baginya buang-buang waktu. Aplikasi sampah, gumamnya dalam hati. Ia lebih suka bermain aplikasi sosial media, sudah jelas banyak gadis selebgram yang lebih berkualitas untuk dijadikan one night stand. Pasalnya, mereka yang menawarkan diri untuk menemani Karel secara gratis. Memang enak gratis, tapi ia tak mau jadi pria bajingan yang menikmati tubuh wanita dengan gratis. Kerap kali Karel membelikan barang-barang mewah sebagai imbalan sudah memuaskannya.

Saat bermain di fitur 'explore' dari sosial media tersebut, Karel menemukan salah satu selebgram yang menarik perhatiannya. Ia mengecek profilnya. Pemilik username @/alettatmj sukses membuat Karel penasaran.

"Kayak kenal," gumamnya. Kepala Karel miring sedikit seraya bola matanya bergulir ke atas menatap plafon, bibir bawahnya menganjur, dan ujung ponselnya ia ketuk-ketukkan pada dagunya. Begitu ia mengingat sesuatu, wajahnya tiba-tiba cerah simultan tubuhnya duduk menegak. "Di Home Cafe. Gue sering lihat di sana. Haruskah gue cek ke sana?" Bibirnya menyeringai, tubuhnya beranjak dari kursi, dan melepaskan jas putihnya yang berakhir disampirkan di kursi kerjanya. Sepasang kaki Karel melangkah ke tempat sesuai yang ada di pikirannya.

***

Selain bar, kafe adalah satu tempat Aletta mengentaskan ruwetnya pikiran. Bedanya, di bar ia menenggak alkohol demi mengentaskan ruwetnya menghadapi kehidupan secara menyeluruh baik kehidupan kampus, karier, keluarga, dan soal personal lainnya. Sedangkan di kafe ia menyesap kopi yang sepahit kehidupan guna menyelesaikan ruwetnya pikiran menyoal kehidupan kampus dan karier secara sadar. Dari padanan katanya sudah berbeda, yang satu mengentaskan, sedangkan yang satu menyelesaikan. Terlebih lagi, Home Cafe adalah tempat di mana ia merasa seperti sedang di rumah. Tak hanya suasana, tetapi ada orang yang membuatnya disambut yang tak pernah ia terima lagi di rumah sebenarnya Aletta.

Fate Mate Where stories live. Discover now